Opini n Komentar Mhs 2023

Opini dan Komentar
Setelah mengikuti kelas Pengukuran dan Metrologi sejauh ini dengan dosen
pengampu Prof. Raldiartono saya banyak belajar dan mendapatkan ilmu baru dari
seorang Prof. Raldi karena beliau merupakan seorang yang mengagumkan dan cukup
disegani tidak hanya dilingkungan DTM FTUI, tetapi dilingkungan FTUI sampai
Masyarakat juga sangat disegani karena karyanya yang sangat membantu banyak
orang.
Satu hal yang membuat saya terkejut adalah saat mengikuti kelas ini ternyata Prof.
Raldi merupakan dosen yang sangat amat mengikuti perkembangan zaman dan tidak
terpaku pada metode masa lalu yang dahulu digunakan atau yang sudah terbiasa
digunakan. Prof. Raldi membawa kami memasuki era baru dalam perkuliahan karena
metodenya yang sangat berbeda dan mengikuti perkembangan zaman yang cepat ini,
salah satunya adalah metode pengukuran berbasis mitrokontroller yang merupakan hal
baru dan tidak mudah untuk dipelajari.
Akan tetapi Prof. Raldi langsung mengajarkan kami hal tersebut tanpa harus
mempelajari metode lama yang menurut Prof. Raldi sendiri sudah cukup usang dan
memiliki banyak kelemahan. Pengukuran berbasis mikrokontroller ini merupakan salah
satu teknologi yang cukup canggih yang dapat membantu kita dalam pengambilan data
untuk rentang waktu dan jumlah data yang besar. Sehingga kita tidak perlu menghitung
satu per satu karena datanya sudah berbentuk dokumen excel yang mudah untuk dibaca.
Materi yang didapat dari mata kuliah ini bisa menjadi dasar untuk mata kuliah lanjutan ataupun dalam dunia lain seperti pekerjaan, karena dalam engineering sudah tentu akan bermain dengan pengukuran dan materi ini bisa menjadi dasar yang akan berguna nantinya. Mata kuliah ini juga mengajarkan kita cara mengolah data yang baik dan benar agar data yang didapat tidak terlalu jelek dan berantakan saat terjadi keanehan pada satu atau dua data saat dilakukan pengukuran.

Kita diajarkan untuk merekayasa hal yang bisa direkayasa agar hasilnya lebih baik dan masuk akal dibandingkan
sebelumnya dan ternyata rekayasa merupakan hal biasa dalam bidang ini sehingga kita
harus dilatih agar terbiasa dalam merekayasa sesuatu saat menghadapi masalah.
Opini saya sendiri untuk mata kuliah ini saya rasa waktunya sangat sedikit jika hanya
2 SKS. Mungkin jika dirubah menjadi 3 atau bahkan 4 SKS saya rasa mata kuliah ini
bisa memberikan ilmu dan nilai lebih kepada mahasiswa Teknik mesin sebagaimana
yang sudah saya Terima disini. Namun saya merasa masih cukup kurang karena
menurut saya bidang pengukuran bisa dieksplor lebih dalam lagi.
Pada mata kuliah ini juga ditunjukkan bahwa alat-alat yang digunakan untuk
melakukan pengukuran sederhana berbasis mitrokontroller sebenarnya tidaklah begitu
mahal dan sesuai dengan kantong mahasiswa, sehingga pengukuran dengan cara baru
yang canggih ini bisa dilakukan oleh semua mahasiswa. Apalgi Prof. Raldi membantu
kami meringankan beban dengan membuat kelompok berjumlah 3 orang dengan
maksud agar pembeliaan dari peralatan yang akan digunakan bisa dibagi rata sehingga
beban keuangan yang dikeluarkan bisa berkurang dan akan sangat membantu keuangan
mahasiswa yang bisa dibilang cukup pas-pasan.
Prof. Raldi dalam mata kuliah ini dibantu dengan 2 asistennya yang sangat terampil
dan telaten dalam membantu kami mengerti cara mengukur berbasiskan mitrokontroller
ini sehingga kami semua bisa dibimbing secara keseluruhan tanpa ada yang merasa
tidak mengerti karena kedua asisten dari Prof. Raldi sendiri langsung turun tangan
untuk mengecek dan memastikan langsung kondisi dari setiap kelompok saat di kelas
agar jika terjadi kendala bisa langsung diselesaikan saat itu juga. Seperti yang terjadi
dengan saya dimana Laptop saya menggunakan lisensi Microsoft Home & Student
yang ternyata tidak bisa digunakan untuk macro yang nantinya dipakai untuk parallax
dalam menerima data temperature hasil pengukuran. Namun asisten dari Prof. Raldi
dalam hal ini Bang Juan langsung cekatan dan memberikan solusi langsung untuk saya.
Sehingga saya tetap bisa melakukan pengukuran menggunakan laptop saya tanpa harus
merubah lisensi atau meminjam laptop daru teman.

Pada hari pertama praktik pengukuran juga sempat terjadi kesalahan pada kode yang membuat kami semua tidak ada yang berhasil dalam percobaan pertama. Namun Bang Juan langsung sigap dan
mencoba – coba kode lain sehingga kami bisa melakukan pengukuran dengan kode baru
yang dibuat oleh Bang Juan langsung di dalam Kelas.

Tentunya kami sangat berterima kasih kepada Prof. Raldi dan asistennya karena sangat sabar dalam membantu kami memamhami materi dan hal baru ini. Kami juga ingin meminta maaf jika saat
pelaksanaan kelas dirasa kurang kondusif dan cukup merepotkan Prof. Raldi dan asisten
karena kami semua kebingungan saat pertama kali menggunakan alat dan metode ini.

-0-

Mhs lain.

Materi yang diajarkan prof raldi beserta asdosnya sangat lah sulit, tetapi dengan penyampaian dan
pemaparan beliau yang sangat bagus saya dan teman-teman mahasiswa lainnya mudah mengerti,
terlebih PPT yang dipaparkan oleh beliau dikirim ke WAG Sehingga kami bisa dengan mudah
untuk me review apa yang dipelajari. Kemudian pembawaan beliau saat memaparkan materi
sangatlah luwes dan tidak kaku. Cara mengajar beliau sangat interaktif yang membuat kami
sabagai mahasiswa yang diajar oleh beliau menjadi lebih paham dan berani untuk berpendapat.
Saya sangat senang dan bangga memiliki kesempatan diajar dengan Prof. Raldi di mata kuliah
Pengukuran dan Metrologi ini. Pengalaman yang mengesankan untuk diajar dengan beliau.
Terima kasih saya ucapkan untuk Prof. Raldi dan jajaran Asdos yang membantu kami selama
proses pembelajaran. Semoga selalu diberi Kesehatan ya prof…

-0-

AHmad M Altaf

  • Sedikit bercerita selama setengah semester di mata kuliah pengukuran dan metrologi
    Bersama prof. Raldi awalnya saya mengira mata kuliah ini berfokus ke materi namun
    nayatanya mata kuliah ini berbasis praktik, karena itu pemahaman saya mengenai
    pengukuran itu berubah bahwa banyak hal yang dapat mempengaruhi pengukuran
    dan keakurasian dalam pengukuran. Dengan dilakukannya mata kuliah ini saya
    semakin bersemangat untuk memperlajarinya lebih dalam lagi karena setelah saya
    cari tahu, saya mendapati bahwa mata kuliah ini sangat berguna untuk kedepannya
    entah itu saat mengabil tugas akhir, penelitian, bahkan di dunia kerja nantinya. Mata
    kuliah ini juga mengajarkan tentang teknologi terkini dalam pengukuran yaitu kita
    menggunakan esp8266 sebagai DAQ-nya dan menggunakan Arduino.ide untuk
    softwarenya yang mana ini terhubung dengan mata kuliah lain yang menyebabkan
    pemahaman yang sinkron antara keduanya dan menunjukan bahwa DTM terus
    mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat dan cepat.
  • Komentar saya terhadap mata kuliah ini tidak ada saya hanya ingin mengucapkan
    banyak terimakasih kepada prof. Raldi dan asisten atas waktu, tenaga, dan Ilmunya.
    Banyak sekali hal yang saya dapat ambil dari mata kuliah ini tidak hanya ilmu dalam
    bentuk hardskill juga softskill berupa penyelesaian masalah, manajemen waktu, dan
    banyak lagi. Untuk kesekian kalinya saya ingin mengucap banyak terimakasih kepada
    Prof. Raldi atas motivasi dan semangatnya yang selalu membara sejak pertama kali
    bertemu di mata kuliah PTM dan tidak pernah luntur untuk menjadikan mahasiswa
    DTM UI menjadi engineer yang punya peranan penting bagi kemajuan Indonesia
    saya berdoa dan berharap prof. Raldi selalu sehat dan dapat melihat engineer masa
    depan Indonesia lahir dari mahasiswa-mahasiswa prof. Raldi.
  • Saran untuk mata kuliah ini berdasarkan pengalaman saya adalah penting juga untuk
    memastikan bahwa mahasiswa memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep
    teoritis di balik pengukuran teknik dan akuisisi data. Ini akan membantu mahasiswa
    dalam menyelesaikan masalah dan mengembangkan solusi yang kreatif.

Penyelamatan Bayi di NTT

Sepenggal Cerita Tim Inkubator Teknik Mesin Undana dari TTS

“Di desa Nenoat, Kecamatan Nunkolo”, demikian balasan WA dari ibu bidan setelah saya menanyakan lokasi orang tua bayi. Tempat yang saya sendiri belum pernah kunjungi. Dengan bantuan google map & bertanya ke beberapa orang, kita mencari tahu posisi desa. Ternyata desanya lumayan jauh dan jalannya tidak bersahabat dengan mobil pendek penggerak roda depan seperti punya saya.

-0-

Bapak Ben Vasco Tarigan penulis artikel ini, adalah dosen di Univ Nusa Cendana Kupang. Tahun 2017 Kami bekerjasama (Tim UI dan tim UNDANA) untuk merealisasikan ‘mini-factory’ inkubator di UNDANA dan terrealisasi setahun kemudian. Sejak saat itu mereka sudah bisa membuat sendiri inkubator berkat adanya kerjasama yang berbuah manis, fruitful.

-0-

Solusinya, saya dan istri sepakat untuk menyewa mobil yang bisa digunakan ke desa. Satu masalah selesai. Tapi timbul pertanyaan lain, siapa yang kuasai jalan kesana kalau lewat Oinlasi. Semua tim inkubator tidak ada yg tahu. Disela-sela pembicaraan, salah satu anggota tim berkata, “beta pung ade sa bapa. Dia orang Persekutuan Doa yang sering pi pelayanan kesana. Adek su tau2 medan disana”. Maka segera si adek dikontak. Si adek bersedia dan akan menunggu di Kota So’e.

Dua kali kesempatan kami pergi ke Kec.Nunkolo, dua kali juga Raymen Boymau (nama si adek) menolong kami. Selama perjalanan, wajahnya sangat tenang wlo kondisi jalan menanjak disertai belokan tajam. Sedangkan kami memilih diam sambil menahan nafas 😁. Kelincahannya memainkan gigi 1 & 2 pada posisi menanjak, sedikit menggambarkan kelihaiannya.

Selama perjalanan Raymen bercerita klo dia sudah sampai hampir sebagian besar desa di Mollo, Amanatun dan Amanuban bersama persekutuan doa. Kondisi jalan ekstrem, atau jalan dalam kondisi cuaca hujan bukan masalah baginya. “Beta su biasa bapa. Paling son enak klo abis ujan karna ban akan batatanam”, demikian katanya.

Saat kembali ke So’e, saya bertanya kepadanya. “Raymen son ada pelayanan ini hari ko?”. Saya lontarkan pertanyaan ini karena di persekutuan doa, dia juga membantu memainkan beberapa alat musik seperti gitar, bas, dan keyboard. “Ada bapa. tapi bapa dong su kontak duluan beta. Jadi beta antar inkubator sa. Ini ju pelayanan a. kotong pi tolong orang ni”.

Menjelang masuk kota So’e, kita sempat diskusi dan tercetus ide bagaimana melibatkan kelompok-kelompok persekutuan doa di TTS untuk menjadi agen relawan. Pertimbangan ini muncul karena hampir setiap bulan kelompok2 ini turun ke desa-desa dan ini sangat membantu memperpendek distribusi inkubator bila harus diantar dari Kota Kupang. Semoga rencana ini bisa kita matangkan bersama Tim Inkubator Teknik Mesin UI.

Note: Raymen paling kiri. Kakaknya (Anggota Tim Inkubator Teknik Mesin Undana) tengah berbaju putih

Testimoni pemakai inkubator

Sudah berselang dua tahun lebih, kami meminjamkan secara gratis inkubator bayi untuk bayi prematur di rumah. Paling concern tentu para ibu yang punya bayi atau masih akan punya bayi lagi. Demikianlah, dan salah satu ibu punya blog dan cerita di blog tentang aktivitas SOSIO_TEKNOPRENEURSHIP di Dep Teknik Mesin FTUI. Secara diam-diam tanpa memberitahukan pada beliau saya reposting saja… Seakan-akan membuktikan dampak positif dari kegiatan pengabdian masyarakat kami di UI.

Sewa Inkubator GRATIS…

Peminjaman inkubator GRATIS untuk di rumah.

Kontak SMS +62816-1992186, Email koestoer@eng.ui.ac.id

Bayi Kembar Tiga Triplet

TRIPLET
Sudah 2 bulan yang lalu saya memperkirakan akan ada permintaan peminjaman incubator untuk bayi kembar. Kami mengantisipasi beberapa permintaan sebelumnya, mungkin sudah 3x ada yang meminta pinjam incubator bayi kembar. Dari ketiga itu hanya satu kami layani yaitu permintaan kedua untuk bayi Anindita dan Anindiya  lihat di

https://koestoer.wordpress.com/bayi-kembar-sudah-sehat/,

tentu dengan meminjamkan incubator single biasa tapi dipakai berdua. Kelihatan juga di foto mereka berdua rada kesempitan, padahal inkub yang kami pinjamkan itu yang ukuran paling besar yang ada ditempat kami.
Oleh karena itulah kami kemudian berusaha membuat incubator untuk bayi kembar. Kali ini dengan memodifikasi inkub no 3 yang palibg besar. Dipannya diangkat beberapa sentimeter sehingga dua bayi bila diposisikan melintang bisa cukup leluasa. Dirancang bangun oleh Ibnu Roihan ST (baru jadi nih…waktu diminta bantu dia masih skripsi, jadi terpaksa nurut). Manufakturingnya diserahkan pada Ir Syarifudin Kepala Teknisi, walaupun agak lambat tapi akhirnya selesai juga. Belum selesai barangnya sudah ada permintaan dari seorang ibu di Grogol, bayinya kembar. Setelah 3 hari komunikasi SMS akhirnya keluarga ini tidak jadi meminjam inkub karena bayinya bisa tetap di RS dan pembayarannya ditanggung asuransi hamper 100%. Konon menurut info ibu itu sudah 15 hari bayinya di RS biayanya sudah sampai 60 juta. Tapi karena dibayari oleh asuransi mereka tenang-tenang saja.

inkubator bayi kembar

inkubator bayi kembar

Belum seminggu jadi…tahu2 muncul lagi permintaan peminjaman dari Bandung. Yang ini nenek sayang cucu (ibu Rani), “Ponakan saya melahirkan bayinya kembar, di Rumah Sakit biayanya tinggi, bapak bayi kurang aktif, jadi saya yang carikan incubator”, demikianlah nenek sayang cucu berceloteh tentu melalui SMS juga. Besok paginya sudah datang mobil besar untuk mengangkut incubator bayi kembar ini karena saya sudah kasi tahu harus pakai mobil setara kijang panther. Karena special untuk bayi kembar ukurannya p x l x t ini adalah 80 x 70 x 150 cm3. Pak Syarif sebagai asisten saya urusan incubator sudah saya sms sehingga pagi2 beliau sudah menyiapkannya termasuk timbangan bayi, dan surat peminjaman. Hari ini berarti sudah ada seminggu incubator bayi kembar itu berada di Bandung.
Tahu-tahu menjelang tengah malam kemarin muncul SMS permintaan peminjaman. Mari kita lihat komunikasi SMS nya.
-0-
B: Selamat malam pak..maaf menggangu..kl boleh sy mau pinjam inkubator untuk bayi triplet sy bisa atau tidak? biaya rumah sakit mahal sekali.sy minta tolong pak
Isteri sy:hany Yolanda Anak kembar triplet sy: Haikal (2kg) Haidar (1,8kg) Haiman (2,5kg) Lahir:14juli2013 Nama sy:Bagus adi leksono Pekerjaan:swasta Alamat: Pamanukan Subang
Sy mau minta tolong pinjam inkubator,sy bersedia ambil dan kembalikan bila anak2 sy sudah baik pertumbuhan fisiknya.sy mohon bantuan prof.
-0-
Wuuhh… Dalam hati saya, baru minggu lalu ada bayi kembar sekarang bayi kembar tiga ? Gimana ya nyebutnya… betul TRIPLET gitu kali ? Kenapa jadi banyak yang dobel dan tripel gini sekarang ya ?
Hal ini agak mengherankan saya, untunglah kami sekarang sudah mengantisipasi.
Jadi…sampai dengan akhir tahun lalu. Kami hanya memiliki 6 inkubator dari berbagai jenis. Sedikit saya cerita sejarah peminjaman incubator gratis ini. Karena asalnya bikin inkub untuk RS, maka awalnya yang ada adalah 2 inkubator besar dan satu incubator tak sempurna. Yang terakhir ini kerjaan mahasiswa beberapa tahun yang lewat, belum selesai bikin ini itu tim sudah bubar berantakan, jadi aja nongkrong ngejogrog barang setengah jadi (Si Irjun tuh…). Lalu oleh tim 2012 Kristof dan Dimas, incubator yang terbengkelai ini direparasi. Maka jadilah ada 3 inkubator awal dan yang terakhir inilah yang paling besar yang kemudian kami rubah jadi incubator untuk bayi kembar. Akhir tahun lalu dan awal tahun ini kami sudah memiliki armada 6 inkub dengan komposisi 3 besar dan 3 kecil. Yang tipe kecil, lahir karena kebutuhan untuk kemudahan transportasinya maka ukurannya dibuat kecil dan hemat energi. Lihat artikel tentang inkubator grashof di blog ini juga. https://koestoer.wordpress.com/2012/08/07/inkubator-grashof/

Hatta suatu saat di awal tahun 6 penghangat ini dipinjam semua, dan pada saat itu juga datang 6 permintaan peminjaman melalui SMS. Maka dengan sangat berat hati dan terpaksa, saya menjawab SMS itu demikian ” Kami ingin sekali menolong bapak ibu dengan meminjamkan inkubator kami dengan gratis, namun dengan sangat menyesal kami tidak dapat memenuhi permintaan, karena semua inkubator yang ada sudah dipinjam semua”. Gak enak rasanya menjawab demikian itu, karena tentu mereka sangat kecewa dan tak tahu harus minta tolong kemana lagi. Timbullah niat saya untuk memperbesar armada ini. Mulailah saya kirim email pada beberapa orang mantan murid dan teman dekat, bila mereka ingin infaq sedekah jangan jauh2 tapi nyumbang aja buat  bikin inkubator. Berdatanganlah bantuan itu dari kiri kanan, bahkan cukup malah lebih untuk bikin beberapa  inkubator lagi. Segera saya realisasikan, jadilah 4 inkubator rumahan, 2 dari kayu dan 2 dari metal.  Satu diantaranya saya sumbangkan untuk agen kami di Jawa Tengah yaitu di Pemalang melalui kemurahan hati rekan dosen Dr Ir Jos Istiyanto. Hal ini sesuai dengan visi misi kami untuk mengembangkan aktivitas sosial ini ke seluruh wilayah Indonesia. Berarti langkah pertama sudah dimulai melalui Pemalang Jawa Tengah. Jadi daerah Jawa Tengah bayi prematur  yang memerlukan peminjaman inkubator gratis, silakan kontak mel Pak Jos

Bapak Jos Istiyanto, no HP +6287780977472,

Email : josist@eng.ui.ac.id

https://koestoer.wordpress.com/inkubator-gratis-di-jawa-tengah/

Bersama asisten kami merencanakan untuk membuat Phototerapy untuk bayi kuning, karena sebelumnya memang ada juga permintaan alat ini untuk bayi kuning. Sekarang masih dalam tahap manufakturing, biar lambat insya Allah akan selesai sebelum lebaran ini.

Let’s go back to our SMS conversation…

-0-

A: Boleh dtg senin pagi
B: Terima kasih banyak prof. Kira2 pakai mobil avanza bisa ngga prof?
A: Bisa
B: Itu untuk 3 bayi muat prof.
A: 3 inkubator…
Kami bisa meminjamkan inkubator gratis, Tlg kirim info dg email (kalau ada, kalo gak sms jg boleh). 1) nama bayi (kalo kembar tulis semua) 2)tgl lahir 3) berat lahir 4) nama ibu, HP, email 5)nama ayah, HP, email 7) alamat lengkap 8) R Sakit mana 9) Kapan bisa pulang. 10) Tahu drmana ttg kami ?- Email saya koestoer@eng.ui.ac.id

B: Jd 1 bayi 1 inkubator prof?maaf prof malam2 menggangu.ini sy msh d rmh sakit prof.anak2 sy msh di RS di inkubator. Biayanya sampai skrg sdh 23jt. Sy iseng browsing dpt no telp prof.
A: Bayi prematur memang berat biayanya, jd kami menolong ortu bayi dg home incubator, jwb dulu info data yg kami butuhkan
B: Nama bayi(triplet):
1.Haikal (2kg)
2.Haidar(1,8kg)
3.Haiman(2,5kg)
Lahir:14 juli 2013    Hp isteri:081319208879    Hp suami:081381416010   Email isteri:Yolandahany@yahoo.com
Email suami: Bagusadi38@gmail.com  Sementara ini masih dirawat di RS.Mekar Arum Jl.Cipendeuy subang

A: Alamat rmh lengkap ?
B: Desa Kertajaya
Rt 02 Rw 01 no 45
Kec.Tambak Dahan
Kab.Subang

2 dari 3 bayi triplet sedang di fototerapi

2 dari 3 bayi triplet sedang di fototerapi

-0-

Itulah cerminan dari kegiatan Pengabdian Masyarakat di Dep Teknik Mesin FTUI ini, sudah banyak bayi prematur yang tertolong. Mengapa bisa lancar sekarang ini ? Rumusnya sederhana… KERJAIN AJA GAK USAH BANYAK CINGCONG…

Nanti Allah yang akan membantu segala sesuatunya, buktinya cabang Jawa Tengah sekarang sudah mulai bisa jalan.

Sekaligus dalam rangka bulan Ramadhan ini, mari kita doakan agar bayi-bayi prematur kita yang mengalami berbagai kesulitan diawal kehidupan bisa tertolong semua dan jadi sehat walafiat beriman dan bertaqwa, untuk bisa bermanfaat bagi bangsa dan umat.

Menyelamatkan satu nyawa berarti menyelamatkan semuanya…

Raldi A.K. 19 Juli 2013.- Ramadhan ke 10.-

-0-

Lihat juga artikel lain tentang inkubator:

MAKSA PULANG BAYI PREMATUR

MENOLONG BAYI PREMATUR

BAYI PREMATUR

INKUBATOR DES 2009

LAB NICU – FTUI

DEWI TVONE DILIPUT RALDI-TV

GRATIS KOQ GAK PERCAYA

GELAR ILMU DAN INVENSI

TERIMAKASIH DARI CILEBUT

-0-

Editing 20 Juli 2013, 06.15.

To chat with Ratna and other friends, turn on chat.
Chat Conversation Start
6 hours ago

Prof. Raldi apa kabar? Sedikit curhat, hr ini saya berbuka puasa dengan teman-teman di Aceh.. Cerita-cerita, salah seorang teman yg bbrp bln lalu tinggal di Serang akhirnya harus kehilangan anak keduanya yg lahir prematur (anak pertamanya jg meninggal dlm kandungan)..Anak keduanya ini lahir prematur umur kandungan 7 bulan. Hampir sebulan di RS, akhirnya keluar RS krn tak mampu lg bayar RS..dan otomatis hrs melepaskan inkubator utk anaknya…karena tdk tau informasi dimana dan bagaimana meminjam inkubator tanpa hrs opname di RS, akhirnya anak keduanya hanya dapat bertahan hidup sebulan dirumah…Sedih sekali saya mendengar kisahnya…seandainya saya tau, saya akan menghubungi Prof dan mhn meminjamkan inkubator tsb untuk anaknya….Tapi yaa semua memang sudah takdir Allah….Semoga inkubator yg Prof ciptakan, dapat terus bermanfaat membantu ibu-ibu yg sangat membutuhkan alat ini untuk anak tercintanya…Terima Kasih

salam bu Ratna… Kalau mau bantu di Aceh ? kita bikin agen fasilitator peminjaman gratis inkubator bayi. Bisa saya awali dg menyumbang gratis 1 inkubator dari UI Depok.
Assalamualaikum wr.wbWaahh boleh sekali pak….Alhamdulillah sekali jika bs dibantu…karena selama ini, saya sering berhubungan dengan ibu-ibu perempuan di daerah/desa2 yg jauh dr kota Banda Aceh…Terima Kasih Prof….Saya senang sekali dan berterima kasih sekali kepada Prof Raldi yg membantu kami ibu-ibu di Aceh.. Mengenai mekanismenya seperti apa, nanti Insyaallah jika saya kejakarta, kita bs berdiskusi kembali…

4 hours ago
Tolong pikirin bgmn cara mbawa kesananya…
2:54pm
Iyaa pak, Insyaallah saya usahakan bagaimana caranya bs dibw ke Aceh…

Danardono dan Isti Surjandari

DTM-FTUI dan DTI-FTUI hari ini tgl 20 Maret 2013 pukul 10.00, menambah perbendaharaan guru besarnya. Dikukuhkan dalam sidang Dewan Guru Besar Univ Indonesia yang dipimpin oleh Prof Biran Affandi, dua guru besar baru yaitu:

1. Prof Dr Ir Danardono Agus Sumarsono DEA PE.
Dengan pidatonya yang berjudul: Menuju Kemandirian Industri Alat Transportasi Darat Nasional Masa Depan Berbasis Penguasaan Teknologi Rancang Bangun dan Manufaktur.

2. Prof Ir Isti Suryandari Prawiradinata MT MA PhD
Dengan pidatonya yang berjudul: Peran Rekayasa Kualitas dalam Meningkatkan Daya Saing Industri di Era Globalisasi.

Sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Teknik Univ Indonesia.

Jumlah GB di FTUI saat ini ada 42 orang dan di FKUI 35 orang, itulah dua fakultas yang terbanyak jml GB nya di UI.

Selamat kepada kedua guru besar baru dan selamat juga untuk Departemen Teknik Mesin dan Departemen Teknik Industri, semoga membawa manfaat bagi bangsa dan Negara.

Students Now Leaders Tomorrow

Begitulah kira-kira judul yang lebih cocok untuk ceramah saya pada kuliah perdana Kapita Selekta untuk mahasiswa dari dua departemen yaitu Teknik Kimia dan Teknik Mesin. Tentunya kali ini bukanlah kali pertama saya berbicara pada kuliah perdana Kapsel (begitu disingkatnya oleh mahasiswa), mungkin sudah yang kelima atau keenam kalinya, bahkan berturut-turut. Jadi sudah hampir mengalahkan Rudy Hartono juara olahraga bulutangkis di tournament All-England yang menjadi juara 7x berturut-turut. Entah mengapa pak Idrus sebagai dosen pengelola dari Dep Teknik Mesin selalu meminta saya untuk memberikan kuliah perdana Kapsel ini padahal ibu Tilani sebagai pengelola dari DTK pastilah sudah bosan melihat saya setiap kali, sekalipun saya tidak pernah merasa bosan untuk bertemu dengan ibu Tilani, karena dulu kami semua berasal dari satu jurusan di Teknik Mesin beberapa puluh tahun yang lalu.

Behind the scene

Ada baiknya saya cerita dulu tentang beberapa hal sebelum muncul di panggung Auditorium K301. Pak Idrus melalui SMS mengusul judul, yag buat saya rada aneh ‘Asam Urat’. Sambil mengatakan judul yang aneh malah menarik utk mhs. SMS nya yang ke 2 kali menegaskan “Betul judulnya itu ?” Ya gpp lah, saya pikir ada baiknya ditambah dengan kata-kata yang lebih serius supaya terkesan gak main-main. Jadilah judul itu lumayan cukup aneh tapi menarik

  • Asam Urat, Karier dan Musik     –

Baru sekali rasanya ada judul ceramah macam ini… Memang 2-3 minggu sebelumnya saya terkena penyakit asam urat sampai tak bisa jalan lihat tulisan saya tentang asam urat dengan akar melinjo.

Biasanya slide ppt yang saya bikin ada k.l. 10 an slide. Tapi kali ini sebenarnya saya tak mau pakai slide, maunya saya ngomong aja terus kaya stand-up komedi. Namun karena ada judul musiknya, mau tak mau harus pakai musik dong. Jadilah saya persiapkan, sambil mikir musik macam mana yang pantas utk ditampilkan. Sudah lama saya berniat utk kasi ceramah dibarengi dengan musik. Kalau boleh saya ingin jadi orang pertama yang bikin ceramah dibarengi dengan musik bahkan musik menjadi bagian yang integral dari ceramahnya. Dan hal ini sudah saya kerjakan bebrapa kali di kuliah Kapsel ini. Awalnya saya Cuma putar video saya lagi nyanyi bersama The Professor Band, bahkan sampai 2x ceramah tetap saya putar video yang sama. Nah kali ini harus lain dong, pasti nanti ibu Tilani bosan lihat videonya yang itu-itu saja. So mulailah saya cari mencari video saya yang lagi nyanyi. Untung ketemu waktu dulu th 2009 saya pernah nyanyi di FISIP-UI. Lain daripada itu saya juga mau kasi tunjuk bukan videonya saja tapi juga permainan music saya, untuk itu saya bawa gitar dan flute. Semester lalu saya sudah kasi ceramah dengan permainan music flute (suling). Jadilah dua alat itu saya bawa, dan sebenarnya saya agak malu bawanya ke auditorium atas. Karena nanti kalau ketemu orang pasti semua akan nanya ini itu “Koq bapak bawa alat-alat music, emangnya mau ngamen?” Terus saya jawab apa dong tergagap-gagap pastinya… lha wong orang mau ceramah koq yang dibawa alat musik.

Asam urat warning utk hidup sehat

Jumlah mhs yang hadir lebih dari 100 orang kalau boleh saya perkirakan ada 120 an kali. Kebanyakan tentu semester 6 lah kira-kira (saya memang tidak tahu Kapsel itu m.k. semester berapa ?), tentu usianya sekitar 20 tahunan. Yang cowo ganteng dan gagah yang cewe cantik dan pastinya semua kelihatan smart gitu, itulah sebabnya saya selalu bersemangat ceramah di depan orang muda harapan bangsa ini. Tentunya mereka ini juga masih sehat bodinya dan jarang kena penyakit. Tidak seperti kami yang tua-tua ini yang setiap hari bicaranya tentang penyakiiiit aja,,,… Coz why ? coz memang orang sudah berumur penyakit selalu ada-ada saja, baik pria maupun wanita. Dan banyak diantaranya yang terkena asam urat. Bicara kesehatan dengan anak muda pasti gak nyambung, tapi yang mau saya share justru bukan bagaimananya, tetapi tentang Paradigma Kesehatan yang saya pegang sejak 10 th ini. Jadi sudah sejak tahun 2000 saya tidak pernah minum obat dokter. Bagaimana bisa ? Aneh kah ? Lucu kah ?

Utamanya adalah saya tidak mau dijadikan tabung reaksi oleh dokter. Kalau kita flu saja lalu pergi ke dokter, maka lulusan fak kedokteran yang katanya pandai-pandai ini akan memberi kita obat minimal 6 macam. Obat sakit flu nya sendiri Cuma satu sedang lima yg lain adalah obat yang bukan-bukan. Yang Cuma utk nambah koceknya si dokter saja. Ada vitamin ini itu, ada anti biotic ini itu, pastilah bikin kita tambah gak enak badan. Itulah yang saya bilang kita dijadiin tabung reaksi sama lulusan Fak kedokteran yang salah didik itu, tanpa mengecilkan arti dari dokter yang benar-benar bekerja dengan baik (inipun kebanyakan dokter di daerah). Dan kemudian salinan resepnya mereka kasi ke detailman yang segera menghitung jatah prosentase utk dokter dari harga obat yang dibeli pasien. OK lah system yg kurang baik itu tak usah kita panjangkan lagi, tapi sekarang paradigma tadi. Kesehatan dari badan kita tentu tak lepas dari hubungan INPUT-PROSES-OUTPUT. Prosesnya sudah Tuhan yang bikin, proses yang sempurna. Saya bilang orang Bioproses tentu paling mengerti masalah ini, tanyalah pada mereka. Sehingga tinggallah inputnya kita atur, utamanya adalah MAKANAN. Kalau input bagus dan berkualitas pastilah outputnya juga akan bagus. Energi, dan semua yang terlihat ditubuh kita jadi proporsional, seperti layaknya orang-orang muda yang ada didepan saya waktu ceramah, energik dan bersinar. So…aturlah makananmu… jadi makanan yang mana yang bagus itu ? Tubuh kita ini sudah match dengan apa yang ada di alam. Coba deh pikir, jaman dahulu kan orang makan dengan sumber yang ada di alam ini saja. Jadi buah segar dan sayur segar itulah pasti yang bagus. Ikan dari sungai atau laut langsung dimasak. Jadi masih segar dan enak tidak didinginkan dulu sampai berhari-hari. Buah dan sayur segar itu hanya memerlukan waktu 15 menit dilambung utk nanti diproses terus ke usus. Sedangkan makanan yang sudah banyak diproses dan panjang pasti memakan waktu lama pizza kek… blackforest kek…, walaupun enak tapi lambung memerlukan waktu lama untuk menguraikannya. Dengan demikian proses yang lama ini memakan energy yang banyak dari tubuh kita, krn menggunakan otot dan syaraf bawah sadar. Lalu wajarlah kalau menurut food-combining, buah harus dimakan dahulu. Karena kalau tidak dia akan terhalang oleh makanan lain (nasi misalnya yg banyak itu) dan akhirnya buah keburu busuk sebelum sempat diproses. Dengan begitu sari buah jadi hilang manfaatnya. Karena saya tidak minum obat sel darah putih jadi terlatih karena dia banyak berperang melindungi tubuh dari serangan virus penyakit yang datang setiap hari. Sedangkan bila saya minum obat makan ‘kopassus’ saya jadi tidak bekerja karena sudah ditangani obat. Sesungguhnya imunitas tubuh kita yang sudah dikasi Tuhan ini haruslah selalu siap tempur dan makin banyak bertempur melawan virus makin terlatih dia.

Karier utk para leaders masa depan teknopreneur

Kebanyakan lulusan Sarjana Teknik kita ini ingin bekerja ditempat yang gajinya gede. Tentunya perusahaan asinglah, banyaknya dibidang minya, gas bumi dan tambang. Langsung saya jelek2in aja…Sorry banget nih apa boleh buat banyak juga teman dekat saya jadi ikut kena tampar. “Mereka itu hanya jadi budaknya orang-orang asing saja”. Direktur Chevron sendiri atau Dirut PTFI yang nota bene adalah orang Indonesia yang hebat berkualitas. Dan ada juga diantara mereka yang alumni kita, itu kerjanya Cuma ‘dikongkon’ sama orang bule aja. Berapa besarnya saham kita di PTFI, lihat sendiri di artikel ini. Prinsipalnya di Negara sanalah yang mengatur semuanya. SDA (Sumber Daya Alam) kita Cuma dijual murah aja. Sampai beberapa tahun y.l. pak DI mencari gas ke Iran karena di Dalam Negeri tidak bisa dapat. Padahal Negara kita kaya dengan gas bumi. Cuma gas kita sudah dikunci dengan kontrak2 jangka panjang. Nah kalau anda lulusan FTUI nanti kerja di company asing itu jadilah anda budak2 mereka itu. Sampai Dirutnya sekalipun. Paling selesai jadi Dirut 5 thn pensiun (paling lama itu juga) terus ngelamar kerja lagi. Sama dong ama lulusan baru yg umur 22-23 thn. Karena sudah terbiasa jadi follower (bahasa jeleknya bebek). Jadi anda berbuat apa utk bangsa ini ? Bandingkan dengan lulusan yang ikut dengan program ‘Indonesia Mengajar’, anak2 muda dengan idealisme yang luarbiasa… Saya sungguh terharu membaca kisah2 mereka. Jangan sekedar mau jadi orang cepat kaya saja tetapi hidup tidak berguna sampai di akhir hayat. Bahkan sudah ngeruk SDA negeri kita sendiri…Lihat bumi kalimantan yang hancur itu…trenyuh hati saya… Mari bangkit anak muda untuk Indonesia masa depan.

Siapa dong yang memimpin Indonesia nanti kalau bukan anda-anda, yang sekarang mhs di Universitas elit ini. Pastilah amanah ini pantasnya memang diserahkan pada anda-anda. Yang nanti seharusnya menjadi teknopreneur pemilik pabrik kimia, owner industry manufaktur, industry kelautan dlsb. Pastilah amanah ini tidak akan bisa dijalankan oleh tukang ojek, atau supir angkot. Mereka tidak memiliki ‘tools’ nya sedangkan anda sudah mendapat bekalnya selamasekolah di UI ini. Ayo bangkit… untuk masa depan. Tunjukkan jati diri anda yang sebenarnya, jangan sekedar jadi bebek-bebek aja…

Musik dalam kehidupan

Jangan dikira music itu tidak penting. Pernah tahu Einstein kan penerima hadiah nobel fisika, penemu teori relativitas yang tersohor itu. Penemu rumus E=mc2. Beliau pernah suatu saat diminta ceramah dikalangan elit di Eropa. Eh bukannya bicara tentang fisika, Einstein malah main biola dua jam penuh memperdengarkan karya-karya Mozart yang menjadi favoritnya. Karena memang sebenarnyalah beliau adalah pemain biola yang handal. Sering juga beliau berpartisipasi dalam orkestra dan musik kamar. Beliau bilang “Kalau saya bicara rumus-rumus fisika, maka tak seorangpun mengerti, tapi bila saya main music maka semua orang bisa menikmati.”

Musik itu menyeimbangkan diri kita, bahkan sekarang sudah banyak orang melakukan terapi penyembuhan dengan music. Jadi otak kita kiri dan kanan seimbang stress hilang bahkan ide-ide baru muncul karena adanya keselarasan syaraf kita yang bergetar bersama alunan music diseluruh otak dan sel tubuh. BTW ceramah dan music di auditorim itu bisa anda lihat di youtube, klik saja

Sudah dua kali lagu titanic saya mainkan bersama music minus one dalam ceramah Kapsel ini. Pastilah selalu ada salah-salahnya karena tidak pakai latihan, tapi tak masalah kan ? Yang penting bisa saya tunjukkan bahwa saya bisa memainkannya. Jarang orang memainkan flute, untuk saya sound-nya sangat istimewa bikin sayaraf saya jadi longgar. Seringkali kalau saya bunyikan dibelakang rumah, kodok dan katak berloncatan mereka ikut menikmatinya. Saking serunya saya bicara dan main music malah saya lupa memainkan gitar, padahal gitarnya sudah dipajang didepan. Tak apalah lain kali ya, kita dengar bersama solo gitar saya. Atau klik saja blok saya https://koestoer.wordpress.com/musik

Saya berharap anda semua kasi komen tentang ceramah dan tulisan ini. Dan untuk semua mhs peserta kuliah, mari kita bikin komunitas Kapsel mulai th ini 2013. Saya minta tolong Azimil mhs mesin utk jadi moderator milis. Dan kalau saya berharap anda jadi teknopreneur maka DTM ata DTK tidak penting lagi, karena kita pasti butuh semuanya, yang penting usaha bisa bergulir. Ingat cerita saya tentang pengusaha muda di Batam yang punya karyawan 6000 orang ?… Gila kan padahal dia gak pernah mengikuti pendidikan di sekolah elit seperti anda. So…ANDA PASTI BISA…

Ini milisnya,

Kapsel_2013_v1@yahoogroups.com

Itu tulisannya Kapsel underscored 2013…spy gak salah. Kita lanjutkan diskusi kita untuk Indonesia masa depan. Dan sesudah ini anda semua adalah MITRA SAYA.

Banyak diantara mhs, mereka berbakat seni juga artinya banyak waktu digunakan juga untuk bermain music. Ada dua mantan murid saya yang toh lulus juga, namun sekarang berkarier justru dibidang music bukan dibidang teknik. Buat saya sih ok ok aja yang penting anda enjoy menjalankannya. Gak usah terlampau banyak dipikirin. Biasanya orang lain, mungkin juga orang tua yang memikirkannya. Orangnya sendiri sih santai aja.

Guyz…Send your comments and opinions, c u.-

Bahan slide ppt bisa diunduh di 4shared:

http://www.4shared.com/file/4860n7mb/Kapita_Selekta_14_Feb_2013.html?

Gratis koq gak percaya

Dalam menjalankan fungsi Pengabdian Masyarakat, kami dari Dep Teknik Mesin UI memberikan pelayanan : PEMINJAMAN GRATIS INKUBATOR BAYI.

Utamanya adalah untuk menolong bayi premature, yang seringkali lama dirawat di Rumah Sakit, sehingga menghabiskan biaya yang banyak. Dan diantara permasalahannya itu adalah karena bayi mesti berada didalam incubator karena mengalami hipotermi.

Nampaknya di Jakarta ini pelayanan gratis sudah jarang ada, sehingga pelayanan kami dalam menolong bayi premature ini sering tidak dipercaya oleh masyarakat. Banyak yang ngomong kira-kira begini:”Haree geenee mana ada yang gratiiiisss…”

Foto: Inkubator ikut pameran teknologi di Balairung.-

Buat kami itu wajar saja karena kehidupan Jakarta ini yang sudah serba komersil mungkin menjadikan penduduknya berpola-pikir serba bayar. Memang juga kata-kata ‘profesinalisme’ itu menyesatkan. Artinya orang hanya mau kerja sesuai profesi dengan kualitas memadai …asal bayarannya cocok. Jadi kalau tidak dibayar para professional ini …TIDAK MAU BEKERJA. Duh…segitunya ya manusia. Padahal kami justru berpola-pikir sebaliknya, kami ingin bekerja dengan hati untuk menolong sesame manusia tidak perduli kaya miskin, tidak perduli agamanya apa, tidak perduli sukunya apa…TITIK.

Dan disuatu pagi muncullah SMS ke handphone saya, demikian.

Bapak Bayi:  Ibu sri suyxxx  pkerjaan swasta.Ayah masxx suwartoyo kerja swasta.Kp sindangkarsa rt05 rw09 sukamaju baru tapos depok.Bayi lahir cowo kmbar prematur sesar1.55Kg165.d rs tumbuh kembang 18.10.12 drawat 10Hr d rs.D rawat d rmh seminggu yg 1.55 meninggal.Yg 1.65D rwt d sentra medika depok smpe skrang.Tlong bsa bantu anak kami ga .Salam masxx.

RAK: Bisa

Bapak Bayi: CaraNya gimana.memang gratis beneran.Terus terang untuk nebus perawatan yg d rs tumbuh kembang saja entah darimana nanti.Belum yang d rs sentra medika sampe seKarang masih d rawat.Kami trauma klo pulang paksa apalagi skrang musim hujan.Trimakasih

RAK: Gratis koq

Bapak bayi: Terus kita gimana nih.nunggu bayi pulang dulu atau gimana.TeRus terang klo ada biaya kami ga bisa

RAK: Gak ada biaya sama sekali…boleh dtg ke t4 kami dulu utk lihat, Kampus UI Depok, FTUI Gd Dep Teknik Mesin Lt 2.

Bapak Bayi: Wkt terbatas ga smpe kapan.Menghubungi siapa

RAK: s/d bayinya sehat…

Bapak Bayi: Maksudnya untuk konsultasi ke ui sampe jam berapa. d luar jam kerja atau minggu bsa ga soalnya saya masih kerja

RAK: Utk ngeliat inkub-nya bukan utk konsultasi (saya bukan dokter). Kalau dtg hanya bisa waktu kerja, sabtu minggu tutup. Sampeyan ini terlalu banyak nanya. Pertanyaan berikut bila tdk penting tidak akan kami  jawab. Salam Raldi.-

Demikanlah sebuah sampel hubungan komunikasi antara kami dengan masyarakat yang utamanya adalah orang tua dari bayi premature. Alhamdulillah sejauh ini sudah cukup banyak yang mendapatkan pelayanan dari kami. Problemnya sekarang adalah adanya beberapa permintaan dari luar kota, bahkan cukup jauh, kami masih belum tahu lagi bagaimana bisa menangani masalah ini. Bila anda ad aide dan mungkin punya fasilitas, dengan tangan terbuka kami bersedia untuk bekerja sama. Salam Raldi 09Nov12.-

Piknik DTM-FTUI Juni 2012

Cuplikan acara liburan Dep Teknik Mesin FTUI dalam bentuk video.
Berangkat dengan Kereta Api Taksaka dari Gambir kamis Jam 08.00. Semua anggota keluarga sudah kumpul dan naik 2 gerbong sekaligus. Perjalanan lancar sampai Yogya, lanjut esoknya lihat Keraton Yogya, Parangtritis dan Sendratari Ramayana, tentu lengkap dengan santap siang dan malam berikut hiburan.
Kembali sampai di Gambir minggu jam 18.00. Semua senang dan gembira. Terimakasih untuk panitia yang dipimpin oleh pak Gandjar Kiswanto.

DTM-FTUI Foto Bersama

Hari ini tgl 28 Des 2011, rupanya merupakan hari yang istimewa bagi DTM-FTUI, karena ada beberapa hal. Yang pertama adalah adanya kunjungan dari bapak2 dari Puslitbang PLN Duren Tiga diantaranya, bapak2 Teguh, Hamdan, Dadas, Agoes, Hanggoro dan pak Putu. Tujuannya adalah untuk bekerjasama dalam Reverse Engineering untuk peralatan pembangkit.

foto bersama DTM-FTUI

Kemudian yang kedua adalah ulang tahun bapak tris Budiono M. Dosen senior DTM yang sudah mencapai usia 40 tahun (dikorting cukup banyak). Selanjutnya adalah hari foto bersama dosen-dosen DTM-FTUI sehingga terlihat mereka semua lebih ganteng dari hari biasanya karena semua lengkap dengan jas dan dasi panjang, dasi kurus dan dasi kupu2. Foto2 berlangsung di ruang DTM, dibelakan dengan backgroun rotor turbin dan di dekanat baik di tangga maupun di ruang meeting.

Rapat DTM-FTUI

Dosen DTM FTUI Dep Teknik Mesin FT Univ Indonesia, mengadakan raker informal di Cibogo vilanya pak Idrus. Membahas Kurikulum S1 S2 S3 S4 ddst, proyek IMHERE dan lain2.

Semua mata kuliah yang susah-susah sudah dibuat sedemikian rupa jadi… lebih susah lagi…

Isi rapatnya sendiri bisa tanya pada pak Harinaldi atau pak Gandjar (Kadep dan wakadep).-

Akhir yang menyenangkan dengan makan bersama di restoran Mirasari Cibogo.

Halal bihalal Dep Tek Mesin FTUI 11Sep11

Departemen Teknik Mesin FTUI menyelenggarakan Halal bihalal tgl 11 Sep 2011 di kediaman bapak tris Budiono jalan Amurang 39 Cinere. Hadir sesepuh DTM FTUI bapak Prof Nakolea Soenarta dan bpk Suhari Sargo.

Nasehat sesepuh didunia akademik kita harus jujur tak boleh bohong tapi boleh salah, sedangkan didunia politik orang boleh bohong tapi tidak boleh salah. Contohnya Agus Condro, sebagai whistle blower malah dihukum penjara. Maling di Saudi dipotong tangannya, Di cina koruptor dipotong kepalanya, tapi koruptor di Indonesia malah dipotong masa tahanannya.

Lihat video…

Teknik Mesin MCU

Secara rutin setahun sekali DTM Dep Teknik MEsin menyelenggarakan Medical Check-Up untuk setiap dosen dan karyawannya. Bekerjasama dengn Lab Prodia, kali ini pemeriksaan KEsehatan diadakan pada tgl 17 dan 18 Maret 2011.

Image video memperlihatkan para dosen dan karyawan sedang diperiksa darah, urine, mata, fisik, dll.

http://www.youtube.com/watch?v=ys6FoUP5pSg

Semoga sehat semua !!

https://koestoer.wordpress.com/

Doktor T Mesin Gatot Prayogo

Telah berhasil mempertahankan disertasinya dan memperoleh gelar DOKTOR dalam bidang Ilmu Teknik Mesin yang dipertahankan dalam sidang terbuka Senat Akademik Univ Indonesia dipimpin oleh Ketua Dewan Guru Besar FTUI Prof Dr Harry Sudibyo Sutjokro, pada hari Kamis 04 Maret 2011

GATOT PRAYOGO

Dengan judul disertasi

Kerusakan Awal Makro Bahan Komposit GFRP Akibat Beban Tumbukan Berulang RAINDROP.

Promotor Prof Dr Ir Tresna P Soemardi SE MS, Ko-promotor Dr Ir Danardono AS DEA, Dr Ir Gandjar Kiswanto MENG. Penguji Prof Dr Ir Satryo Soemantri Brodjonegoro, Prof Dr Ir Anne Zulfia S MSc, Prof Dr Ir Yanuar MSc M Eng, Prof Ir Jamasri PhD.

Lahir di Ponorogo pada 28 Maret 1959 (… sehingga oleh Prof B Suryawan sedikit dikomentari: ” Semestinya beliau lulus dari UNDIP… Universitas Di Ponorogo…”). Lulus dari Teknik Mesin FTUI tahun 1984, menikah dengan Dr Iriawati dan dikaruniai putra Genki Imam Prayogo dan putri Ghina Rahmadinia Prayogo. MEng di Toyohashi Univ of Technology.

Ketakutan Ketemu Dosen

Ini ceritanya Marjo dan Wawan. Keduanya mahasiswa Tugas Akhir Skripsi saat ini di Dep Teknik Mesin FTUI.

***

THE MASSIVE: JANGAN MENYERAH

Nama saya Marjo, saya adalah salah satu mahasiswa Program Pendidikan Sarjana Ekstensi (PPSE) departemen teknik mesin Universitas Indonesia angkatan 2008. Saya mengenal Prof.Raldi AK dari seorang mahasiswa S3 yaitu Dr. Harun Al Rosyid. Tapi tidak hanya beliau yang bertanggungjawab dalam hal perkenalan saya dengan Prof Raldi, melainkan ada dua nama lagi yaitu Dr. Nasrudin dan Hilman Alfian ST.

awal cerita saya diberitahu oleh rekan saya yaitu saudara Hilman bahwa Dr. Nasrudin membutuhkan beberapa mahasiswa untuk membantu penelitian mahasiswa S3, dalam hal ini adalah penelitian yang sedang dilakukan oleh Pak Harun untuk mendapatkan gelar Doktor. Setelah mendapatkan izin dari orang tua, maka saya dan saudara Wawan Mardiyanto mendaftarkan diri dan langsung diterima tanpa ada tes tulis maupun wawancara. Sejak saat itu kami berdua resmi membantu pak Harun. Karena pak Harun juga sedang menjalani bimbingan dengan Prof Raldi, maka secara garis komando saya juga termasuk mahasiswa yang dibimbing oleh prof Raldi meskipun saat itu tugas saya hanya membantu pak Harun.
Interaksi pertama saya dengan prof Raldi adalah pada saat presentasi progress penelitian pak Harun, pada saat itu saya dan Wawan diminta menjelaskan progress mengenai rencana operasi lab PLTU mini yang berada di DTM. Sebagai mahasiswa tentu perasaan cemas, takut dan deg-degan tidak bisa saya hindari. Apa lagi ini adalah presentasi pertama saya di hadapan Prof Raldi. Jika mencari kiasan, maka saya akan ambil suara bedug malam lebaran, begitulah suasana yang terjadi di dalam dada saya. Suara gemetar tidak bisa saya sembunyikan.
Dalam beberapa kesempatan saya di ajak pak Harun untuk ikut serta menghadap prof Raldi di ruanganya. Kesan yang saya dapat jika berada di ruangan prof Raldi adalah horor, suasananya tidak jauh berbeda seperti waktu pertama kali saya belajar duck dive di laut pulau pramuka. Perasaan horor takut tiba-tiba ada piranha, takut tiba-tiba ada hiu dan ketakutan lain yang muncul ketika pertama kali berada di laut. Setiap kali pertemuan dengan prof Raldi, saya memposisikan diri diam tanpa bicara kecuali jika ditanya, dan saya yakin jawaban saya sangat tidak bermutu. Mungkin kecemasan saya ini tergolong stadium tiga, tapi apa mau dikata, ini adalah pengalaman yang luar bisa bagi saya berada diantara Professor dan calon Doktor yang sedang berdiskusi. Maka saya berfikir siapalah bocah PPSE ini.
Dua semester berlalu, dan tiba saatnya pak Harun untuk sidang Doktoral. Saya diminta membantu menyiapkan segala urusan yang berkaitan dengan sidang. Dan pengalaman yang tidak terlupakan dari persiapan itu adalah saya diminta menjemput Prof.Dr.Peng.A.Mohamad dari University of Calgary Canada di peninsula. Dengan modal informasi nama dan lokasi hotel, saya datang ke peninsula. Saya tidak tahu bagaimana wajah dari si professor ini, saya hanya diberi nama. Saya duduk di loby hotel, setiap ada mobil berhenti dan yang turun orang bule, maka saya pasang mata elang. Kejadian ini berulang-ulang sampai 4 kali. Tiba-tiba Wawan memberi ide brilliant mengetik nama si professor di google, maka muncullah beberapa photo. Sialnya Hp si Wawan bukan keluaran terbaru, jadi photo orang di layar kelihatan buram. Lengkap sudahlah penderitaan di penin sula. Saya telfon pak Harun menanyakan ciri-ciri perawakan dari si professor. Sekarang ciri-ciri fisik sudah saya tulis di note. Saatnya menunggu bule turun dari mobil, setengah jam berlalu dan tidak ada bule yang masuk hotel. Saya datangi meja recepsionist hotel meminta sedikit pertolongan. Sedang asik berbincang, muncul seorang bule. Si bule ini menyebutkan namanya dan menanyakan kamar yang sudah dipesan. Wah ini dia orang yang dicari, dengan modal bahasa inggris taman kanak-kanak saya beranikan menyapa beliau. Akhirnya target berhasil ditemukan dan suasana menjadi lega kembali. Saya ajak beliau duduk di loby. Kata pertama yang beliau ucapkan adalah “hot”. Oh iya mister, Jakarta emang hot.
Akhirnya pak Harun dinyatakan lulus dan resmi menyandang gelar Doktor. Sekarang giliran saya yang menjalani bimbingan dengan prof Raldi. Suasana hati kembali bergejolak, perasaan deg-degan tidak bisa dilenyapkan setiap kali bertemu dengan beliau. Saya ingin mengenal lebih dalam tentang beliau, tapi apa daya, keberanian selalu diam diparkiran setiap kali berada di kampus. Saya paksakan berkali-kali tapi tetap saja grogi. Saya teringat lagu “jangan menyerah” the massive. Ah tapi tetep aja deg-degan.
Suatu ketika dimeja beliau saya melihat ada buku bersampul warna kuning dengan judul “buku dua dekade”. Tring…tiba-tiba saya menemukan ide. Saya harus baca buku itu. Niat awalnya ingin pinjem, tapi tidak berani. Akhirnya saya temukan di blog beliau. Saya download dan mulai membacanya. Meskipun belum semua saya baca, tapi buku itu sudah menyelamatkan saya dari perasaan deg-degan yang berlebihan. Saya belum bisa bilang kalau perasaan itu sudah hilang, tapi setidaknya sekarang sudah berkurang dan keberanian untuk belajar dari beliau sudah muncul.
Proses bimbingan terus berlanjut dari minggu ke minggu. Berkat kesabaran beliau saya mulai memahami sedikit demi sedikit tentang PLTU. Satu hal yang selalu beliau tekankan adalah kita harus mengerti dan paham tentang masalah yang sedang dihadapi. Memang ada beberapa kendala ketika dunia buku dibawa kedalam kenyataan. Maka tidak heran jika untuk mengeplot diagram T-S saja saya membutuhkan waktu 4 minggu. Kendala yang dihadapi adalah dari titik pengukuran yang sesuai dengan diagram. Secara teori saya sedikit paham, tapi begitu mendapat data operasi dari lab PLTU mulai timbul permasalahan. Ada Sembilan titik pengukuran tekanan dan Sembilan titik pengukuran temperature. Saya jadi linglung titik mana yang harus dipakai untuk menggambar diagram T-S. Baru disuruh menggambar saja saya sudah bingung, apalagi nanti disuruh menghitung. Waduh lagu the massive terngiang kembali.
Datang lagi, salah lagi, bingung lagi. Kemudian datang lagi, salah lagi dan bingung lagi. Ini bimbingan terdahsyat yang pernah saya alami. Setelah menjalani 4 minggu akhirnya sekarang sudah mulai ada titik terang. Prof Raldi selalu memberi semangat untuk terus belajar. Soal dimarahin itu sudah resiko. Anggap saja ini sedang DIKLAT SAR atau LDK yang tentunya memiliki tujuan postif dan berguna dalam hidup saya ke depan.
Meskipun saya cenderung lambat dalam pergerakan, tapi beliau selalu sabar sedikit demi sedikit mengarahkan dan menjelaskan. Diskusi mengenai diagram T-S, P-h dan h-S sudah ada kemajuan. Tapi ini baru permulaan, katakanlah ini baru tes pendahuluan saja. Masih ada inti permasalahan yang harus di diskusikan dengan beliau. Semangat harus tetap membara, harapan harus tetap ada karena ridho guru adalah yang utama.
Ini sekedar tulisan, hanya ingin sharing tentang pengalaman. Jika kurang berkenan mohon dimaafkan. Scripta manent verba volant (Leo Tolstoy).

Depok 05 Feb 11
Marjo

——————————————————-

Selingan video, kelas KKE 2011

——————————————————-

GAK PENTING LULUS YG PENTING NGERTI

Oleh: Wawan

Pada awalnya saya bertemu dengan Pak Harun, beliau merupakan salah satu mahasiswa S3 di UI lewat perantara Pak Nasrudin. Bersama teman saya Marjo, kami diminta untuk membantu Pak Harun dalam penelitian tentang PLTU mini yang dimiliki oleh Departemen Teknik Mesin UI. Meskipun pada akhirnya semua yang kami lakukan ternyata bukan sepenuhnya untuk penelitian Pak Harun tetapi untuk penelitian kami sendiri.
Perkenalan dengan Pak Nasrudin dimulai dari marjo yang tiba-tiba mengajak saya untuk bertemu dengan beliau untuk urusan tugas akhir. Tanpa berpikir panjang dan tidak tahu tugas akhir apa yang nanti akan diberikan kami langsung berangkat. Sampai diruangan dosen saya bertemu Pak Nasrudin, kemudian marjo memperkenalkan saya kepada beliau. Sambil bersalaman dengan saya beliau mengatakan “Selamat Bergabung”, tetapi saya berbicara dalam hati “bergabung???, bilang iya aja belum”. Mungkin saya sudah “kecemplung” dan tingggal satu cara untuk bertahan yaitu berenang, beruntung materi tugas akhirnya tentang PLTU yang sesuai dengan minat saya.
Pertemuan tersebut kemudian berlanjut hingga pada akhirnya kami dapat mengoperasikan PLTU dan sudah mulai untuk mengambil data untuk penelitian. Setelah sebelumnya kami telah melakukan beberapa perbaikan pada PLTU tersebut, dari mulai membersihkan sampai mengganti dan menambahkan beberapa komponen dari PLTU. Ada pengalaman menarik saat kami harus melakukan perbaikkan pada tangki kondensat dengan cara hot deep yaitu proses pelapisan dengan menggunakan logam. Untuk melakukan hal tersebut kami harus membawa tangki tersebut kesebuah tempat didekat terminal pasar senen. Dimulai dengan melepaskan mur dan baut yang terpasang pada tangki kemudian mengangkatnya keluar. Massa dari tangki tersebut yaitu 60 kg, lumayan berat tetapi kami yakin akan lebih berat lagi mengingat perjalanan yang cukup jauh. Kami berencana membawanya dengan menggunakan bis, karena keterbatasan alat transportasi dan dana pastinya.
Dari lab, kami membawa tangki tersebut dengan menggunakan lori menuju halte teknik kemudian menaiki bis kuning. Didalam bis tampak mahasiswa lain melihat kami dengan tatapan aneh, mungkin mereka berpikir “ngapain nih orang bawa tempat sampah?” karena bentuknya yang memang mirip ditambah lagi dengan warnanya yang kuning. Setelah itu kami berganti bis dengan jurusan senen yang tampak penuh sesak ditambah dengan seorang pengamen.
Tibanya di senen kami menggotong tangki seberat 60kg tersebut kesebuah perkampungan didalam gang yang sempit, jaraknya sekitar 100m dari pinggir jalan, lumayan jauh. Untung saja kami sudah melakukan survey terlebih dahulu, jadi kami lebih siap secara fisik dan mental. Tetapi tidak dikira akan seberat ini menggotongnya, baru setengah perjalanan keringat sudah menetes, tangan sudah gemetaran dan mati rasa. Memang sulit sekali mencari pegangan yang pas untuk menggotong tangki ini. Setelah beberapa kali istirahat sejenak akhirnya kami sampai dilokasi.
Setelah bernegosiasi harga dengan pemilik toko, kemudian ia bertanya “Mas, tadi tuh barang dibawa kesini pake apa?” lalu kami menjawab “ digotong pak”. Sambil tertawa dia komentar “ kenapa ga pake lori saya aja mas?” dengan ketawa yang lebih keras saya berkata “Siaaaal…..”
Setelah beberapa hari, tangki pun sudah jadi dan siap untuk diambil. Kami tidak melakukan kesalahan yang sama dua kali, akhirnya kami memakai lori dan diantarkan oleh kuli juga. Dengan menaiki bis jurusan depok akhirnya kami sampai dihalte dekat makara UI, melihat jembatan penyeberangan merupakan satu satunya jalan menuju halte bis kuning kami jadi ragu menaikinya. Dengan bermodal 20ribu kami lalu menggunakan taksi dan tibalah kami di lab, akhirnya…..
Setelah data dianggap cukup, kami harus mempresentasikan hasil kerja kami kepada seorang dosen, bukan kepada Pak Nasrudin tetapi kepada Prof. Raldi Artono Koestoer. Itu merupakan awal pertemuan dengan dosen pembimbing kami. Kesan pertama yang saya dapat dari pertemuan tersebut adalah “tegang” tetapi sedikit lebih rendah levelnya dibandingkan “horor” karena saya melakukan presentasi didepan professor yang belum saya kenal sebelumnya dan beserta handycam yang selalu dibawanya. Walaupun kami sering melakukan presentasi dikelas sebelumnya, entah mengapa yang ini berbeda.
Pertemuan tersebut mengawali pertemuan-pertemuan kami selanjutnya tetapi tidak merubah rasa “tegang”. Prof. Raldi merupakan orang yang sedikit sekali berbicara, tampaknya beliau lebih senang mendengarkan orang lain berbicara. Hal tersebut membuat kami harus lebih banyak berimprovisasi untuk mencairkan suasana. Tetapi ada hal unik dari beberapa kali kami presentasi, beliau dua kali saya catat sedang memejamkan matanya. Entah sedang mengantuk atau memang presentasi kami yang benar-benar membosankan. Kadang juga sering seperti diacuhkan, mungkin beliau sudah tahu apa yang akan kami bicarakan.
Buat saya, pertemuan dengan beliau serasa sedang mengahadapi ujian prasidang. Beliau banyak mengajukan pertanyaan yang membuat kami sampai pada suatu titik dimana kami sudah tidak bisa lagi menjawab pertanyaan tersebut. Yang paling memusingkan adalah beliau tidak akan memberikan jawabannya tetapi beliau hanya akan mengarahkan saja dan kami sendiri yang harus mencari tahu jawabannya. Tetapi saya senang dengan hal itu karena membuat kami lebih siap untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan pada saat sidang nanti.
Kata-kata yang paling saya ingat ketika kami keluar dari ruangan adalah “kalian jangan kapok ya saya marahi”, karena beliau memang lumayan sering memarahi kami terutama kalau kami memberikan jawaban yang salah. Untungnya hal tersebut hanya dilakukannya pada awal-awal kami bertemu, mungkin itu bagian dari ospek beliau pada mahasiswa bimbingannya. Ada juga kata-kata dari beliau yang berkesan yaitu ketika akhir dari semester ganjil kemarin beliau berkata kepada saya “buat apa kamu lulus cepat kalau kamu tidak mengerti apa-apa, lulus itu tidak penting yang penting kamu mengerti”. Perkataan itu membuat saya semakin semangat untuk lebih mendalami materi.
Sudah satu tahun lebih pengerjaan skripsi yang saya lakukan belum juga selesai, mungkin pada semester genap ini saya bisa menyelesaikannya. Tetapi empat minggu terakhir sebelum tulisan ini dibuat sepertinya angin segar sudah mulai berhembus, beliau sudah mulai terbuka dan berbicara banyak pada kami. Serta sedikit demi sedikit kami mulai mengerti apa yang beliau mau. Semoga ini menjadi awal yang baik.

Terima kasih

Wawan Mardiyanto

Summertime di HCD-UI

Summertime disini merupakan sebuah judul lagu. Terkenalnya mungkin tahun 50-60 an, jadi msetinya orang tua yang tahu lagu ini. Kolaborasi dengan Nanta Band, sehingga group yang tampil di HCD-UI (Homecoming Day UI 31 Juli 2010) ini adalah merupakan penampilan yang pertama Raldi and Nanta Band.

Dari 5 lagu yang dibawakan saya nyanyi 2 lagu yaitu Just the Two of Us dan Summertime, yang tentunya adalah lagu lama. Sedangkan lagu orang mudanya diwakili oleh Arin yang sebenarnya adalah biduan dari band ini. Setelah Marching Band UI dan Paragita (group choir UI), RnN Band ini nyelip dengan lagu tua muda.

Pendukung lainnya selain Nanta (Mesin 80) adalah anak muda dari Teknik Mesin angkatan 2005-6, ada yang udah lulus ada yang belum. Bayangin jauhnya beda umur dengan saya yang sudah 56 tahun. Orang bilang biar tua tapi jiwa harus tetap muda… betul gak sih ? Apa malah malu-maluin…

http://www.dailymotion.com/video/xe7zy4_summertime

Tak penting semua itu, yang penting kita partisipasi meramaikan HCD UI, bagus atau jelek itu soal kedua, yang penting kita semua gembira. Demikian juga yang disampaikan oleh Rektor UI Prof GUmilar yang saya temui saat melihat lomba dayung dipagi hari. Bahkan tim ftui sempat berfoto bersama Rektor ditemani oleh bang Andi Bachtiar aktivis Iluni UI.

Beberapa video dalam acara HCD-UI 31 Juli 2010 dapat dilihat dibawah ini;

http://www.youtube.com/watch?v=mXGScL1foVw

Band mhs UI dan Marching band UI:

http://www.youtube.com/koestoerytube#p/a/u/1/9G8IcBCM9yc

Paragita UI (Choir):

http://www.youtube.com/koestoerytube#p/a/u/2/u1My9mfP_GY

SEPEDA LIPAT (SeliqUI)

SEPEDA LIPAT (SeliqUI)

PT. SEKAWAN UTAMA INTERNASIONAL

Pemanasan global saat ini menjadi suatu ancaman serius masyarakat dunia karena diyakini dapat mengganggu pembangunan ekonomi, masyarakat dan ekosistem secara luas. Salah satu bentuk komitmen pemerintah RI adalah dengan Stop Global Warming dengan terus berupaya  membangun model transportasi massal yang diharapkan dapat menghubungkan seluruh wilayah, sehingga diharapkan dapat mendorong para pengguna mobil pribadi untuk beralih menggunakan model transportasi massal untuk mengurangi gas buang kendaraan bermotor yang semakin meningkat serta mengkampanyekan penggunaan alat transportasi tanpa polusi seperti sepeda untuk bepergian dan bekerja.  Alasan tersebut tentunya merupakan peluang dan tantangan untuk tumbuhnya kembali industri sepeda umumnya dan sepeda lipat khususnya di Indonesia.

PT. Sekawan Utama International (SUI), merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang yang berbasiskan riset dan pengembangan teknologi. SUI  juga memiliki visi untuk membangun produk-produk yang berbasis pada kemampuan bangsa sendiri, dimulai dari perancangan produk hingga pengembangan merek. Dalam sejarahnya, SUI telah berhasil membawa produk hasil penelitian perguruan tinggi ke pasar, yaitu produk Inkubator Bayi (Infant Incubator). Selanjutnya SUI berkeyakinan juga bahwa riset sepeda lipat yang dikembangkan di FTUI juga bisa dikomersialisasikan. Oleh sebab itu, kerjasama dengan pihak inventor telah dilakukan.

Produk Sepeda Lipat (SeliqUI) ini merupakan produk riset perguruan tinggi yang dikembangkan sejak pertengahan tahun 2006 di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia hingga akhirnya saat ini siap diproduksi masal. Keunggulan dari produk ini ada pada model lipatan yang sepenuhnya dirancang dan dibuat ditanah air. Dengan menggunakan metoda Analytic Hierarchy Process (AHP), 3 model rancangan lipatan dikembangkan, diteliti dan dianalisa hingga terpilih lipatan akhir dengan dimensi 310 x 740 x 800  mm dan berat 15,6 kg diharapkan efektif dan sesuai dengan keinginan pengguna (customer) Indonesia.

Analisa dinamis kekuatan rangka sepeda diuji dengan memasang 14 sensor strain gage pada 14 titik kiritis yang ditentukan setlah dilakukan pemodelan menggunakan Autodesk Inventor 2008 yang mempunyai kemampuan analisa Finite Element Method. Pengujian dilakukan dengan mengendarai sepeda pada kecepatan 20 km/jam dengan kondisi dibebani pengendara dengan berat 70 kg dan adanya gangguan tanggul (polisi tidur) pada jalan aspal. Hasil pengujian untuk spesifikasi material rangka, Steel ST 37 dengan Modulus Elastisitas sebesar 2,10 E+5 didapatkan besarnya tegangan tarik yang terjadi (stress) pada rangka berkisar antara -4,83 Mpa dan 275,1 Mpa dan besar faktor keamanan minimum untuk masing-masing rangka batang berkisar antara 0,2866 hingga 15,0. Kenyamanan pengendara ditunjukkan dengan nilai Performance Evaluasi Index (PEI) yang cukup kecil, yaitu sebesar 1,32 yang dilakukan pengujian di Laboratorium Ergonomi Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Bekerjasama dengan PT Sekawan Utama Internasional (SUI), 20 produk SeliqUI ini sudah dinikmati oleh penggemar sepeda lipat dan diharapkan mampu diproduksi dan terjual hingga total 100 unit hingga desember 2009 dalam bentuk production trial dan trial market. Dalam lingkup pasar dalam negeri, maka produk yang bisa dianggap sebagai pesaing terdekat adalah merek Polygon. Karena merek tersebut merupakan market leader produsen sepeda, maka kebijakan SUI adalah menjadi follower untuk harga. Harga Seliqui Rp. 2,5 juta per buah, sedangkan harga sepeda lipat Polygon termurah Rp. 2,7 juta.

Untuk target kedepan, SUI akan mengembangkan setidaknya 3 (tiga) model baru serta mengembangkan jalur distribusi sehingga SELIQUI dapat dinikmati oleh semua masyarakat Indonesia.

Inventor :

Hendri D.S. Budiono, Aidil Zamri, Yusri, Rivanol, Iskandar Muda, Dedy Rachmat

Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Kampus Baru UI Depok

e-mail : hendri@eng.ui.ac.id

 

Perusahaan Mitra Kerjasama:

PT. Sekawan Utama International

Direktur Utama: Ramadita Budhi Wardana

e-mail : ramaditabudhi@yahoo.com

Tempat Curhat anak SMA

 

Tulisan berikut ini adalah tugas yang dikumpulkan pada kuliah Etika di Dept Tek Mesin FTUI. DAri 102 mhs yang ikut kuliah ini, mungkin hanya dua yang pantas untuk ditampilkan. Ini adalah salah satunya.-

—————————————————–

NAMA     : ACHMAD SHOIM (0606029302)

Sebenarnya, agak ragu-ragu juga untuk menjadikan aktivitas ini sebagai tugas mata kuliah etika enjiniring.  Ya,jikalau ini dipandang baik semoga dapat diambil manfaatnya, namun jikalau ini dianggap buruk, semoga dapat dijadikan pelajaran juga.  Mungkin jika dilihat sekilas, kayanya apa yang saya lakukan itu tidaklah terlalu spesial atau gimana ?.  Aktivitas ini sudah saya jalani selama hampir 2 tahun yaitu aktivitas sebagai salah satu Pembina asrama siswa SMA. Sebelum saya menceritakan aktivitas tersebut, saya akan menceritakan terlebih dahulu penyebab kenapa saya bisa menjadi Pembina siswa SMA. Sebenarnya ketika awal masuk kuliah di UI, saya masuk sebuah yayasan dan dari situ saya mendapatkan tempat tinggal gratis (hidup satu rumah bersama teman-teman yayasan yang lain). Tetapi anehnya, kami tidak dituntut untuk ikut kegiatan A,B,C dsb. Yayasan hanya meminta suatu hal yang kelihatannya simple, yaitu cuma meminta agar rumah itu bersih, piket rumah jalan (piket masak, belanja, cuci piring dsb) dan diminta untuk mengajak teman sebanyak-banyaknya untuk main ke rumah kemudian kami harus ramah melayani semua tamu yang datang nantinya (lanjutannya panjang jikalau diceritakan, tetapi intinya kami mendapatkan banyak pelajaran dari situ karena hal tersebut ternyata susah dijalankan – kami belajar untuk berkorban, belajar untuk menghargai perbedaan dsb) .  Kemudian setelah satu tahun berjalan, tiba-tiba ada tawaran dari yayasan, siapa yang bersedia bantu-bantu sekolah (sekolah milik yayasan ; dalam hal ini menjadi Pembina asrama SMA). Dan ternyata, hampir semua penghuni rumah tersebut merasa keberatan jikalau harus tinggal di asrama SMA, dikarenakan jauh, bakalan nambah ongkos makan&angkot, dan pastinya bakalan lebih banyak pikiran&waktu yang diminta nantinya (untuk program sekolah, program pembinaan siswa di asrama dan pastinya tinggal bersama siswa-siswa dsb). Sedangkan kompensasi yang didapat hampir sama, hanya tempat tinggal gratis saja (tinggal di asrama dengan siswa SMA). Tetapi anehnya, saya dengan penasaran (kayanya menantang juga nih??)akhirnya mengatakan bersedia.

Dan ternyata setelah menjalaninya, aktivitas tersebut memang tidaklah mudah (banyak hambatan, baik dari saya sendiri dan dari luar). Tetapi, saya tetap berusaha optimal untuk itu. Dikarenakan saya melihat bahwa siswa-siswa tersebut bukanlah orang sembarangan, saya yakin mereka adalah orang – orang yang bakalan sukses nantinya dan punya cukup pengaruh nantinya. Dan ketika mereka sukses dan punya pengaruh, saya berharap apa yang saya dan teman pembina lainnya lakukan dapat menjadikan mereka menjadi orang-orang yang bermanfaat, peka dan dapat menghargai orang-orang di sekitarnya. Mengapa siswa tersebut bukan orang sembarangan, dikarenakan yang masuk sekolah tersebut beragam, baik dari segi tingkatan ekonominya, segi agamanya (ada yang Islam, Katholik, Kristen, Hindu&Budha), dan secara umum bisa diklasifikasikan menjadi 2 macam : 1. Siswa Beasiswa (yang merupakan anak-anak unggulan bangsa Indonesia ini, juara olimpiade sains nasional, anak daerah berprestasi dsb). 2. Siswa Non-Beasiswa (yang merupakan anak-anak orang kaya dan sangat mampu dari segi ekonomi- mengingat biaya sekolahnya yang cukup mahal, bahkan semesterannya lebih mahal dari UI). Nah,karena hal itulah saya merasa perlu untuk sedikit berbagi pengalaman dari orang yang sudah duluan hidup ini. Kemudian, dari hal tersebut harapan kami adalah agar mereka bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk keluarganya, teman-temannya, bawahannya (ketika mereka jadi atasan nantinya) daerah asalnya dan syukur-syukur bisa berguna bagi bangsa dan rakyat nantinya (tidak apa-apalah bermimpi, Kan mimpi itu adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia—kata Nidji sih gitu!!).

Perlu saya jelaskan juga bahwa status Pembina tersebut, bukan sebagai pengawas yang menyeramkan atau sejenisnya, tetapi kami diminta untuk menjadi kakak dan teman untuk siswa-siswa (tempat curhat dsb), kemudian terkadang menjadi konsultan untuk orang tua juga.  Dari hal tersebut, banyak pengalaman lucu dan seru yang saya dapat. Terkadang ketika orang tua lagi banyak masalah, saya bisa sampai jam 11 malam ngobrol sama mereka. Padahal besoknya, tugas kuliah masih banyak lagi. Ada juga siswa yang membuat saya kaget dan sadar jikalau materi itu bukan segalanya, ada beberapa siswa yang langsung dari mulutnya mengatakan jikalau “saya rindu dengan pelukan orang tua saya, saya tidak butuh banyak materi dari mereka”. Ada juga, siswa yang berperilaku nakal dsb tetapi setelah saya cari tahu, ternyata mereka itu mencari perhatian, ingin melampiaskan kekesalan terhadap orang tua mereka bahkan ada yang mengatakan “saya sudah bosan menangis!!, karena dari kecil saya sering nangis, gara-gara saya sering dipukul, kemudian orang tua saya bercerai, ayah saya meninggal beberapa tahun kemudian dan ibu saya entah kemana, sekarang saya tinggal bersama bibi dan paman saya dsb”. Itu sebagian perkataan yang saya dapatkan dari siswa. Berbeda lagi ketika dengan orang tua,yang mengatakan “saya bingung, saya melakukan A,B,C dsb itu… Cuma buat anak saya, orang tua itu hanya ingin agar anaknya bahagia, kami ga terlalu mengharapkan kami dapat apa dari mereka, kami hanya  ingin agar mereka bahagia dan sukses nantinya”. (masih panjang nih kalo dilanjutin Lagi).

Tapi, Gila ga tuh manusia ??? emang manusia itu, makhluk yang paling aneh yang diciptakan oleh Tuhan.

Sosialisasi AUN pada Mhs

Telah dilaksanakan siang tadi jumat 28Nov08 sosialisasi AUN Asean University Network (sebuah sistem akreditasi internasional) pada mahasiswa DTM Dept Teknik Mesin. Kegiatan dipimpin oleh Kadep Dr Ir HArinaldi dan Wakadep Dr Ir Gandjar Kiswanto. Mhs dilatih kepedeannya dan dilatih bahasa inggrisnya.

Videoklipnya dapat dilihat dibawah ini:

Kesan Pertama Begitu Mengesalkan..

Kelas Disain Penelitian S2 T Mesin 2007

Kelas Disain Penelitian S2 T Mesin 2007Kelas Disain Penelitian S2 Tek Mesin

********************************** 

Teks berikut ini adalah kesan-kesan dan opini dari mhs S2 Teknik Mesin FTUI terhadap mata kuliah yang saya asuh yaitu DISAIN PENELITIAN.

Tidak seluruhnya berjalan dengan smooth dan baik-baik saja. Ada juga beberapa friksi antara dosen dan mahasiswa, namun buat saya itu semua hal biasa, maklum jam terbang sudah keliwat lama dalam proses belajar mengajar. Baik atau buruk tak jadi soal, mungkin sebagian akan mengatakan, tentu yang diungkap oleh para student hanya yang baik-baiknya saja. Mereka kan takut dapat angka jelek kalo mengkritik dosennya. Itupun saya akui ada benarnya, namun lepas daripada itu, banyak yang bisa dilihat tentang suasana didalam kelas dari hanya sebuah jendela blog ini. Selamat membaca. (Raldi A. Koestoer).-

************************************ 

Kesan Pertama Begitu Mengesalkan, Ternyata…………………!!!

Nama : Subhan Nafis Npm : 0706173124.

Masih teringat ketika kali pertama masuk ke kelas desain penelitian, cukup kaget juga waktu dosen yang mengajar yaitu Prof.Dr. Raldi Koestoer langsung menyapa kita dalam bahasa Inggris. Hi How Are You Guys..? Secara serempak tanpa dikomando para mahasiswa termasuk saya menjawab: Iam fine sir, thanks you. Kami pikir itu adalah basa-basi biasa sebelum mulai perkuliahan di kelas desain penelitian jenjang pendidikan S2 Teknik Mesin di Universitas Indonesia. Ternyata bahasa Inggris jadi bahasa pengantar di perkuliahan tersebut. Sebagai seorang mahasiswa yang modal bahasa “wetan”-nya pas-pasan bahkan cenderung kurang, saya agak kerepotan juga dengan bahasa pengantar di kelas tersebut. Rasa kesal sih sedikit timbul ketika Mr. Raldi selalu berkata: “Try to talk in English”. Beliau bilang sering melihat “orang-orang pintar” dari Indonesia agak kewalahan kalau harus presentasi dalam bahasa Inggris di luar negeri. Jadi beliau menutut mahasiswa untuk aktif berbahasa Inggris. Nah ada satu lagi hal yang cukup memusingkan saya pada awal perkuliahan ini, yaitu Pak Raldi selalu menekankan bahwa penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa harus dapat berguna secara langsung bagi masyarakat, memberikan hasil nyata berupa barang jadi dan tidak hanya berupa paper-paper. Wah repot juga ternyata, bukankah seharusnya kuliah desain penelitian ini justru menekankan bagaimana mahasiswa mempersiapkan bahan untuk membuat tesis sebagai syarat kelulusan program S-2 nanti??..Tentu hal ini membuat sebagian besar mahasiswa bingung dan harus mengganti topik penelitiannya. Bukan hanya itu, tapi bagaimana kita mendapatkan biaya untuk membuat barang nyata sebagai suatu hasil penelitian. Seiring berjalannya waktu, kami para mahasiswa mulai merasakan manfaat yang sangat besar dari program yang diajarkan Pak Raldi. Banyak sekali keuntungan yang kami dapatkan, selain membuat prosedur penelitian yang baik, tanpa kami sadari pengetahuan kami dalam berbahasa Inggris juga kian meningkat. Ada satu hal yang mungkin tak akan pernah terlupakan dari Pak Raldi sebagai seorang Dosen, yaitu beliau sangat menekankan para mahasiswanya kelak menjadi orang yang cerdas tetapi juga berakhlak mulia. Bahwa hidup seseorang akan bernilai harganya jika orang tersebut berguna bagi masyarakat dan tidak membodohi masyarakat dengan melakukan tindak kejahatan seperti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Wah hal ini yang mungkin agak langka sekarang ini. Selain itu dengan mengikuti perkuliahan Pak Raldi kami dituntut untuk berpikir keras bagaimana sebuah penelitian yang baik dapat dilaksanankan, kalau perlu dengan biaya yang semurah mungkin, terlebih lagi biaya penelitian yang diperoleh dari APBN. Sehingga bangsa kita dapat bangkit dan mengejar ketinggalan kita dari bangsa lain, terutama kebobrokan moral yang kerap hinggap pada diri kita sebagai bangsa Indonesia. Kita akui bahwa kita sangat membutuhkan sosok-sosok Pak Raldi yang lain yang tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata namun lebih dari itu kita juga butuh bimbingan agar menjadi manusia yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama terlebih lagi tanggung jawab kita dihadapan Allah SWT. Amiiin…..

KELASKU DI DESAIN (UNTUK MENYIAPKAN) PENELITIAN…

Tata Sutardi 0706173130.

Kesanku pada kelas ini tentunya merupakan gambaran hal yang pernah kurasakan pada saat kelas belum dimulai, saat pertama kali dimulai dan saat kelas sudah berjalan sampai saat ini. Ketika aku mengisi FRS (Formulir Rencana Studi), membayangkan kelas “Desain Penelitian” adalah kelas yang mirip dengan kelas bahasa Indonesia khususnya pada bagian penulisan karya ilmiah. Pada bagian tersebut tentunya aku akan banyak mendapatkan informasi yang cukup detil tentang penulisan suatu karya ilmiah atau tesis. Mulai dari penentuan topic, membuat latar belakang penelitian sampai dengan bagian kesimpulan atau rekomendasi, pokoknya tata cara penulisan tesis yang baik. Ketika aku pertama kali mengikuti kelas desain penelitian, mendengarkan dan mengikuti sang dosen membuatku teringat pada salah satu dosen ketika kuliah S1 dulu. Ya, aku menjadi teringat dengan bapak Dr. Kusmayanto Kadiman, ada kemiripan antara pak Raldi dengan pak Kus yang saat itu membuatku berpikir dan bertanya, apanya ya yang mirip ??. Akhirnya setelah beberapa saat, aku menemukan jawabannya, mmmhhh aku rasa karakter suaranya yang mirip. Kebetulan waktu aku kuliah S1, aku pernah mendapat training leadership dari pak Kus dengan menggunakan pengantar bahasa Inggris, jadi karakter suara pak Kus masih terasa di kepalaku. Dengan adanya pak Raldi, seolah olah memori itu terangkat kembali melalui kemiripan karakter suara dan terlebih lagi, materi yang pak Raldi berikan sering kali mengingatkan kami akan tanggung jawab moral dan sosial sebagai bagian kecil orang yang beruntung di Republik ini, bisa menikmati pendidikan sampai jenjang S2. Ketika aku mengikuti kelas desain penelitian sampai saat ini, isi perkuliahan yang terasa olehku adalah pengarahan agar kita segera menentukan topik penelitian. Pengingatan di awal masa perkuliahan ini memang cukup efektif, apalagi didukung dengan karakter Pak Raldi yang unik dan kadang-kadang membuat kami “sport” jantung dalam mengikuti kelas ini. Adanya tugas setiap minggu, khususnya tentang perkembangan rencana penelitian dan diarahkannya penelitian agar berorientasi pada produk/barang tidak sekedar tulisan, membuat kami dalam satu kelompok harus intensif berkomunikasi dan bekerja sama dalam menyelesaikan proposal penelitian yang kami usulkan. Alhamdulillah, sejauh ini kelompok kami dapat mengikuti dan menyelesaikan segala tugas dengan usaha sebaik-baiknya. Mudah-mudahan saja hasilnya juga memuaskan bagi kelompok kami khususnya. Satu hal lagi yang ingin saya tuliskan dan berkesan di kelas ini yaitu tentang kehadiran. Pak Raldi selalu menginginkan kehadiran mahasiswanya mencapai 100% dalam satu semester. Sebenarnya ini cukup berat, tapi alhamdulillah sampai saat ini aku masih bisa mengikuti 100% kuliah pak Raldi. Sampai saat ini belum ada pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk membuat dapur ngebul yang bentrok dengan kuliah ini (hehehe..maklum, beasiswanya cuma pas saja. Pas mau beli laptop eh pas keluar beasiswanya hehehe..). Mudah-mudahannya ke depan juga tidak ada pekerjaan yang bentrok dengan kuliah ini khususnya. Tetapi jika pada suatu saat terjadi bentrok waktu untuk kedua hal tersebut, tentunya aku harus menghadapinya secara gentlement dan wise. Semoga kita bisa sukses dunia dan akherat dalam hidup ini…Amien..

————————— 

OPINI

Nama : Ulil Azmi NIM : 0706173143

Pada awalnya begitu saya melihat buku pedoman S2 teknik mesin saya melihat adanya satu mata kuliah yang terlihat sangat mudah yaitu Desain Penelitian. Desain penelitihan, bagi saya pribadi, cukup aneh sebagai salah satu mata kuliah yang diajarkan di tingkat program Pasca Sarjana. Hal ini dikarenakan desain penelitian merupakan satu-satunya mata kuliah yang tidak “ berbau” teknik, walaupun saya mengerti bahwa mata kuliah ini merupakan jembatan bagi para mahasiswa Pasca Sarjana untuk menulis karya ilmiah ataupun penelitian sebagai bahan tesisnya yang merupakan syarat mutlak mendapatkan gelar magister teknik (MT). Materi desain penelitian sudah didapatkan sewaktu menempuh pendidikan sarjana (S1), walaupun dengan nama yang berbeda, namun dengan materi yang sama yaitu bagaimana metodologi melakukan suatu penelitian yang baik dan benar. Olah karena itu, saya masuk untuk mengikuti mata kuliah ini dengan anggapan bahwa ini adalah mata kuliah yang mudah dan saya pasti lulus dengan mudah. Pada hari rabu, saya lupa tepatnya tangal berapa, kuliah pertama untuk mata kuliah desain penelitian dilaksanakan. Saya sempat terkejut saat mengetahui bahwa dosen untuk mata kuliah penelitian ini, yang pada awalnya menurut saya sangat mudah, diasuh oleh seorang guru besar (professor). Akan tetapi, saya lebih terkejut lagi begitu mendengar dari sang dosen bahwa bahasa yang digunakan dalam perkuliahan ini adalah bahasa yang tidak saya kuasai dengan baik dan benar yaitu bahasa inggris. Pada kuliah pertama itu juga sang dosen langsung meminta agar setiap mahasiswa mengajukan satu topik untuk dijadikan bahan penelitian. Ketika giliran saya diminta untuk mengajukan satu topik, saya langsung teringat satu hipotesis yang sangat berhubungan secara langsung dengan bidang kerja saya di pembangkit termal tenaga listrik yaitu, “ Semakin rendah suhu masuk kompresor, maka daya keluaran dari generator ( MW ) akan semakin tinggi. Saat perkuliahan berjalan beberapa kali, saya mulai menyadari bahwa mata kuliah ini tidak semudah yang saya kira, karena kita dituntut untuk membuat satu penelitian yang mempunyai manfaat bagi masyarakat dalam kelompok dan penelitian tersebut harus dapat dinyatakan dalam wujud yang nyata bukan hanya karya tulis semata. Pada awalnya saya menganggap penggunaan bahasa inggris akan membuat saya kesulitan, namun dengan berjalannya waktu saya mulai mengerti betapa bermanfaatnya penggunaan bahasa ini di perkuliahan. Di sinilah, menurut saya pribadi, satu-satunya tempat bagi saya untuk belajar dan mempraktekkan kemampuan bahasa inggris saya, karena kita megetehui semua bahwa bahasa inggris adalah bahasa yang sangat penting pada era globalisasi seperti sekarang ini. Dengan kondisi penguasaan bahasa yang “ babak belur” saya mulai terlatih dan belajar mengenai penggunaan bahasa inggris dalam percakapan.

—————————————–

PENDAPAT MENGENAI MATA KULIAH RESEARCH DESIGN

Siti Yubaidah 0706173111.

Apa ya yang mesti saya komentari tentang mata kuliah research design?? Yang jelas menurut pendapat saya banyak banget ilmu dan pengalaman baru yang saya peroleh. Tidak cuma kuliah di kelas tapi langsung terjun ke lapangan untuk menimba ilmu. Kebetulan topic penelitian kami kelompok I tentang pemanas untuk ayam. Jadi dech dengan sangat terpaksa aku harus survey ke peternakan dan masuk ke kandang ayam di kampung Cikoleang desa Pabuaran kec Gunung Sindur Bogor. Kata kata Terpaksa di sini mesti digaris bawahi nich bukan karena malas lho…tapi karena takut kena flu burung itu lho yang lagi mewabah. Mana baunya harum banget di dalam kandang. Ini pengalaman pertama foto berpose dengan ayam-ayam (Biasanya kan pemandangan alam sebagai latar belakang he..he). Geli juga sih…tapi seru banget apalagi kalo liat ke bawah hiiii…banyak banget kotoran ayam yang kita injak (tapi sudah bercampur sich dengan sekam). Apalagi kalo lihat gaya pak zaki yang kayak wartawan beneran.. Pasti ketawa. Ternyata banyak banget permasalahan di luar sana yang mesti kita pikirkan sebagai kaum intelektual, efek dari konversi minyak tanah ke gas ternyata besar sekali imbasnya ke rakyat kecil. Contohnya aja para peternak ini, mereka sekarang menggunakan kayu bakar yang di bakar di dalam drum bekas sebagai heater untuk ayam. Tragis banget khan… Thanks Pak Raldi atas masukannya selama ini, Bapak benar bahwa penelitian kita memang harus bermanfaat terutama untuk rakyat kecil. Dan sebagai solving problem terhadap masalah yang lagi dihadapi masyarakat saat ini. Kalo tidak dimulai dari kita dari hal-hal yang kecil, siapa yang akan memikirkan negeri ini. Yang kedua yang paling tidak bisa saya lupakan dari mata kuliah ini adalah bahasa pengantarnya bahasa Inggris. Maklum saya dilahirkan di kota yang bertetanggaan dengan kota kelahiran TUKUL. Makanya saya KATROK dan NDESO banget. Apalagi dengan logat JAVANESE yang sangat kental. Dengar orang ngomong in English aja udah stress berat. Teringat betul dalam benakku saat pertama kali masuk kuliah hari rabu tanggal 29 agustus 2007. Jam 10 masuklah kami di ruangan 103 gedung EC untuk kuliah Research Design. Begitu Pak Raldi masuk kelas dan berbicara rasanya mau copot jantung ini. Oh My God… bahasa pengantarnya Inggris. Sudah grogi duluan nich… Maklum nyadar akan kemampuan. Malu-maluin aja kuliah S2 UI, tapi keder duluan kalo dengar bahasa inggris. Bener-bener KATROK dan NDESO kayak TUKUL aja (Moga-moga rezeki saya juga kayak tukul. Amin).. Tapi Alhamdulillah setelah MID Test, sudah ada keberanian untuk ngomong dengan bahasa Inggris meski masih campur dengan bahasa Indonesia dan tetap dengan logat Javanese yang gak bisa hilang. Yang penting tetap berusaha dan ada kemauan untuk maju. Inget banget apa kata Pak Raldi “ Kita di kelas ini sama-sama masih belajar. Say something?” Thanks Pak Ral, bapak sudah membuat saya menyadari betapa pentingnya bahasa inggris. Tidak ada kata terlambat untuk memulai belajar lagi. InsyaAllah target saya lulus S-2 sudah fasih lah ngomong in English he..he. Sukses selalu buat Pak Raldi, dan buat Pasca Sarjana Teknik Mesin Angkatan 2007.Juga untuk anak-anak saya tercinta Putri dan Syauqi ayo mulai sekarang belajar Bahas Inggris biar nantinya gak katrok kayak mamanya. (ida-konversi energi 2007).

————————————-

CHANGE YOUR MIND!

Budi Haryanto NPM 0706173162

Serpong, 26 Nopember 2007

Alhamdulillah berkat beasiswa, tahun ini saya menjadi mahasiswa pasca sarjana UI. Walaupun dengan nilai TOEFL yang pas-pasan akhirnya diterima juga di jurusan Teknik Mesin. Semester satu ini ada empat mata kuliah yang harus diselesaikan. Salah satunya adalah mata kuliah desain penelitian yang dosennya Prof. Raldi A. Koestoer. Pertama kali masuk mata kuliah ini membuat saya agak stress, masalahnya bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggris, sementara mata kuliah yang lain tetap menggunakan bahasa Indonesia. Saya kurang pe-de aja berbahasa inggris karena penguasaan terhadap bahasa itu kurang bagus. Perkiraan saya tentang mata kuliah ini adalah tentang teori dan metode yang harus dilakukan ketika akan melakukan penelitian. Perkiraan saya salah karena metode yang diajarkan ternyata kita langsung mencari topik penelitian yang sesungguhnya dan menyelesaikannya dalam semester ini secara berkelompok. Change your mind !… itulah kata-kata yang pernah diucapkan pak Raldi dan selalu teringat di pikiran saya. “Lakukanlah sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak, carilah topik penelitian yang bisa memecahkan permasalahan di negeri ini” itulah kalimat yang selalu beliau ingatkan kepada kita. Dari situlah saya mulai merubah pola fikir dalam melakukan suatu penelitian. Mengenai absensi sangat ketat sekali, kita harus selalu masuk, tidak boleh izin sekalipun itu urgent, kecuali kita sakit keras atau orang tua kita meninggal katanya. Padahal menurut aturan fakultas minimal kehadiran adalah 75%. Pernah ada beberapa teman yang telat beberapa menit tidak boleh masuk. Saya rasa aturan ini sah-sah saja asalkan ada komitmen di awal antara dosen dengan mahasiswa, sehingga kita tidak kaget ketika ada hal-hal semacam itu. Ada beberapa hikmah yang bisa saya ambil dari mata kuliah ini. Pertama, saya jadi lebih terbiasa dalam listening & speaking . Kedua, pola fikir saya berubah ketika akan melakukan sebuah penelitian. Semoga opini ini bisa menambah motivasi bagi pak professor dalam mencetak peneliti-peneliti terbaik di negeri ini. Wassalaamualaikum…

———————————- 

Kesanku terhadap MK Desain Penelitian Di Program Master Teknik Mesin, Universitas Indonesia

Mahasiswa: Achmad Yahya T.P.

Saya adalah seorang dosen dengan pengalaman mengajar kurang lebih sekitar 3 tahun di perguruan tinggi, sehingga setidaknya saya mengetahui sedikit tentang teori-teori pendidikan dan aplikasinya secara real di dalam kelas. Dan pada saat saya pertama kali saya memasuki kelas Prof. Raldi, saya langsung dapat merasakan suasana yang sedikit berbeda dari suasana kelas kebanyakan yang kita temui di bangku kuliah. Saya tidak menemui kontrak kuliah dengan persentase penilaian pada setiap tes, dan saya juga tidak menemui gambaran sylabus tentang kuliah kami satu semester ke depan. Seolah Prof. Raldi ingin mengajak kami mencoba sebuah metode pembelajaran yang memang belum lazim diterapkan pada pendidikan di Indonesia, dan memang kesannya agak sedikit misterius. Bahkan ketika ditanya buku apa yang dijadikan referensi untuk kuliah ini, beliau hanya menjawab, “We don’t need any reference book. We have our huge library in the internet..” Ya, memang hal khusus lain yang menjadikan kuliah ini sangat mengesankan adalah bahwa kami di dalam kelas bercakap-cakap dengan bahasa Inggris, walalupun dengan kemampuan bahasa Inggris yang terbatas. Ketika perkuliahan mulai berjalan, kami pun semakin merasakan bahwa memang kuliah Prof. Raldi ini benar-benar berbeda dan memiliki keunikan dibandingkan kuliah kami yang lain di Program Master Teknik Mesin ini. Setiap pertemuannya memiliki poin yang langsung dinilai oleh Prof. Raldi. Sehingga jika salah satu dari kami tidak mengikuti satu kali kuliah saja, maka dia akan kehilangan poin yang berpengaruh pada nilai akhir nanti. Hal ini tentu saja membuat kami berpikir ulang tentang skala prioritas yang biasanya berlaku di otak kami. Biasanya, kebanyakan orang yang mengambil kuliah pasca sarjana di Indonesia umumnya, memang tidak memberikan prioritas yang terlalu besar untuk menghadiri perkuliahan. Namun pada kuliah Desain Penelitian ini, kami harus men-set ulang paradigma itu. Bahkan Prof. Raldi berkata, “You are in University of Indonesia now. We are serious here. If you only want to get a Master Degree, you can buy it in ‘Ruko (rumah toko) University’ with only 2 million rupiah. But we are serious here, so you have to have priority to your study..”. Well, ini membuka mind-set kami bahwa memang jika kita ingin memiliki kualitas pendidikan yang baik, kita memang harus serius, dan tidak menganggap remeh. Sepertinya pemahaman seperti ini harus ditanamkan dalam-dalam di benak saya khususnya, sebagai seorang akademisi, agar pendidikan di Indonesia tidak kalah bersaing dengan pendidikan di negara maju. Satu hal lagi yang tak kalah pentingnya dari kuliah Prof. Raldi, bahwa beliau sangat menekankan sejak awal, bahwa yang namanya penelitian itu harus berpijak pada sebuah asas manfaat bagi orang banyak. Beliau mengatakan bahwa betapa banyak uang, waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan oleh negara ini untuk melakukan berbagai penelitian baik di universitas-universitas maupun di lembaga-lemabaga penelitian, namun hasilnya yang nyata sedikit sekali dapat dinikmati oleh masyarakat kita. Terlalu banyak penelitian yang tidak bermanfaat, yang hanya berakhir pada sebuah buku laporan yang akhirnya hanya tersimpan di rak lemari. Sedangkan masyarakat kita pada saat ini begitu membutuhkan berbagai hasil pemikiran dari para akademisi dan para peneliti, terlalu banyak masalah yang ada di negeri ini yang sebenarnya amat membutuhkan penyelesaian. Jadi, mari kita stop melakukan berbagai penelitian yang menghamburkan uang itu! Yah, masih banyak kesan lain yang saya dapatkan dari kuliah ini, yang insya Allah menjadi pembelajaran yang berarti bagi saya. Terlebih lagi, setelah mengikuti kuliah ini, saya jadi lebih merasa berani untuk bicara dengan bahasa Inggris.

————————————-

OPINI

M. Zaki

Bila sekilas melihat perawakan Pak Raldi Koestoer, kita tidak akan menyangka bahwa beliau adalah seorang profesor. Lihatlah wajahnya yang masih segar dan rambutnya yang masih hitam lebat, tentu hal ini jauh dari bayangan kita tentang seorang profesor yang haruslah rambutnya telah banyak berguguran karena kebanyakan mikir. Dan ini membuktikan pada kita bahwa dugaan terlalu banyak berfikir akan mengakibatkan kebotakan adalah salah besar. Prof Raldi adalah peneliti yang memiliki segudang pengalaman, baik sebagai pengajar, peneliti, pembicara, maupun penulis buku. Menurut rekan kerja sesama dosen, Dr. Engkos Kosasih, beliau adalah salah satu dosen yang rajin dan produktif dalam menulis buku dan paper. Ada 52 paper dan 12 buah buku yang pernah ditulisnya, sungguh luar biasa. Sarjana alumni Universitas Indonesia ini hampir sudah menyatroni seluruh belahan dunia. Sebut saja Perancis, Negara di mana beliau meraih gelar Master dan Doktor-nya, lalu Jerman, Inggris, USA, negara-negara tetangga kita seperti Filipina, Brunei, Malaysia, dan lain sebagainya. Ini memperlihatkan pada kita bahwa beliau memiliki wawasan yang luas dan mampu dengan cepat beradaptasi dengan lingkunganya. Sebagai dosen, beliau terbilang sangat piawai dalam mengajarkan konsep berfikir dan menggunakan otak dalam menyiasati segala macam problematika hidup. Karena secara kebetulan beliau mengajar mata kuliah desain penelitian (research design) pada kelas master (S2) yang sedang saya jalani di Universitas Indonesia. Beliau selalu menekankan kepada kami selaku calon master untuk mulai bersikap sebagai master dari sekarang. “think as master and act as master..” Salah satu cara beliau mengajarkan agar kami bersikap sebagai master adalah dengan menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam kuliahnya. Karena memang bahasa Inggris sangat diperlukan dan penting untuk terus dilatih, mengingat bahasa tersebut adalah bahasa internasional yang sangat efektif bila nantinya digunakan untuk membaca textbooks, journals, ataupun dalam menyampaikan fikiran kita dalam seminar-seminar ilmu pengetahuan nantinya. Beliau juga menekankan kepada kita untuk selalu peka dan mencoba berfikir untuk mencari solusi bagi masalah-masalah yang ada disekitar kita. Sehingga hasil penelitian kita nantinya dapat digunakan dan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat sekitar kita. Terakhir, saya pribadi ingin mengucapkan terimakasih kepada prof Raldi yang telah mengajarkan kami sebagai manusia-manusia yang idealis. Karena tanpa idealisme kami tak akan ada bedanya dengan generasi sebelumnya, kami akan terjerat dan terbawa oleh arus budaya/kebiasaan yang tidak benar. Bersama doa bapak kami akan selalu berusaha untuk menjadi leader of change. Bukan sebagai follower yang bagai kerbau dicocok hidungya, yang mau saja disuruh kesana kemari tanpa tahu apa alasannya. Sehingga kerbau tersebut lupa, bahwa ia memiliki kekuatan yang cukup besar dan juga tanduk yang tajam untuk melawan. Naudzubillahimindzalik.

—————————————–

A B O U T   C O U R S E

By : Abrar Ridwan

Sangat berbeda dengan kuliah yang lain pertama kali merasakan kuliah yang memakai bahasa pengantar dengan bahasa inggris, dimana wawasan dan pengalaman pribadi sang dosen tereksplorasikan seluruhnya, satu hal yang terpenting dari kuliah ini adalah melatih mental setiap mahasiswa untuk mampu berbicara di depan umum berlatar-belakangkan seorang akademisi dan periset, banyak lmuwan yang mempunyai ide cemerlang dan brillian tetapi tidak mampu mengekspresikan atau mengungkapkan idenya ke khalayak ramai dan itu merupakan hal yang sangat disayangkan. Metode pegajaran dan pembelajaran di kuliah ini sangat objektif dan fair di dalam pemberian nilai, karena proses dan keaktifan mahasiswa dinilai sehingga memberi stimulasi tersendiri bagi kami untuk berlomba-lomba menunjukkan kemampuan diri. Sebagai seorang peneliti kelak kami dituntut untuk terbiasa menciptakan dan berbuat bagi kemashlahatan orang banyak bukan sebaliknya yang hanya mengedepankan kepentingan pribadi dan golongan, oleh sebab itu ide dan penelitian harus bersifat azas manfaat bagi masyarakat sekelilingnya secara langsung. Ada beberapa point yang harus ditumbuh-kembangkan di dalam kehidupan seseorang, dimana semua poin-poin ini saya dapatkan dari mata kuliah disain penelitian yaitu, direct problem solving yang artinya seorang periset harus selalu bisa seketika dapat memecahkan masalah dan fenomena yang terjadi di sekitarnya yaitu dengan cara banyak membaca dan melihat sehingga membiasakan mereka cepat dalam bertindak, yang kedua self gentlemen dimana ia harus bisa menerima kritikan (mau dikritik) dan terbuka luas terhadap masukan orang lain demi melengkapai khazanah ilmu yang ada, yang ketiga skill writing adalah senjata utama bagi mereka yang bergelut dibidang penelitian dan yang terakhir adalah kedisiplinan dan ini bukan barang dagangan yang bisa ditawar bagi siapa yang ingin sukses. Mengikuti matakuliah ini merupakan pengalaman tersendiri bagi saya disamping saya harus mempersiapkan bahan-bahan yang harus dipresentasikan untuk esoknya dan perubahan jadwal kuliah yang mendadak membuat saya harus bisa mentolerir dengan jadwal-jadwal yang telah saya susun sebelumnya, tapi hal tersebut dapat dimaklumi karena dosen mempunyai jadwal yang lebih padat daripada mahasiswa. Demikianlah ungkapan dan kesan yang saya dapat dari mata kuliah disain penelitian.

———————————————

“OPINIKU TENTANG MATA KULIAH DESAIN PENELITIAN”

Oleh : Cahyo Setyo Wibowo – Mesin 2007

Puji Syukur Kehadirat Alloh SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Dengan kasih-Nya telah memberi jalan serta kesempatan saya untuk bisa kuliah S2 di Universitas Indonesia sesuai dengan bidang kerja yaitu Jurusan Teknik Mesin. Terima kasih juga kepada Ibu, bapak, istri dan anak-anaku yang selalu memberikan dorongan semangat dan doanya. Atas semuanya itu saya menjalani kuliah di S2 ini dari awal dulu sampai sekarang dengan semangat dan senang hati, Apalagi kalau ingat bahwa biaya sekolah saya adalah dana dari APBN ( tukang becak, tukang sayur, kuli, pemulung dan sebagainya ikut menanggung biaya sekolah saya), tetapi setelah menjalaninya ada sesuatu yang aneh aku rasakan setiap hari selasa sore sampai pagi .Saya selalu stress, bingung dan campur-campur karena besuk paginya (rabu pagi tepatnya jam 10.00, BBWI) ada pelajaran ”Desain Penelitian”, Pertama selalu ada tugas setiap minggunya, kedua harus berbahasa inggris di kelas, padahal pada awalnya bayangan saya tentang mata kuliah ini adalah bagaimana cara penelitian, metodologi, dan sebagainya, Memang setelah saya pikir-pikir dan saya menjalani kuliah ini ternyata ada sesuatu yang saya dapat dari mata kuliah ini dan tidak ada di mata kuliah lainnya : pertama aku bingung dan heran kok aku jadi berani bicara di depan kelas dengan bahasa inggris walaupun hanya modal kata sambung dan buku saku ”what do you say in english ” selalu saya bawa kemana pergi, kedua ternyata secara langsung isi mata kuliah desain penelitian sudah saya jalani secara langsung dan menghasilkan ide penelitian dan secara kelompok kita jalani untuk menghasilkan produk yang nyata. Padahal selama ini saya sudah kerja delapan tahun di laboratorium teknologi gas ( empat tahun) dan bahan bakar minyak dan gas (empat tahun) sebagai analis, tetapi hanya menjalani rutinitas dan baru sadar kalau dilingkungan saya banyak sekali ide yang seharusnya dapat diwujudkan dalam penelitian yang nyata dengan biaya sekecil mungkin. Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Raldi telah memberikan sesuatu yang beda kepada kami (ilmu, motivasi, saran, selalu menekankan untuk menjaga moral), Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang selalu melindungi, menyayangi dan mengasihi Bapak atas semuanya yang bapak lakukan, Dan mudah-mudahan kami menjadi ”Master yang berprestasi dan bermoral” yang berguna baik untuk keluarga, agama, lingkungan, tempat kerja, masyarakat dan bangsa Indonesia , Amin.

———————————-

KESAN SETELAH MENGIKUTI KELAS DESAIN PENELITIAN

Dimitri Rulianto NPM 0706256940

Kesan setelah saya mengikuti kuliah desain penelitian seperti iklan permen nano – nano beraneka ragam kesannya. Pada awal mulai kuliah Desain Penelitian saya bingung, sebab banyak hal yang diluar dugaan saya seperti dalam kuliah harus memakai bahasa Inggris, belum terbiasa dengan teknik pembelajaran yang digunakan, otak rasanya capek setiap selesai kuliah karena sebelum berbicara kita harus berpikir dulu untuk mengubah kata – kata yang ingin kita ucapkan ke dalam bahasa Inggris, senang karena dapat teman baru dan dapat tips – tips untuk membantu meraih apa yang kita inginkan. Sehingga saat ini saya sudah mengerti cara – cara melakukan penelitian dan mulai terbiasa dengan bahasa Inggris sehingga sedikit demi sedikit mengerti apa yang diterangkan Bapak Raldi di dalam kuliah, “even though” bila berbicara dalam bahasa Inggris masih belum lancar dan saat menulis dalam bahasa Inggris masih sering salah menulis ejaan atau susunan kata – kata dalam bahasa Inggris Dan setelah sekian lama mengikuti kuliah Desain Penelitian kami merasa senang walaupun sempat ada kejadian yang kurang mengenakan tetapi saya senang dapat mengikuti kuliah Desain Penelitian dan berharap kami semua dapat lulus dengan baik. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Raldi yang telah membagikan ilmu pengetahuannya dan banyak sekali memberikan pesan moral kepada kami seperti: jangan takut salah melakukan penelitian selama penelitian tersebut tidak merugikan orang lain, Jadilah peneliti yang memiliki moral dan budi pekerti yang baik, gunakan selalu otak kita untuk mencari ide – ide penelitian yang dapat langsung memecahkan masalah – masalah disekitar kita, buat biaya penelitian tersebut seminimal mungkin dengan memanfaatkan semaksimal mungkin segala peralatan yang ada disekitar kita untuk menunjang kegiatan penelitian tersebut and so on. Semoga apa yang saya peroleh dikuliah dapat saya terapkan di tempat saya bekerja.

———————————-

Komentar kuliah desain penelitian

Oleh: Gatot Eko Pramono

Hari pertama masuk kelas Desain Penelitaian (DP) masih bingung, dikuliah ini belajar apa ya. Dosenya sih saya sudah kenal, Prof Raldi yang sewaktu saya kuliah S1 juga pernah mengajar. Alhamdulillah, Prof Raldi memberikan gambaran mengenai mata kuliah ini dengan cukup jelas. Di mata kuliah ini saya bukan hanya diajarkan bagaimana cara kita melakukan suatu penelitian dengan metode- metode ilmiah, tapi yang lebih penting adalah tujuan dari penelitian yang kita lakukan. Banyak sekali peneliti-peneliti Imdonesia yang melakukan berbagai jenis penelitian dari berbagai disiplin ilmu namun tidak membuahkan hasil yang bermanfaat secara langsung untuk masyarakat Indonesia sedangkan mereka telah menghabiskan uang negara yang begitu besar jumlahnya. Melalui kuliah ini, Prof Raldi selalu mengingatkan, bahwa kita sebagai kaum intelektual hendaknya berjuang dan berusaha semaksimal mungkin dengan segala daya dan upaya yang bisa kita berikan untuk melakukan hal-hal yang berguna untuk masyarakat banyak, bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri dan atau golongan tertentu. Selain merubah pola pikir mengenai penelitian, di kuliah ini juga kita diajarkan bagaimana caranya mengungkapkan ide dan pemikiran, terlepas dari baik atau tidaknya ide yang kita keluarkan. Yang paling penting adalah kita bsa meyampaikan ide kita kepada orang lain dengan cara-cara yang baik dan benar. Selain itu kita juga dipaksa menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar perkuliahan sehingga mau tidak mau kita juga harus belajar bahasa inggris. Hal ini tentu saja berdampak positif bagi seluruh mahasiswa karena dengan cara ini kemampuan bahasa inggris kita bisa meningkat.

—————————————

PENGALAMAN KULIAH DESAIN PENELITIAN

(Hariyotejo P-NPM 0706173093)

1. KOMUNIKASI AKTIF DALAM BHS INGGRIS Pertama kali agak kaget juga, berhubung jarang atau sudah sangat lama tidak memakai pengantar komunikasi dalam bahasa Inggris. Rasanya lidah terasa kaku dan sedikit kusut saat harus digunakan. Namun bisa adalah karena biasa, memang ada gunanya kita perlu mempraktekkan bahasa secara aktif melalui komunikasi, di samping membiasakan mulut agar tidak kaku dan tidak kagok juga membuat perbendaharaan kata-kata bisa kita perluas. Eh pikir-pikir supaya gak kaget juga kalau suatu saat ketemu sama native speaker.

2. IDE RISET YANG MEMBUMI (SOLUSI PROBLEM) Pengalaman berharga yang harus kita petik dari visi pembangunan menuju era tinggal landas adalah kurang kuatnya pembangunan industri pada sector hulu ataupun kurang optimalnya penguatan pada sector industri kecil/rakyat . Memang untuk mengejar ketinggalan teknologi kita perlu melaksanakan atau memperkuat pada sector hilir. Namun tidak bisa abaikan pula kekuatan dari sector industri kecil terhadap ekonomi bangsa. Sehingga paradigma bahwa kita harus selalu mampu mengembangkan teknologi dengan riset-riset yang high-tech yang hanya mengedepankan pengembangan disiplin ilmu dasar harus mulai diubah. Kita sekarang ini dituntut peran aktif untuk mengatasi kesulitan masyarakat akibat dampak krisis ekonomi dengan kontribusi inovasi teknologi yang dapat diterapkan langsung guna mengurangi beban ekonomi.

3. SHARING PENDAPAT MULTIDISIPLIN BERKELOMPOK

Terkadang berpikir sendiri terhadap sesuatu itu terasa amat berat dibanding jika disharingkan dengan teman. Karena ide, usulan ataupun persoalan itu akan menjadi cepat memperoleh solusi atau perbaikan apabila kita pecahkan secara bersama. Biar bagaimanapun kuatnya kita berpikir, kita masih membutuhkan interaksi dengan kawan apalagi dari mereka yang mungkin mempunyai wawasan berlebih.

4. SHARING PENDAPAT USULAN TEMATIK KELOMPOK Melatih diri untuk menerima masukan dari teman terhadap kekurangan atau ketidak sempurnaan suatu ide yang telah kita susun adalah sangat berguna untuk penyempurnaan atau perbaikan di masa berikutnya. Melalui diskusi atau sharing pendapat antar kelompok membuat ide kita menjadi lebih baik dan lebih lengkap terhadap kekurangan-kekurangan.

5. WAWASAN PENYUSUNAN RENCANA RISET SISTIMATIS

Untuk mendapatkan hasil ide penelitian yang bernilai tinggi sangatlah diperlukan penyusunan rencana yang matang dan memiliki nilai guna yang tinggi. Berawal dari tujuan yang dingin dicapai secara umum maupun spesifik penting didefinisikan pertama kalinya. Karena dari tujuan ini akan terurai sasaran maupun nilai guna dari kajian atau analisa penelitian.

————————————– 

Sekilas tentang mata kuliah Disain Riset

Nama / NPM : Jefri Helian /0606002976 Peminatan : TMPK

Saya adalah mahasiswa semester III Program S2 Fakultas Teknik Mesin, peminatan Teknik dan Manajemen Perlindungan Kebakaran (TMPK). Salah satu matakuliah yang sedang saya ikuti pada semester gasal ini adalah Disain Riset. Untuk mata kuliah ini adalah mata kuliah semester I yang harus saya ulang. Mata kuliah Disain Riset di ajarkan oleh Prof. Dr. Ir. Raldi Astono Koestur. Di bawah pak Raldi (begitu kami mahasiswa biasa bersapa kepada beliau), mata kuliah Disain Riset di arahkan kepada bagaimana mahasiswa dapat memahami dan menghayati bahwa sebagai manusia kita punya kewajiban memuliakan kehidupan dari tingkat yang paling sederhana sampai dengan ukuran dunia melalui olah pikir yang bersumber dari apa yang sudah diberikan Yang Maha Kuasa kepada setiap manusia yaitu otak untuk berpikir dan akal budi untuk memberikan sentuhan manusiawi dari setiap hasil proses berpikir kita. Beliau begitu sering menekankan kepada kami mahasiswanya dalam setiap kuliah bahwa dalam berkarya melalui proses berpikir itu kita seharusnya menghasilkan buah karya yang dapat dinikmati oleh orang banyak terutama yang menyentuh pada hal-hal yang dapat menyelesaikan solusi bagi masalah hidup orang banyak. Sesuatu yang tidk mahal dan mungkin sangat sederhana tapi sangat bermanfaat. Dalam memberikan tugas pak Raldi membagi menjadi dua jenis tugas yaitu tugas individu dan tugas kelompok (group). Tugas individu adalah tugas Disain riset yang mengarah pada riset yang akan di lakukan oleh mahasiswa secara perorangan sedangkan Tugas Kelompok adalah tugas Disain Riset yang dilakukan oleh kelompok yang terdiri dari beberapa orang. Secara bertahap pak Ral mengajarkan kepada kami mulai dari pemilihan tema membuat background sampai dengan menjadi sebuah kerangka proposal penelitian untuk sebuah riset. Diakhir sesi biasanya pak Ral menyimpulkan apa pelajaran atau makna yang dapat diambil dalam setiap proses mendisain sebuah riset. Kami sering tergugah dengan pemikiran dan keprihatinan beliau tentang kondisi para periset sekarang yang banyak melakukan riset tapi tidak berpihak kepada kepentingan anak bangsa ini. Demikianlah sekilas tentang apa yang dapat saya rasakan dari bimbingan pak Raldi dalam mata kuliah Disain Riset.

Sekelumit Sejarah Teknik Mesin (bag 2)

…. Pada tahun 1970 mulai Jurusan Mesin menghasilkan insinyurnya, meskipun arsitek, sipil dan elektro sudah menghasilkan lebih dahulu. Ujian insinyur yang pertama dihadiri oleh Rektor Prof. Dr.Ir.Soemantri Brodjonegoro dan Dekan Prof. Ir. Roosseno. Gimana bisa menghasilkan insinyur, workshop dan laboratorium saja nunut di PNKA dan ITB. Waktu ujian insinyur kedua pejabat UI ketemu saya dan para beliau minta agar saya bisa ditugaskan full-timer sebagai dosen di FTUI. Saya tidak berkeberatan, maka Rektor dan Dekan menulis ke pimpinan TNI-AD agar saya bisa ditugaskan di UI. Oleh Pimpinan TNI-AD dijawab, bahwa saya masih dibutuhkan tenaganya di TNI-AD, tetapi diizinkan mengajar di UI asal tidak mengganggu tugas utamanya.
Bersambung(bag 2)…

..Lanjutan bag 2.

Waktu Bapak Suhari Sargo mengundurkan diri sebagai Kajur, maka diadakan pemilihan Kajur baru. Ternyata ada dosen muda Saudara Sri Bintang Pamungkas mendapat dukungan pertama dan yang kedua Saudara Poerwoto. Saudara Sri Bintang Pamungkas sudah saya kenal sewaktu masih mahasiswa di ITB. Sewaktu saya menjadi moderator suatu rapat di ITB, maka ada seorang mahasiswa yang menawarkan diri membantu saya, nama-nya Sri Bintang Pamungkas pada tahun 1968. Waktu saya tanya kapan akan selesai, dijawab bulan depan. Ternyata pemuda energik ini setelah lulus menjadi dosen tetap di FTUI.

Persoalan hasil pemilihan ini, saya sebagai seorang demokrat setuju yang mendapat suara terbanyak yang jadi Kajur dan yang nomor dua jadi Sekjur. Selanjutnya saya tidak mau campur tangan, karena tugas saya yang saya sanggupkan adalah mengajar bukan campur tangan policy management suatu departemen. Ternyata di dunia akademis juga terdapat aliran otokrasi alias anti-demokrasi. Mungkin ada kasak kusuk, maka yang menjadi kajur bukan Sdr Sri Bintang Pamungkas, tetapi Bapak Poerwoto, karena Sdr Sri Bintang dinilai masih “muda”. Dalam hati saya ini “akal-akalan” saja. Mana ilmu kenal muda dan tua. Menurut saya, bahkan yang muda harus di “push” agar mau ke depan. Masih ada kelanjutannya, saudara Sri Bintang di “pecat” sebagai dosen. Lo saya yang berbaju hijau berfikir demokratis kok malah yang civil society berfikir autocratic. Kalau tidak salah Dik Bintang datang di rumah saya sore hari memberi tahu kejadian ini. Alangkah kaget saya waktu itu. Masih ingat saya sebagai orang demokrat tidak mau belajar di negeri facsis, kok malah dihadapan saya ada kejadian yang non-democratic. Maka kepada dik Bintang saya sanggupi akan saya bantu menyelesaikannya. Memang dik Bintang dosen muda baru, tetapi saya sudah kenal sejak 7 tahun yang lalu. Akhirnya sesepuh kita Prof. Ir. Suwardi memanggil saya dan beberapa “senior”, untuk membicarakan kejadian yang sangat “unik” ini. Sebelum ada pemilihan kajur, saya selalu melihat dik Bintang mempersiapkan diktat kuliah secara teratur, disiplin dan rajin. Jiwa muda yang energik ini sangat mengesankan pada saya.

Hasil pembicaraan pinisepuh Prof. Suwardi dan para senior adalah men “daulat” saya, untuk mau menjadi Kajur Mesin minimal satu termin. Demi tanah air dan bangsa, demikian biasa kata-kata akhir saya, usul para senior yang diprakarsai pinisepuh, Prof. Suwardi, saya terima. Kepalang basah saya sudah bercita-cita dan mimpi sejak 1939 mau menjadi dosen ada tantangan masa saya menghindar. Semua tantangan harus saya hadapi dan sedapat mungkin saya ubah menjadi peluang (opportunity). Lalu Prof. Suwardi dan saya melaporkan putusan ini ke Dekan, Bapak Suwondo di rumahnya di Rawamangun kompleks perumahan UI. Dulu Bapak Suwondo kalau tidak salah dosen di ITB dan belajar bersama saya di Delft Nederland. Maka sejak pertengahan tahun 1975 saya menjabat sebagai Ketua Jurusan Mesin FTUI yang ternyata banyak problem “sentimental”. Banyak hal yang tidak logis kalau suatu problem diselesaikan secara logis. Bulan pertama hambatannya mulai terasa. Bulan kedua saya sudah bisa mengidentifikasi permasalahannya. Bulan ketiga saya coba mencari solusi yang menurut saya benar dan dapat saya laksanakan. Problem utamanya ternyata dosen seniornya luar biasa, sedangkan dosen yuniornya tetap bahkan ada yang “biasa di luar”. Kata disiplin tidak pernah terbaca di Jurusan Mesin. Padahal disiplin bagi saya makanan kacang goreng dan tidak membebani sama sekali. Sebab kalau waktu perang saya tidak disiplin, mungkin saya sudah “game”. Maka habit saya adalah disiplin dalam darah daging demi keselamatan diri. Sebetulnya waktu ada pemilihan kajur mesin pengganti Pak Suhari Sargo, saya mempersiapkan diri untuk mengajar di Malaysia. Saya diangkat sebagai Guru Besar teknik mesin di Kualalumpur. Maka saya tidak mau di calonkan sebagai ketua jurusan. Tetapi karena saya didaulat menjadi ketua maka saya batalkan pergi Malaysia. Saya pikir dari pada saya memintarkan orang Malaysia, lebih baik saya memintarkan kawula muda Indonesia. Maka setelah saya jelas didaulat, saya pergi ke ITB mengundurkan diri saya membantu universitas di Malaysia. Ketua Panitya pengirimannya adalah Prof. Dr.Moedomo.

Suatu waktu sore Pak Suhari Sargo mengajak makan saya dan 2 orang kolega lainnya di salah satu restoran di Dukuh Atas. Waktu makan sambil menikmati hidangan yang lesat kita bisa bicara macam-macam tanpa beban. Ternyata pertemuan non-formal ini berkesan pada saya. Maka cara Pak Suhari Sargo mengajak makan malam ini menjadi inspirasi bagi saya untuk mendekatkan para dosen baik senior dan yunior agar dapat saling kenal. Bukan hanya kenal ilmunya saja, tetapi juga kenal keluarganya. Maka saya putuskan tiap bulan kita adakan pertemuan bergilir diantara para dosen senior dan yunior dirumahnya masing-masing. Ternyata gumpalan es yang beku bisa cair. Kebetulan sekali saya menunjuk Pak Sularso sebagai Sekre-taris Jurusan Mesin. Beliau orangnya aktif dan banyak idea sehingga sangat kreatif.

Kepada beliau saya sampaikan, bahwa para dosen muda harus kita “push” belajar ke luar negeri agar terjadi “brain washing”. Ternyata Pak Sularso setuju, bahkan beliau juga ceritera bahwa beliau baru saja pulang dari Jepang belajar di Tokyo.

Diantara mahasiswa yang saya kenal dapat berprestasi tinggi adalah Saudara Raldi Artono dan Saudara Budiarso. Mereka dapat saya kenali langsung, karena mereka pengurus Ikatan Mahasiswa Mesin. Saya tahu dari nilai, bahwa masih banyak mahasiswa yang mampu saya bibitkan untuk menjadi ilmuwan, seperti waktu senior asisten di TH Karlsruhe mengintro-duser saya menjadi asisten. Kepada Saudara Raldi Artono saya beritahukan, apakah ia masih ingin jadi insinyur atau jadi pimpinan ormas. Tidak tahu tanggapan Saudara Raldi Artono. Pokok ia melepaskan pimpinan IMM dengan upacara dan saya bisa hadir.

Bersama Sdr Sularso, saya mencari dana untuk mengembangkan work shop dan laboratorium Mesin. Di daerah belakang UI sudah ada bangunan baru yang kosong, karena belum ada isinya. Sekretaris Jurusan Mesin Sau-dara Sularso memang banyak akal dan networknya. Saya diberi tahu, bahwa yang mengurus pembangunan UI adalah Dr.Prangtopo dari FMIPA. Mende-ngar itu saya tidak membuang waktu, karena saya kenal Dr.Parangtopo. Beliau masih ada hubungan saudara dengan saya, maka bersama Sdr.Sularso saya datang ke Dr.Parangtopo dan mengajukan proposal. Setelah memberi-kan proposal saya tidak mengurus lagi pokok wait and see.

Berikutnya ada tawaran beasiswa ke Perancis. Tanpa ragu dan yakin saya tunjuk lulusan baru Saudara Raldi Artono, Saudari Sri Murni dan Sau-dara Sularso. Saya menunjuk Saudara Sularso supaya bisa membandingkan Universitas Eropa dan Jepang juga. Meskipun saya menunjuk 3 orang, me-reka harus masih mengikuti ujian saringan yang waktu itu Ketua Panityanya adalah Prof.Dr.Mudomo dari Pascasarjana ITB. Saya optimis bahwa kandi-dat yang saya ajukan akan diterima. Waktu ujian saringan saya secara pri-badi hadir, juga PR-I Prof. Dr.Suyudi. Kebetulan Prof.Dr.Mudomo adalah adik kakak ipar saya. Ternyata kandidat dari Jurusan Mesin ketiganya diteri-ma semua.

Dengan kepergian Saudara Sularso bertugas belajar ke Perancis, maka saya memanggil alumni FTUI Saudara Ir. Bambang Suryawan untuk mem-bantu saya sebagai Sekretais Jurusan. Ternyata Saudara Bambang Suryawan sudah bekerja dan berpenghasilan cukup tinggi dan mendapat mobil dinas pula. Saya tidak tahu apa yang ia pikirkan. Sudah berkeluarga, penghasilan lebih besar dari pada gaji di FTUI dapat mobil dinas lagi. Ia hanya menjawab: Sanggup. Apa artinya sanggup? Ternyata benar ia datang lapor saya dan sanggup membantu. Dan setelah Saudara Bambang Suryawan masuk ternyata peralatan workshop dan laboratorium datang. Semua ditangani oleh dik Bambang. Bahkan labnya saya harap bisa membantu PTS di Jakarta. Jadi mereka tidak perlu ke ITB Bandung. Karena waktu itu saya juga menjabat Dekan FTAJ, maka dik Bambang saya minta juga membantu saya di FTAJ. Setidaknya mengurangi kekurangannya penghasilan setelah masuk sebagai dosen tetap di FTUI.

Setelah saya mengirimkan tugas belajar dosen muda ke luar negeri, maka selanjutnya agak mudah. Memang suatu hal baru itu tentu sulit untuk pertama kalinya.

Ternyata tidak semua yang pandai-pandai mau saya recrute untuk menjadi dosen di FTUI. Mereka memilih mencari pekerjaan diluar FTUI. Memang ada beberapa yang datang ingin menjadi dosen FTUI, tetapi kalau prestasinya pas-pasan saya agak berkeberatan. Nanti Jurusan Mesin bisa “inbreeding”. Saya butuh lulusan yang pinter dan dedikatif, maka saya mengadakan “penelitian” mahasiswa yang bisa saya recrute jadi dosen.

Dari pengalaman kerja dan mengawasi orang, maka saya harus punya staf yang mampu mengajak alumni yang berprestasi untuk “back to campus” Maka setelah Saudara tris budiono lulus, saya tidak buang waktu ia saya minta langsung membantu saya sebelum ia meninggalkan almamaternya. Bagi saya sebagai manager kemampuan dik tris meyakinkan saya, bahwa di Jurusan akan terkumpul manusia yang berdedikasi meningkatkan profesi dan kompetensi. Ternyata mereka yang saya minta membantu di jurusan selalu menjawab ”ya” atau “lain kali” alias menolak, tetapi dik tris lain lagi. Suatu waktu ia menemui saya ingin bicara dengan saya. Waktu saya berikan jam 14.00 di ruang kerja saya di lantai 2 diatas workshop. Ternyata dik tris bertanya, mengapa ia saya minta membantu saya. Maka saya jelaskan: Dik Anda saya minta membantu saya, agar mereka yang berprestasi akan mau “back to campus”, saya tahu serta yakin, bahwa “approach” dik tris budiono tidak akan gagal. Penunjukkan saya kepada dik tris budiono tidak sia-sia, karena dewasa ini di DTM berkumpul tenaga yang berprestasi. Bahkan belakangan ini dari pengamatan saya dik tris adalah “mercu suar” DTM yang menunjukkan etika profesi. Like or dislike ia adalah seorang ilmuwan di DTM yang teguh dan consistance terhadap pendiriannya yang menurut saya selalu concern terhadap kemajuan DTM. Mungkin kalau saya tidak menunjuk dik tris budiono sebagai asisten saya merecrute dosen muda sejarah DTM akan lain.

Ilmu teknik mesin tidak bisa diumbar sesuka keinginan dari Kajur Mesin. Maka saya bentuk sistem “kabinet-kabinet”. Kabinet konversi energi saya pimpin sendiri, kabinet konstruksi saya serahkan Pak Suhari Sargo, kabinet air conditioning saya serahkan Prof.Suwardi, kabinet Industri saya serahkan Pak Poerwoto dan kabinet perkapalan saya serahkan kepada pak Triwitono.

Pembentukan kabinet itu saya maksud agar “mendidik” mahasiswa bisa lebih terarah dan tidak asal jadi. Apa gunanya kalau ilmu yang dikuasai hanya kulitnya. Bukan yang banyak yang baik, tetapi yang baik adalah yang banyak. Waktu saya menentukan arah seperti itu memang ada hambatan dari dosen-dosen senior. Tetapi dasar saya pernah jadi komandan, maka penjelasan saya lebih seperti “perintah”. Setelah satu semester tiada lagi hambatan.

Ternyata dari Dekan ada “perintah” suapaya mau merintis program studi “gas”. Saya tidak keberatan. Maka program studi gas ini yang katanya kerjasama dengan Pertamina dipimpin oleh Ibu Windrati Afiat et.all. Maka ini juga saya namakan kabinet gas.

Dalam benak saya yang pure mesin adalah: konversi energi, konstruk-si dan air conditioning. Lainnya saya pesankan agar disiapkan menjadi jurusan. Jurusan Industri, Jurusan Gas dan Jurusan Kapal.Waktu itu saya perkirakan kabinet Kapal sudah bisa jadi Jurusan Kapal karena di Jakarta banyak insinyur kapal. Bahkan mahasiswa FT-Hasanudin jurusan kapal mengikuti kuliah dan ujian terakhir di FTUI. Lulusannya dewasa ini sudah menjadi Doktor. Saya dan Dr.Ir.Raldi Artono turut mengujinya di Makassar. Bahkan sekarang beberapa dari 5 orang Doktor sudah menjadi profesor.

Dengan bentukan kabinet-kabinet ini maka beban mata kuliah bagi mahasiswa tidak banyak, tetapi dapat didalami ilmu dan pengetahuannya. Dengan demikian harapan saya lulusannya menjadi academic person dengan profesi dan kompetensi yang jelas dan baik.

Ide saya membuat kabinet-kabinet ini yang akan saya terapkan di PTS tidak berjalan.Tapi di FTUI sekarang sudah ada DTG dan DTI. Tinggal tunggu DTK.

Otak manusia itu kan terbatas bite-nya, meskipun melebihi 500 GB. Barang yang sudah masuk “hard-disk” manusia sangat sulit di-delet. Salah-salah jadi trauma. Maka sampai sekarang saya berpedoman di pendidikan adalah yang baik yang banyak, bukan yang banyak yang baik. Nanti kalau sudah lulus silahkan “ambil risiko” sendiri berkembang. Belum tentu orang yang belajar teknik mesin selama hidupnya akan berkecimpung di bidang permesinan. Berilah dasarnya sebagai basic yang kuat, nanti kalau mau ber-kembang sudah tahu jalannya. Kalau mau pindah profesi masih mungkin karena hard disknya belum penuh.

Setelah 3 orang dosen muda tadi saya kirim ke Perancis, maka seperti saya jelaskan lainnya tinggal menyusul. Maka selanjutnya dik Bambang saya kirim ke Leuven Belgie. Dan yang mengganti Sekretaris Saudara Made Kartika Dhiputra.

(Masih akan bersambung bag 3, terakhir).