Tentulah obrolan ini menyangkut kegiatan saya sehari-hari di kantor dan di rumah selama bulan puasa ini. Dua minggu terakhir ini saya banyak menerima sms dari either orang tua bayi atau kerabatnya. Tentu kebanyakan mereka adalah keluarga yang mempunyai bayi prematur sehingga keperluan utamanya adalah untuk meminjam inkubator, yang memang kami sediakan untuk dipinjamkan secara gratis. Status hari ini menunjukkan bahwa dari total 9 inkubator yang kami miliki, yang terdiri dari 2 ukuran besar, 1 ukuran besar untuk bayi kembar dan 6 inkubator grashof (ukuran kecil). Yang tersisa per 26 Juli 2013 adalah 2 inkubator ukuran besar dan satu ukuran kecil. Berarti ada 6 unit yang sedang operasional. Kemarin ada yang kembali 2 unit dan siang ini satu unit sudah melayang lagi alias dipinjam orang lagi. Istilah saya: ” Wah… dagangan saya laku keras.”
Siknoko dan istri, Ir Syarifudin backside
Ibu Ina dan bayi Fayza
Barusan tadi setelah solat jumat datanglah pak Siknoko beserta istrinya. Beliau baru sms-an tadi pagi dengan saya, tapi prosesnya begitu cepat karena saya tawarkan untuk diambil hari ini, bila menunggu sampai senin karena weekend kami tutup kantor bayi kasihan kedinginan, coz bayi besok sudah pulang kerumah. Dan anda tahu berapa berat bayinya…waduh sedikit sekali hanya 1,7 kg, padahal sudah 34 hari berada di Rumah Sakit… Ngenes banget deh. Seperti biasa saya sering nebak-nebak, berapa bayarnya kira2 ? Biasanya yang sering rada sesak dadanya kalau ngomongin yang ginian… bapaknya. Perkiraan saya kalau rata-rata sejuta lebih sehari di RS (ruang NICU) maka paling kurang bayarnya jadi diatas 40 an…Tul gak tuh ? Nanti saya ada komen soal kenapa bayi lama di RS.
Kemarin malah ada dua ortu bayi yang datang. Dipagi hari pak Ade Kurniawan seperti tergopoh-gopoh datang untuk ambil unit P-02R yang memang sebelumnya sudah saya set-up untuk dibawa. Sehari sebelumnya unit itu dipamerkan di perputakaan UI dibawa presentasi oleh Renard Cheng (mhs) yang dapat proyek PKM (Program Kreativitas Mhs) dari Dikti. Peminjaman periode sekarang sudah lebih lengkap, artinya bukan saja inkubator bayi yang dipinjamkan tapi sudah sekalian dengan timbangan bayi. Dengan demikian kami melalui sms bisa ikut memonitor perkembangan berat bayi. Karena parameter itulah yang paling lumrah dan mudah untuk bisa kita lihat kondisi tumbuh kembang bayi.
Pak Ade ini tinggal di Cawang, bayinya lahir tgl 15 Juli dengan berat 1,8 kg. Bayi lahir prematur dan sang ibu menderita eklampsia (definisinya macam-macam tapi salah satunya Eklampsia adalah komplikasi akut dan mengancam nyawa kehamilan, ditandai dengan munculnya tonik-klonik, biasanya pada pasien yang telah mengembangkan preeklamsia). Bahwa berat bayi turun dalam kurun waktu seminggu setelah proses kelahiran, sesuatu yang normal. Tapi bila naiknya kembali sulit, nah… ini yang bikin bapak bayi bingung karena biayanya jadi melangit karena bayi tinggal lama di ruang NICU. Jadi itulah yang bikin pak Ade ini cari diinternet, siapa kira-kira yang bisa membantu. Seperti biasa kalau anda googling dengan keyword ‘inkubator bayi’ maka keluarlah artikel-artikel di blog saya mengenai peminjaman inkubator gratis di halaman pertama (istilahnya landing page).
Selesai rapat Konversi Energi, saya melintas keluar dari ruang Dep Teknik Mesin, saya lihat ada ibu berjilbab dengan seorang pemuda membawa inkubator… Langsung saya tegur ” Lho ini ibu Ina ya ?” Beliau terkejut tapi manggut. So, how do I recognize her ? Coz paginya beliau kirim foto ibu dan bayi didepan inkubator kami, dan bilang anaknya sudah tidak betah didalam. Saya jawab sms bahwa itu artinya si bayi sudah sehat…. Ho ho ho, tentu saja lha wong beratnya sudah 3,5 kg. Padahal belum sepuluh hari pinjam inkubatornya. Alhamdulillah bayi Fayza sudah sehat. Ngobrollah di ruangan saya, utamanya bayinya ini dirumah mendapat ASI eksklusif, menyusunya lebih banyak daripada di RS. Dua jam sekali sudah merengek minta disusui. Akibatnya memang tumbuh cepat sehat. Berat badannya naik secara linear, jadilah belum 10 hari sudah sehat. Sebelumnya mereka bikin sendiri inkubator atas bantuan pamannya yang dokter. Tapi belum satu hari dipakai, kelihatan bayi tidak betah. Saya langsung nyahut “Pasti bau cat ya…” Ibu Ina langsung mengiyakan, dan mengembalikan inkubator itu ke pamannya. Kami sudah makan asam garam soal ini. Produk modifikasi baru untuk bayi kembar yang baru selesai 3 minggu lalu sudah melalui uji penciuman pak Syarif kepala teknisi yang berpenciuman tajam. Pokoknya kalau beliau bilang “Belum ni masih bau” maka unit itu kami jemur lagi berhari-hari, bahkan kami semprot dengan tekanan angin 7 Bar. Dia masukin lagi kepalanya kedalam inkubator sambil mendengus-dengus untuk menguji catnya masih bau atau tidak. Unit spesial untuk bayi kembar itu kini sedang menjalankan fungsinya di Bandung buat bayi kembar Gilang dan Galang. Belum sempat saya foto, sudah ada user bayi kembar yang menunggu.
Sehari sebelumnya lagi (cerita ini waktunya mundur kebelakang), hari selasa ada pak Aditia, yang langsung datang begitu Ir Syarif menelponnya karena sudah selesai memasang termostat. “Saya alumni UI juga pak.” begitu waktu datang dan seperti yang lainnya juga kelihatan stress. Gimana gak stress, berapa berat bayinya ? Wah yang ini lebih miris lagi… cuma 1,1 kg…Duh…pasti gak tega saya ngeliatnya (untung gak ngeliat ya). Aditia alumni FMIPA UI Geografi angkatan 99, ” Apa yang saya bisa bantu pak ?”…. Wah nanti aja kita bicara itu, urusin aja bayinya dulu biar selamat dan sehat. Belakangan nanti kita bicara lagi. Kelihatan dia seperti lega gitu…dari tadinya waktu datang sedikit pucat, waktu pulang bawa inkubator ketawa-ketiwi…
Mundur satu hari lagi, dihari senin. Turun dari mobil, sambil agak terpincang-pincang karena ketiduran di mobil, saya lihat didepan pintu workshop ada mobil besar parkir. Sehari sebelumnya saya terima sms – Keponakan saya kembar laki2 lahir prematur sehingga kami ingin meminjam inkubator bapak untuk merawat bayi tsb di rumah. Saat ini sudah 6 hari di rumah sakit, biaya sudah mencapai 43 juta. Berikut ini data2nya – Tertegun saya membaca sms ini, karena unit inkub bayi kembar itu baru 2 hari saya nyatakan siap-pakai. Setelah kami adakan test macam-macam termasuk bau catnya seperti dicontohkan diatas. Seakan-akan pas semuanya begitu selesai unit bayi kembar, begitu si Gilang dan Galang kembar dari Bandung meminta buat launching perdananya.
Haidar, Haikal dan Haiman, bayi kembar tiga Triplet, kahir dari ibu bernama Hanny dan pak Bagus, prematur lagi. Yang ini khusus saya ceritakan di
Klik saja. Spesial saya buat artikeltersendiri, coz jarang-jarang ada bayi kembar tiga prematur dan memerlukan bantuan inkubator kami. Mulanya saya bilang akan melayani mereka dengan tiga inkubator singel tapi kemudian saya ralat jadi dua saja. Pertama satu diantara ketiga bayi itu beratnya sudah 2,5 kg yang lain 1,8 dan 2,0. Kedua saya memperkirakan akan datang permintaan lagi dari bayi prematur lainnya. Dan memang benar kenyataannya, berurutan permintaan itu datang.
Keluhan Ortu Bayi
99% sama keluhannya, si bapak bayi prematur ngeluhnya cuma satu:
TIDAK SANGGUP BAYAR BIAYA RUANG NICU DI RUMAH SAKIT.
Karena itu saya mau bikin Lab NICU (Neonatal Intensive Care Unit) yang murah di rumah ortu bayi portable utk dipinjamkan secara gratis. Pasti bisa, akan saya pelajari sedikit demi sedikit dan nanti saya dan pasukan pendukung mahasiswa karyawan dan sarjana baru, mereka akan membantu saya. Tentu saya mengharapkan bantuan dari preofesionalnya dokter, perawat dan bidan, yang mau sukarela memberikan advicenya dan sedikit kerjanya, tanpa bayaran (pasti akan ada, karena Allah yang akan menggerakkan hati mereka). Alatnya yang standar minimal akan saya sediakan, kalau bisa kita bikin semua kalau nggak ya sebagian assembly dan modifikasi. Rancangan imajinernya sudah ada di kepala saya.
Beberapa waktu yang lalu kami sudah membuka agen fasilitator di Jawa Tengah, tepatnya di Pemalang. Lihat
Tak lama lagi di Aceh… Wah koq jauh betul di Aceh. Yah ini karena ada orangnya yang sduah bersedia melakukan kegiatan seperti kami di Depok ini. Jadi saya tinggal nyumbang satu unit inkubatornya saja. Menunggu relawan ini datang ke Jakarta, nanti katanya dia mau bawa 1 unit ke Aceh. Semoga cepat bisa berkembang ke seluruh 33 propinsi di Nusantara ini (ada berapa sih propinsi sekarang, sakingnya sering ada pemekaran, jadi gak tahulagi jumlahnya berapa).
Guyz… Pastilah ini bukan kegiatan ujug-ujug yang tahu-tahu jadi. We’ve been dealing with incubator since eleven years ago… And also this blog was starting 2007…. Segala sesuatu ada inisiasinya, lalu kerjakan step by step. Yang penting mulailah melangkah jangan ngomong aja jangan nulis aja, tapi KERJAKAN. Niscaya semua niat baik itu kalau dikerjakan akan terlaksana, bahkan lebih besar daripada apa yang perkirakan diawal.
Ada yang minat membantu ? Kontak saya, preferable sms 0816-1992186, Email” koestoer@eng.ui.ac.id.
Berikut ini akan saya upload video Parade bayi, inkubator dan ortu bayi. (Tapi belum dibikin…bbrp hari lagi deh).-
Raldi 26 Juli 2013.-