Testimoni Audience

Ivi just commented on LPDP PK-226: Kesan dan Opini.

Untuk pertama kalinya tahun ini kami dikontak oleh pak Jupriyanto dari LPDP yang mengundang Tim Inkubator UI sebagai …

Saya betul-betul terkesan dan terpana dengan pengabdian tanpa batas yang dilakukan oleh Prof. Raldi dan team yang sudah dengan sangat tulus membantu masyarakat melalui ilmu dan pengetahuan yang dimiliki.

Saya banyak dapat banyak insight dan inspirasi dari sesi yang Prof. Raldi sampaikan kemarin. Suatu saat, semoga saya juga bisa mengabdi sesuai dengan bidang dan jurusan yang saya tekuni dan membantu sekitar.

Semoga kebaikan dan ketulusan Prof. Raldi dan team senantiasa dibalas oleh Tuhan yang maha Esa, kemudian selalu diberikan kemudahan dan kelancaran dalam setiap langkahnya, berkah, dan barokah. Aamiin.

-0-

HDA0856XYZ22454Kemenkeu/ University of MelbourneSaya menangis haru Prof. Terima kasih banyak sudah mendedikasikan sebagian hidup prof dan tim untuk sosial. Izin prof, apakah dimungkinkan tim prof bermitra dengan pemerintah untuk memperluas cakupan inkubator gratis
ME0857XYZ81351Univ IndonesiaSebagai orang tua yang pernah melalui proses anak saya harus d phototerapi, saya sangat terharu mendengar upaya yg sudah dilakukan. Semoga prof dan team selalu sehat.
R0813XYZ19829UGMSaya dari Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, saya siap untuk berkoordinasi jika ada Bayi di sekitar saya yang membutuhkan Inkubator Gratis ini
ESL0853XYZ38072Freelance/The Australian National UniversitySangat kerenn sekali materi. Semoga inkubator ini dapat dirasakan manfaat oleh semua ibu dan keluarga di Indonesia terutama Indonesia Timur.
Kharisma

Kharisma

18 hours ago

Prof Raldi dan team benar-benar sangat luar biasa dalam dedikasinya mengabdi kepada masyarakat. Saya sangat terkesan dengan segala yang dipaparkan oleh Prof Raldi dan team saat sesi seminar kemarin. Banyak sekali insight yang saya dapatkan dan meyakinkan saya kembali untuk terus memberikan pengabdian untuk masyarakat secara tulus.

Suatu saat nanti, semoga saya bisa mengikuti jejak Prof Raldi untuk bisa terjun memberikan manfaat kepada masyarakat tanpa henti sesuai dengan bidang saya. Semoga nanti ada kesempatan untuk bisa kolaborasi dengan Prof Raldi dan team.

Sehat selalu Prof, semoga selalu diberi kelancaran juga kemudahan. Sukses selalu untuk Tim Inkubator!

LPDP PK-226: Kesan dan Opini

Untuk pertama kalinya tahun ini kami dikontak oleh pak Jupriyanto dari LPDP yang mengundang Tim Inkubator UI sebagai NARA-SUMBER, guna mengisi acara PK-226. Hebatnya kali ini diselenggarakan di hotel Bintang 5 yaitu hotel Borobudur. Seperti diketahui kami sudah berpartisipasi dalam acara training atau pembekalan untuk para penerima beasiswa LPDP sejak tahun 2016 dan yg terakhir kami berpartisipasi pada bulan September 2023 untuk PK-215. Setiap PK ini punya nama-namanya sendiri dan kali ini untuk PK-226 : LABUAN PELITA. Motto-nya “Kami Labuan Pelita, terikat erat dalam persaudaraan, berlayar bersama dengan arah yang berbeda, kembali pulang untuk bersandar di Pelabuhan yang sama Indonesia”.

LPDP PK226, bbrp data : Jkt 25-29 Feb 2024, @LABUAN PELITA, Reguler 127; PNS TNI POLRI 105; Afirmasi daerah 22; Prasejahtera 19; PT Utama Dunia 11; Parsial 4; Disabilitas 3; Papua 3; Dokter Sp SubSp 3; Kewirausahaan 2, —Ekonomi Pajak 56; Ilmu Alam 44; Teknologi 35 Kesehata psikologi 34; Sospol 29; Soshum 26.

Jabar 57, Jateng 36, DKI 35, Jatim 31, Banten 22.

Destinasi UI 53, UGM 50, Monash 20, U Melbourne 19, Queensland 12, ITB 11, ANU 10, UNSW 10, IPB 8. TOTAL 299 L 121 P 178

Berikut ini kami pilih kan komen dan opini dari para peserta atas paparan kami — Inspiring Talk, Sosioteknopreneursip, Peminjaman Gratis Inkubator Bayi untuk Nusantara –.Pilihan didasarkan atas panjangnya komen mereka. Jumlah mereka semua ada 299 orang, tapi mereka yang mengisi presensi kami hanya 272 orang.

Masukan / Saran / Komentar
(Inisial nama; No HP XYZ ; Destinasi Studi)
Sangat menarik prof ilmunya, terkait rangkaian cara berfikir dari awal hingga keberlanjutannya. semoga semangatnya dapat diteruskan orang banyak termasuk saya, tetapi ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. jujur saya agak terganggu dengan cara membawa ikubatornya karena diangkat, akan jauh lebih aman jika menggunakan semacam trolly. kemudian untuk faktor safety, saya melihat masih sedikit visual sign pada inkubator. selanjutnya secara visual saya tidak melihat adanya protector pada inkubator dari faktor ekternal, jika dirumah sakit mungkin area steril dan jauh dari bahaya, sedangkan di masyarakat prasejahtera ada banyak kondisi rumah mereka tidak steril dan lebih rawan barang jatuh dst, sehingga meningkatkan possibilty accident yang dapat merusak inkubator serta menganggu keselamatan bayi yang ada di dalam inkubator. sekian dari Saya Prof. Terima kasih atas ilmu yang luar biasa dan semoga dapat dipertemukan lagi dikondisi yang lebih baik.
ASHM  ; 0822XYZ77950  ; Institut Teknologi Bandung
Secara materi bagus. meskipun bagian kaidah penelitian dan penulisan ilmiah yang ada di judul materi masih belum tercover.

Selain itu, ingin bertanya apakah memang terkait agen relawan pool karakter yang dipilih ini lebih memiliki mindset kuadran kanan yaitu ke pengabdian, dan less about financial wealth? apakah dengan pembatasan type pool karakter ini tidak akan membatasi ekspansi dari incubator ini? krn mungkin ada pool orang2 yg terkait untuk berkontribusi tapi ingin ttp mendapatkan financial wealth melalui skema ini? apakah model dr social techpreneurship bisa juga incorporated business aspect?

untuk proses replicate dan scale up apakah tim Prof menyediakan workshop untuk project replication dan kemudian assistance agar proses replikasi bs berjalan dengan baik?

semoga bisa dijawab melalui email krn saya pribadi memiliki ketertarikan dalam bidang ini
TAP  ; 0813XYZ45331  ; HEC Paris
Terima kasih untuk insightnya yang luar biasa prof. Saya saat ini bekerja di BPS yg sedang mengerjakan sebuah project desa cinta statistik dimana memberikan pendampingan kepada desa untuk menyelesaikan permasalahannya dengan data statistik. Secara statistik, 20-30 bayi prematur meninggal setiap 1000 kelahiran adalah isu yg tidak kalah penting untuk diperhatikan hingga level bawah sebagaimana isu stunting. dan akan lebih berdampak jika menggandeng institusi di level desa seperti misalnya satu desa menyediakan satu inkubator utk warganya sehingga efeknya akan lebih besar. apakah penemuan ini sudah menggaet institusi pemerintahan, apakah ada obstacle yg dihadapi dan bagaimana respon dr institusi tersebut?
IDP  ; 0812XYZ08139  ; Universitas Indonesia
Saya sangat merasa terharu dengan peminjaman inkubator gratis ini. Tapi menjadi pertanyaan bagi saya, apakah ada follow up dari tim medis atau dari tim teknik sendiri terhadap kondisi  bayi yang menggunakan inkubator ini. Apakah keluarga diajarkan terkait cara memfollow up kondisi bayi dan apakah diajarkan cara melakukan pengaturan suhu pada alat. Bagaimana juga dgn proses memfollow up kondisi alat jika terjadi kerusakan terutama jika alat tersebut berada di luar pulau.

Ijin  bertanya juga apakah kerjasama dgn Undana Kupang sdh  berjalan dan sdh ada alat yg dapat digunakan sehingga kami yg dr RS Kupang bisa memberikan rekomendasi kepada orang tua yg anaknya membutuhkan inkubator ini
BOHS  ; 0813XYZ05984  ; RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG/MAGISTER ILMU KEPERAWATAN ONKOLOGI
Sangat inspiratif. Karena baru beberapa minggu lalu bayi saya membutuhkan inkubator dan phototherapy karena berat lahir di bawah standar 2.5 kg dan dalam 1 minggu pertama terus turun hingga 2kg. Biaya yang dikeluarkan untuk 1 minggu dirawat di RS kurang lebih 10jt. Tidak hanya soal biaya, psikologis kami sebagai orang tua maupun si bayi sangat terdampak karena berpisah lokasi.

Jadi, saya sangat memahami bahwa menghadapi kondisi seperti ini mungkin menjadi masalah yang sulit untuk masyarakat, utamanya kelas menengah ke bawah. Saya berdoa agar ikhtiar inkubator gratis ini dapat berkembang pesat demi kebermanfaatan yang lebih luas.

Terima kasih banyak Prof. Raldi dan tim.
MAR  ; 0815XYZ25711  ; The University of Auckland
sangat apresiasi dan respect kepada Prof Raldi dan tim inkubator gratis. mengusulkan diskusi dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di luar negeri untuk memperluas impact dan membantu anak2 imigran dan TKI di luar negeri. bisa juga diskusi dengan unit kerja yang mengurusi hibah LN di kemenkeu yaitu LDKPI / Indonesian Aid. ketika kuliah sarjana akuntansi di FEUI dulu pada angkatan 2011, saya memperoleh beasiswa dari Yayasan Karya Salemba Empat (KSE) yang mana KSE juga memiliki program sosial dan memiliki banyak donatur dari perusahaan swasta dan bumn. saya mengusulkan kolaborasi dengan yayasan KSE. semoga berkah dan bermanfaat ya pak. terima kasih.
WFMAP  ; 0813XYZ03313  ; Kementerian Keuangan / University of Malaya
1. Bekerja sama dg prodi marketing di FEB UI untuk bisa menjangkau lebih banyak potential volunteer di dalam dan luar negeri.
2. Jika ingin intensifying reflection UV di incubator, apakah salah satu dinding inkubator bisa diganti dg bahan yang lebih reflective? Agar tdk compromising berat inkubator.
3. Apakah ada insulating material bisa mengintensify heat dari lamp yang digunakan agar bisa saving power/mempercepat treatment untuk bayinya?
4. Papan inkubator yang menopang baby divan dan matress apa bisa dikasi sensor berat agar tidak perlu timbangan manual lagi? dan berat bayi bisa ditrack over time, baik utk ortu maupun penelitian.
SA  ; 0812XYZ90015  ; NUS
Sebagai orang tua baru yang juga memiliki circle para orang tua baru saya mendapat banyak informasi yang sangat bermanfaat, terutama bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Seorang teman saya memiliki bayi prematur yang harus berpisah dengan ibunya selama beberapa minggu. Ini berpengaruh pada situasi kesehatan bayi dan terutama ibunya. Sebab kasih sayang orang tua adalah hal yang memang sangat dibutuhkan di hari-hari pertama bayi mengenal dunia. Ke depan saya akan merekomendasikan ke teman-teman, saudara, tetangga, dan siapapun yang membutuhkan agar bayi bisa tumbuh bersama keluarganya sejak awal.
S  ; 0822XYZ41102  ; UGM
Sebagai alumni mech eng dan sekarang di bidang K3, saran saya terkait penemuan-penemuan sistem mektronika dan/atau PLC mengenai Kesehatan Kerja terutama kegiatan pertambangan,

Untuk inkubator harapannya lebih diperhatikan ke RS sebagai kerjasama dengan BPJS, untuk  masukan secara engineering apakah tidak dibuat otomasi terhadap suhu dan waktu sehingga kita bisa memasukkan secara interpolasi antara suhu dengan waktu inkubasi terdapat salah satu kondisi agar bayi bisa menjadi nyaman saat sudah memasuki waktu tertentu.

Terima kasih.. good job Prof Raldi dan tim..
Salam… SOLIDARITY FOREVERšŸ«”
DWI  ; 0813XYZ26741  ; Kemen Energi dan Sumber Daya Mineral – Alumni S1 Tek Mesin Unibraw / Magister K3 FKM – UI
Saya sudah mengetahui tentang peminjaman inkubator gratis ini dari media sosial rekan dosen saya (Pak Ben Tarigan-salah satu relawan peminjaman inkubator gratis di Kupang). Saya melihat bahwa hal ini sangat bermanfaat bagi banyak orang terutama kaum menengah ke bawah. Saya tidak mempunyai masukan secara teknis. Saran sederhana saya hanya berkaitan dengan proses kaderisasi bagi penerus Prof. Raldi agar kegiatan ini terus-menerus dilakukan dengan semangat dan visi yang sama. Jadi, perlu adanya transfer visi yang terus dilakukan, dengan demikian, makin banyak org yg tertolong. Terima kasih
HFL  ; 0852XYZ64769  ; The University of Nottingham

Lihat semua komen di :

https://docs.google.com/spreadsheets/d/19YCB0WOVU7KPyFQjSW7ZrSjy8HoNyaQ0SzGZtwqrq-8/edit?usp=sharing

Ada 200 an lebih komen dari peserta PK-226.

SEMOGA SUKSES SEMUA DALAM STUDINYA !

Komentar Terbaik PK-215 LPDP

Artikel ini berkaita dengan acara pembekalan untuk penerima beasiswa LPDP PK 215 yang diselenggarakan oleh LPDP pada tanggal 12 Sept 2023, secara Luring dan daring. Untuk narsum luring tapi utk peserta daring. Hal ini karena banyak diantara peserta sudah masuk sekolah atau sudah mengikuti kuliah atau berbagai kegiatan akademis di kampus tempat mrk melanjutkan studi. Jadi ada yang sudah berada di negara lain. Paparan kami dari Tim Inkubator UI (Co-branding dengan YABAPI, Yayasan Bayi Prematur Indonesia) berjudul

INSPIRING TALK: Sosioteknopreneursip; Peminjaman Gratis Inkubator dan Fototerapi untuk Bayi Prematur Seluruh Indonesia.

Dipilihnya komentar peserta ini berdasarkan satu kriteria saja yaitu mereka yang memeberikan koentar panjang dan dalam hal ini kami memilih mereka yang menulis komen lebih dari 400 huruf.

NamaInisialInstansi Studi LanjutMasukan / Saran / Komentar
SantiSNLUniversitas IndonesiaSaya sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Profesor dan tim. Jika berkenan bisa membantu kami di daerah selatan Provinsi Maluku. Saya dari Kabupaten Maluku Barat Daya. Terlebih di Pulau Wetar dimana masyarakat lebih gampang mengakses layanan kesehatan di Negara Timor Leste karena aksesnya lebih cepat dan lebih memadai. Tantangan kami di daerah sampai dengan saat ini adalah meingkatkan pelayanan kesehatan baik tenaga kesehatan maupun fasilitas kesehatannya, terlebih di Pulau Wetar dan Pulau Lirang. Kendala anggaran Pemerintah Daerah sampai dengan sekarang menjadi constraint besar bagi kami untuk meng-cover pembangunan seluruh sektor di wilayah yang kondisi geografisnya berupa kepulauan. Jika memungkinkan, Profesor bisa bekerja sama dengan Pemerintah Daerah setempat dalam hal distribusi alkes (inkubator) tersebut. Terima kasih.
CindyCIMUniversity of EdinburghMohon diberikan informasi (flyer digital / akun sosial media) yang memuat seluruh informasi yang diperlukan untuk masyarakat dapat akses secara mudah. sehingga persebaran informasi dapat merata diseluruh Indonesia. Selain daerah terpencil, menurut saya peminjaman inkubator gratis ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat di kabupaten/kota dengan situasi ekonomi yang masih sulit. Atau mungkin dari Tim Peminjaman Inkubator dapat mengadakan semacam workshop di daerah2 untuk mengedukasi masyarakat terkait hal ini dengan bekerja sama dengan instansi pada daerah tersebut. Kami haturkan terima kasih banyak untuk informasi dan ilmu serta semangat membantu dan berbagi kepada kami para awardee LPDP PK-215. Semoga Prof  Raldi dan tim selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan. Terima kasih
EvaEKNUniversitas UdayanaSaya sangat apresiasi dan bersyukur dengan adanya Yayasan Bayi Prematur Indonesia yang sangat membantu banyak bayi bayi lucu dan tak berdosa.  Saya sangat berharap di daerah saya, NIAS SELATAN, SUMATERA UTARA bisa juga merasakan uluran kasih dari YABAPI.  Beberapan bulan yang lalu saya melihat langsung bagaimana seorang bayi bertahan karena selama 6 bulan sejak lahir dalam kondisi stunting.  Kurang tanggap dan pengetahuan serta masih dibawah garis kemiskinan membuat bayi tidak diberi tindakan.  Miris nya lagi, pihak kesehatan daerah sangat lambat memberi tindakan yang signifikan.  Saya yakin masih sangat banyak kasus-kasus lain yang lebih parah dari yang saya ketahui.  Harapannya, YABAPI bisa terus berkembang dan memperluas daerah yang bisa dijangkau.  Terimakasih
ZaidanZAQUniversity of WollongongApa yang sudah Professor dan Tim lakukan benar-benar menginspirasi dan mengunggah diri saya sebagai generasi muda untuk menciptakan solusi nyata terhadap permasalahan yang nyata terjadi di indonesia.

Saya hanya ingin bertanya Professor, apa yang harus saya lakukan, harus mulai dari mana saya mampu melakukan apa yang Professor telah lakukan? terlebih saat ini pun kondisi perekonomian saya sendiri belum dapat dikatakan telah mencapai kebebasan finansial Professor.

Professor dan tim semoga selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan, terima kasih banyak atas ilmu, nasihat, inspirasi, dan semangat yang Professor sampaikan kepada kami, doakan kami mampu menempu jalan seperti yang telah Professor lakukan untuk memberikan kontribusi nyata dan memajukan bangsa Indonesia.
NovitaNRITBsaya sangat mengapresiasi karya bapak dan tim,  mungkin untuk pemetaan bisa berkolaborasi dengan menggunakan database BKKBN terkait miskin ekstrem lalu dikerucutkan dan disandingkan dgn data rumahsakit yang memiliki potensi masyarakat prasejahtera membutuhkan teknologi ini agar bisa mengantisipasi potensi wilayah yg butuh teknologi ini namun tidak dapat terlayani karena sulitnya akses. teknologi ini mungkin bisa dibuat booklet untuk disosialisasikan ke puskesmas puskesmas di daerah terpencil, atau booklet cara pembuatan inkubator darurat dengan material seadanya.
GabrielaGEEFRoyal College of Art – MFA Arts and HumanitiesLuar biasa. Tidak ada kritik, justru ingin sekali mendapat inspirasi tentang sistem pendanaan dan sustainibility untuk proyek sosiopreneur. Karena saya menjalankan proyek seni terapeutik (metode seni lukis, musik, dan tari partisipatif untuk kesehatan mental dan kegiatan support group) dalam Akarupa.id yang saya dirikan, namun masih menghadapi banyak tantangan terkait pendanaan dan memperjuangkan bagaimana proyek ini bisa tetap berjalan jangka panjang.

Terima kasih sekali untuk inspirasi dan sharingnya, Pak!

Salam hangat,
Gabriela Fernandez
EndahEFSRUNSSaya berasal dari Pulau Sumatera, melihat materi Bapak pada hari ini saya jadi teringat keponaan yang prematur 7 bulan. Benar banget yang dikatakan oleh Bapak bahwa kondisi Ibu saat itu stress sekali karena berat bayi tidak kunjung naik, ketika di bayi di bawa pulang selama berapa bulan, kemudian Keponan saya meninggal. Adanya inovasi Bapak ini sangat menginspirasi, sehat-sehat selalu Bapak. Semoga ilmunya selalu berkah dan dapat selalu memberikan kebaikan untuk orag banyak. Sukses selalu Prof dan tim. Terimakasih banyak Prof
DevinaDFNWHarvard UniversityLuar biasa Prof dan tim untuk ide yang sangat inspiratif. Beberapa saat yang lalu di kelas saya juga mendapatkan materi tentang inovasi untuk membantu bayi prematur, dengan organisasi bernama EMBRACE.

Materi ini sangat baik dijelaskannya, sangat memberikan motivasi untuk merubahan dari suatu hal yang simpel. Namun hal yang menjadi kritik adalah saat ini pukul 3 pagi di Amerika sehingga ketika menonton saya agak sedikit mengantuk.

Saya ingin mendonasi untuk perkembangan organisasi ini, please tell me how.
UmiUSZUniversitas Pendidikan IndonesiaSaya sangat mengapresiasi hasil penelitian dan program “Incubator Gratis” yang bermanfaat bagi semua masyarakat di Inonesia. Saya berasal dari Jepara, di sana untuk akses kesehatan menurut saya masih perlu dikembangkan lagi khususnya untuk masyarakat pra-sejahtera. Banyak dari masyarakat Jepara, jika sakit akan lebih memilih untuk dirujuk ke Semarang/Solo dengan fasilitas dan kualitas pelayanan yang lebih baik. Semoga pemerataan fasilitas dan kualitas kesehatan bisa merata di seluruh pelosok Indonesia
MuhammadMHRAalto UniversitySejujurnya informasi ini merupakan informasi yang baru saya dapatkan hari ini, saya tidak menyangka bahwa di luar sana masih banyak keluarga yang membutuhkan inkubator. Saya yakin dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia, hal ini merupakan hal yang essensial untuk bisa memberikan pelayanan terbaik ke pelosok Indonesia. Mohon pemerintah juga bisa melihat hal ini dan memberikan dukungan terutama finansial supaya program ini menjadi salah satu program strategis nasional
FebriyanaFUniversitas HasanuddinSaya bekerja di RSD Kota Tidore Kepulauan, merupakan satu2nya RS di Kota Kabupaten saya dengan fasilitas NICU. Hal ini sering menjadi hambatan terkait terbatasnya kapasitas inkubator, bila ada bayi BBLR dengan masa rawat lama membuat bayi2 lain yang juga indikasi masuk NICU harus terpaksa kami edukasi untuk rujuk ke RS provinsi karena terbatasnya kesediaan inkubator, terbatas tenaga perawat. Saya harap bisa menjangkau daerah saya juga penyediaan inkubator  ini
RavinskaRMAUniversity of GlasgowTerima kasih atas sharingnya Pak Professor Aldi dan tim. Saya dari awal sampai akhir presentasi cuma bisa menangis karena saya teringat almarhum adik saya yang meninggal karena prematur. Jadi saya bisa paham rasanya ditinggalkan karena masalah ini. Saya berharap semoga kebajikan dari tim bisa dibalas sebesar-besarnya oleh Yang Maha Kuasa. Semoga semakin luas penyebaran inkubatornya dan selua-luasnya cakupannya untuk bayi-bayi Indonesia.
NiNLNSSPAalto University, FinlandSaya tertarik untuk lebih mengetahui bagaimana pengelolaan aktifitas organisasi, dimana inisiatif ini dapat terus mengembangkan sebuah inovasi (mendapatkan funding dari mana?) kemudian juga bagaimana bisa terus meminjamkan inkubator untuk masyarakat pra-sejahtera tanpa biaya sepeserpun? Namun, secara garis besar saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan. Semoga semakin banyak orang baik di Indonesia yang peduli akan sesama šŸ™‚
MonicaMPAWUniversitas Pendidikan IndonesiaDi daerah tempat saya mengajar, Parit Pangeran, Tanjung Saleh, cukup banyak bayi prematur dan anak stunting, dikarenakan banyaknya kasus pernikahan dini dan minim edukasi tentang pentingnya gizi dan kesehatan bayi, serta kebutuhan bayi prematur. Tempat ini merupakan daerah pesisir yang listriknya masih terbatas dan tidak bisa ditempuh jalur darat. Mungkin bisa dipertimbangkan solusi bagi daerah-daerah seperti ini. Terima Kasih
AhmadAMInsitut Teknologi BandungProf. Raldi, terkait dengan desain dari inkubator bayi yang berhubungan erat dengan nyawa bayi premature, apabila terjadi power loss (mati listrik), apakah mungkin sumber energi digantikan menggunakan dari battery dengan sistem UPS (Uniterruptible Power Supply)? sehingga proses heating chamber tetap berlangsung. Dan untuk sistem temperature regulator nya apakah menggunakan sistem Bang-Bang atau PID Controller ?
SatrianaSDThe University of MelbourneSaya sudah follow IG @inkubatorgratis, saran dari saya adalah agar sosial media dibuat lebih menarik, komunikatif, dan lebih sering posting agar engagement dengan follower dan calon follower lebih meningkat. Harapannya, kegiatan yang sangat baik ini dapat lebih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkan. Bravo buat tim Inkubator Gratis. Semoga selalu diberikan keberkahan atas ilmu yang bermanfaat.

Sapta Prasasti bag 2..Mulai dengan Inkubator Gratis

Bagian ke 2 dari 7 tulisan bersambung. Judul keseluruhan Sapta Prasasti karena ada 7 tulisan bersambung itu yang merupakan sebuah cerita mengenai PENGAMALAN ILMU. Bila belum membaca bagian pertama silakan klik https://koestoer.wordpress.com/2021/03/24/riset-di-bidang-termal-menjadi-sosio-teknopreneursip/

-0-

Pada periode itu juga kami memimpin proyek Kerjasama FTUI Pertamina 1991-1996. Ketua proyeknya Dr.- Ing Rachmantio dahulu Ketua Jurusan Metalurgi dan pernah

 juga jadi Ketua Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia. Namun saya tidak ingat tahun berapa. Saya jadi Wakil Ketua Program yang menjadi seperti Ketua Pelaksana Harian Research Grant Program FTUI-Pertamina.

Karena saya terlibat dari permulaan maka rasanya pantas juga bila saya paparkan betapa alotnya mengurus proyek ini agar bisa gol. Butuh waktu 1,5 tahun bolak balik ke Pertamina, paling tidak seminggu sekali untuk menyampaikan usulan dan menegosiasikan proyek itu. Sampai saya kenal dekat dengan Kepala Divisi Eksplorasi dan Produksi saat itu pak Naim. BTW masa itu Dirut Pertamina (saya lupa ) tapi Direktur EP pak Nayoan dan Direktur Pengolahan pak Sutannasin. Setiap kali kesana saya berdua dengan Ahmad Rizali (Mt 79). Sebenarnya saya kalau sendirian pastilah sudah putus asa untuk mengurus proyek itu tapi kesungguhan dan kegigihan pak Rachmantio yang luarbiasa bikin saya terdorong untuk maju terus sampai proyek gol.

Program Research Grant FTUI-Pertamina, yang memungkinkan dilaksanakannya  Kerjasama dengan berbagai negara sehingga banyak perjalanan dilakukan ke berbagai univeritas  dan laboratorium di seluruh dunia. Lebih dari 100 an Lab di berbagai negara dikunjungi. Separuh anggaran dibelanjakan untuk peralatan laboratorium dan separuh lagi untuk pengiriman student belajar ke LN. Kerjasama paling banyak dengan TIT Jepang, beberapa negara lain Canada (Univ of Winnipeg), UK (Oxford), US (Carnegie Mellon, IGT), Malaysia (USM), juga jadi tempat belajar para peneliti dari FTUI.

Keunggulan Departemen Teknik Kimia dalam riset saat ini, tidaklah lepas dari adanya Program Research Grant tersebut. Hal ini bisa di konfirmasi dengan tokoh-tokohnya sekarang yang sudah menjadi Guru Besar juga misalnya Prof Widodo, Prof Nasikin, Prof Sutrasno, Prof Kamarza, Prof Misri, Prof Nelson, Prof Machmud, dll.- Juga ada dari Dept Metalurgi dan Material Prof Eddy Siradj, Prof Johny W, Prof Andy Noorsaman, Prof Anne Zufia, Dr Bambang Priyono, dll.-

Bagian 3.1. Proyek TIW Teaching Improvement Workshop (DIKTI)

Tahun 1995-1996 Dikti menyelenggarakan sebuah training berkelanjutan untuk perguruan tinggi Teknik di Indonesia baik Universitas, Institut ataupun Politeknik. Awalnya lebih dari 100 an dosen senior bidang teknik di training beberapa kali dalam setahun oleh Dikti (Direktorat Jendral Pendidikan tinggi, Depdikbud). Bagian akhir dari proyek TOT TIW ini adalah kunjungan ke berbagai negara. Saya kebagian visit beberapa universitas di Amerika dan dibawah ini ada ceritanya.

-0-

Suatu hari tahun 1997, beberapa dosen dari Indonesia (UI, ITB, UGM, Andalas), mendarat di bandara yang tertutup salju tebal Minneapolis. Bisa pergi ke Amrik ini juga dalam rangka proyek TIW diatas. Keesokan harinya bertemulah kami dengan beberapa tokoh yang sudah terkenal seantero dunia sebagai ilmuwan kesohor yang teringat oleh saya langsung 2 nama, pertama GOLDSTEIN dan yang kedua KLEIN, Patankar juga ada disitu. Khususnya kami berkunjung kesana dalam rangka studi banding akreditasi perguruan tinggi Teknik. Goldstein ini salah satu ketua ABET (Accreditation Board of Engineering and Technology) dari negara bagian Minnesota.

Salah satu teman kami sangat bersemangat menanyakan Kerjasama antara Prof GS ini dengan industry, karena terbayang pastilah banyak Kerjasama mengingat orang ini sangat terkenal. Tahu-tahu apa jawaban Prof GS ? ā€œ Saya samasekali tak punya proyek Kerjasama dengan industry.ā€   Kami semua terhenyak dengan jawaban beliau. Soā€¦ Guyzā€¦  gak usah takut atau gak usah minder. Mau ada Kerjasama atau tidak dengan pihak manapun penelitian adalah salah satu tugas anda sebagai insan akademis, jadi KERJAIN AJAH !

Nah begitulah kira-kira prinsip hidupnya prof GS, malah dengan begitu banyak buku dan paper karya beliau yang sudah mendunia.

Bagian 4 : Riset dan Pengembangan Inkubator Bayi

Untuk seorang Guru Besar, trayek seperti yang disinggung di abstrak yaitu ā€˜naik naik ke puncak gunung keilmuanā€™ pastilah bukan sebuah hal yang aneh. Presumsi saya yang demikian itu berdasarkan pada apa yang tertulis pada buku sejenis dari rumpun social-Humaniora. Buat beberapa orang mungkin menarik, tapi bagi saya karena toh semua GB akan menulis begitu, jadi pastilah bukan sesuatu yang aneh lagi.

Track-record dibidang ilmu apa-saja sekarang mudah saja dicari dengan Google-search. Jadi kalaulah sekarang banyak doctor (S3) yang istilahnya ā€˜doktor-doktoranā€™ yang Cuma mau dapat gelarnya tapi terhadap ilmunya sebodo-amat, bisa dilihat di-track-nya. Apakah yang bersangkutan memang ilmuwan atau sekedar bergelar doctor tapi ilmunya kosong. Atau banyak juga yang sok canggih (ngomongnya) tapi tidak pernah berbuat apa-apa.

Sehingga suatu saat mulailah terpikirā€¦ Koq si Anu (diri sendiri) Cuma main silat dikelas aja sih ? Main pencak atau tepatnya Kembangan pencak di depan anak-anak kecil yang baru belajar pencak. Terang aja mereka terkagum-kagumā€¦ Gitu aja sudah bisa dapat gelar professor. Main Kembangan pencak kan Cuma ngelawan angin doang, gak ada lawannya, terang aja jadi kaya jagoan. Jadi gede dan jago Cuma di kandang sendiri aja ā€“ ā€˜in breedingā€™. Buktikan dong bahwa di luar sana anda juga berkiprah, kasarnya jadi ā€˜jagoan beneranā€™ karena lawan yang sebenarnya dari seorang ilmuwan peneliti itu adalah persoalan masyarakat sebenarnya.

Mulai percobaan memanaskan atau lebih tepatnya menghangatkan boks kayu, ada juga kardus sebagai pengganti ruang kabin bayi sebagai bagian utama dari sebuah inkubator. Mulai ada mahasiswa mengambil skripsi inkubator sebagai topik. Berbagai percobaan peralatan dilakukan. Tahun 2001 inkubator pertama jadi dibuat oleh Ramadita Budhi, sebuah incubator kayu dengan pemanasnya adalah lampu bohlam. Skripsi sebelumnya tahun 95/96 sdr Muharnif yang intinya pengujian kontroler buatan Korea sebagai salah satu NIC (New Industrial Country, yang mulai membuat peralatan elektronik). Sampai sekarang incubator nomor wahid ini masih ada di sauvegarde untuk pelajaran bagi generasi mendatang. Inkubator kayu mulai terrealisir dan diikutkan pada berbagai pameran. Mulailah terbentuk tim Inkubator FTUI.

Tahun 2003 group mhs Tim Inkubator-FTUI ikut rombongan UI dalam PIMNAS di Solo. Walaupun masuk koran Kompas fotonya Ā¼ halaman, tapi tetap kami tidak juara karena ada kebijakan tertentu dari panitia.

Beberapa mantan murid yang tugasnya terkait dengan incubator tahun 2005-2006 membentuk start-up UKM yang memproduksi incubator. Berjualan dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain, sungguh tidak mudah. Jaman sekarang aja sudah jaman milenial begini membentuk start-up manufaktur tidaklah mudah. Malah menurut survey saat itu 9 dari 10 UKM mati setelah 1 tahun. Kesuliatan itu terjadi juga pada kami sehingga setelah satu tahun lebih, kami akhirnya memutuskan untuk bubar. Namun kemudian datang satu pihak menawarkan kerjasama merger (tepatnya bukan merger tapi acquisition). Ceritanya perusahaan diambil alih kami jadi minoritas. Ultimate productnya saat itu lumayan besarā€¦ Tapi biasalah melayuā€¦ Saat awal kompak begitu ada duitā€¦ selisih-paham terjadiā€¦ Alias pecah kongsi.

Selanjutnya di Departemen Teknik Mesin saya melanjutkan pembuatan incubator ini karena ada Proyek IMHERE ā€“ Indonesia Managing Higher Education Relevance and Efficiency ā€“ tahun 2010, dimana proyek ini dibagi lagi menjadi beberapa subproyek ATI (Advance Technology Implementation). Proyek ini di DTM-FTUI diketuai oleh seorang doctor muda (saat itu) yang perlu saya mention disini yaitu Dr Ir Agus Pamitran. Beliau memimpin proyek ini dengan sangat baik. Subproyek ATI ini maksudnya adalah masing2 Laboratorium mengimplementasikan hasil R and D nya untuk membantu masyarakat. Jadilah 2 inkubator besar dari subproyek ini kemudian kami sumbangkan ke Rumah Sakit.

Ukuran incubator saat itu masih besar yaitu incubator skala Rumah Sakit sehingga biaya modalnya juga cukup besar disamping pengerjaannya yang cukup rumit.

-0-

CSR DTM-FTUI

Melihat judulnya, nampaknya perlu diberi keterangan terlebih dahulu semua abreviasi diatas. CSR Corporate Social Responsibility, DTM Departemen Teknik Mesin, FTUI Fakultas Teknik Universitas Indonesia, IMHERE Indonesia Managing Higher Education Relevance and Efficiency yaitu program Dikti yang dimenangkan oleh DTM dan mulai dijalankan th 2009. Di UI hanya ada 2 Program Studi yang berhasil mendapatkannya yaitu Teknik Mesin dan Fasilkom.

Salah satu, sebut saja subprogramnya adalah ATI Appropriate Technology Implementation. Maksudnya adalah, hasil2 penelitian dari DTM yang sudah bisa masuk ke pasar atau sudah setara dengan produk komersial lainnya didorong dengan memproduksinya dan menyumbangkan langsung hasilnya ke masyarakat agar bisa dimanfaatkan oleh end-user yang memerlukannya.

Walhasil ada 3 produk tahun ini yaitu 1) Inkubator bayi 2) Vaccin Carrier dan 3) Sepeda Lipat. On-going project ini sedang dijalankan dan bila dilihat dalam tayangan video bersama dengan artikel ini terlihat saat Vaccin Carrier dan incubator sedang diserah-terimakan di sebuah puskesmas Jakarta Utara. Sedang dua unit lagi VC dan Inkub diserahkan pada puskesmas Depok dan RSIB Depok. Mungkin perlu dijelaskan sedikit tentang Vaccin Carrier. VC ini sebuah kotak pendingin untuk transportasinya vaccine atau virus atau zat lain yang membutuhkan suhu rendah pada saat dibawa dari satu tempat ke tempat lain. VC yang dibuat disini berbasiskan Termoelektrik dan suhunya bisa mencapai -15 dgC. Walau biasanya 8 dgC saja sdh cukup tapi tentu itu semua bergantung pada keperluan teknis dan biologis dari vaccine itu sendiri, Hal ini tentu lebih pantas dijelaskan oleh dokter atau ahli mikrobiologi. Sedang kami2 ini hanya prekayasa agar suhu rendah itu bisa tercapai. Vaccin itu kalau 1-2 jam berada pada suhu diatas 8 dgC katanya pada mati, akhirnya jadi tak manfaat. VC ini dikembangkan oleh Prof Nandy Putra.

Sedang Inkubator bayi mungkin sudah lebih jelas yaitu cube penghangat bagi bayi yang lahir premature atau bayi berat lahir rendah. Sedangkan Sepeda lipat nampaknya tak perlu diterangkan lagi karena sudah banyak terlihat dijalan. Karya ini dikembangkan oleh Pak Hendri DS Budiono (dosen DTM juga). Esok hari 17 Agustus akan ada upacara di depan bunderan HI penyerahan beberapa unit sepeda lipat Seliqui kepada PSSI Persatuan Sepeda Sekolah Indonesia.

So, dengan kata lain, program ini merupakan program CSR nya DTM, dimana hasil penelitian yang dilakukan oleh dosen di laboratorium Perguruan Tinggi bisa langsung bermanfaat dan digunakan untuk masyarakat. Dengan cara ini terlihat manfaatnya kerja dosen di Universitas, yang tidak sekedar mengajar saja tapi juga meneliti dan mengembangkan segala sesuatu untuk kepentingan masyarakat banyak.

Delivery ke Puskesmas Pademangan ini dilaksanakan tanggal 16 Agustus 2010 oleh Ridho Irwansyah, Adam Sina dan Dimas Gendut, semua dari tim Alkes di Lab Perpindahan Kalor FTUI. Dokter dan perawat di Puskesmas tentu gembira, bahkan saat itu kebetulan ada bayi baru lahir dari seorang ibu muda yang usianya belum 18 th (begitu kata si pelapor). Bayi tersebut langsung dimasukkan kedalam incubator lihat foto di video bagian akhir dimana incubator itu sudah berisi bayi. Lihat video klip : https://www.youtube.com/watch?v=ibfjqny60KM&feature=emb_logo

Makin hari makin terlihat bentuk kedewasaan institusi kita dengan dijalankannya program ini. Jadi CSR itu tidak saja dilaksanakan oleh perusahaan besar (Corporate) tapi juga oleh institusi pendidikan kita sendiri dan diantaranya adalah Dep Teknik Mesin FTUI. Kita ucapkan selamat kepada DTM-FTUI yang juga telah mendapat resertifikasi ISO beberapa hari yang lalu. Setelah 65 tahun merdeka (esok kan 17 Agustus 2020) ada juga anak bangsa yang berprestasi untuk menolong sesamanya, meningkatkan produk nasional yang amat berguna bagi masyarakat.

Bagian 4.1. INKUBATOR GRATIS

Banyak pengalaman dalam produksi dan pengelolaan incubator gratis ini, dan yang benar bukanlah incubator gratis melainkan ā€˜Peminjaman Gratis Inkubator Bayiā€™, namun rasanya lebih baik bila anda mendengar paparan saya yang berjudul :

  • Sosio-teknopreneursip; Inkubator Gratis untuk Seluruh Nusantara ā€“

Biasanya paparan kami (Tim Inkubator UI, Raldi, Rehan, Arbi, Juan, Yana dan Je) memakan waktu 1,5 jam dan sisanya untuk tanya-jawab perlu 0,5 jam, jadi total waktu yang diperlukan adalah 2 jamā€¦ Seru banget deh ceritanya. Kami sudah mengisi acara sebagai Narasumber dari Program Keberangkatan PK di LPDP selama 7 tahun lebih. Lihat dibeberapa videoclip berikut:

LPDP PK-55 tahun 2016:https://www.youtube.com/embed/KYhThF7hldU?version=3&rel=1&showsearch=0&showinfo=1&iv_load_policy=1&fs=1&hl=id&autohide=2&wmode=transparent

LPDP PK-77 Socio-Technopreneurship dg Raldi A. Koestoerhttps://www.youtube.com/embed/B1XJ2SMEN9k?version=3&rel=1&showsearch=0&showinfo=1&iv_load_policy=1&fs=1&hl=id&autohide=2&wmode=transparent

Berikut beberapa cerita dan artikel mengenai peminjaman gratis incubator bayi, lihat cuplikan dibawah ini.

-0-

Menyumbang inkubator untuk Bidan Praktek Swasta

Bogor, 20 Desember 2011
Ass. War. Wab.

ā€¦

Bersambung ke bag 3 dari tulisan ini. Dan akan di posting beberapa hari lagi.

Semoga bermanfaat. Salam.-

Pemuda harapan bangsa

Bermula dari email RS the fresh-graduate yang bilang bahwa groupnya, penerima beasiswa LPDP mau minta wejangan dan nasehat dari orang yang dianggap sudah jadi pengabdi masyarakat. Mereka sebentar lagi akan berangkat melanjutkan studinya ke UK. Dalam hati sih:” Cie cie…cie pengabdi masyarakat ?” Ā Predikat baru nih kayanya, Naik tingkat dari tadinya disebut…’Pecundang Teknologi’…hek..hek..hek..ter mehek2.

Jadi begini emailnya, kalo gak percaya saya copas sedikit.

Assalamualaikum. Selamat Pagi Prof Raldi. Saya RS Prof, mahasiswa bimbingan Prof NP. Saya beserta rekan2 penerima beasiswa LPDP yang akan berangkat kuliah ke luar negeri diarahkan untuk meminta wejangan dari tokoh yang telah mengabdikan dirinya pada masyarakat. Saya mengajukan nama Prof Raldi ke rekan2, dan diminta untuk menanyakan kesediaan Prof untuk ditemui. Apakah memungkinkan jika kami menemui Prof pada hari Minggu atau Senin ini? Terimakasih Prof. Salam, RS.

Dan tentu saja saya bersedia. Saya sebenarnya tidak concern pada mereka one by one, tapi saya concern pada… MASA DEPAN BANGSA INI. Saya menyaksikan mhs yg hebat (dikala muda) waktu di kampus jadi aktivis yang secara murni membela kepentngan rakyat. Dan garang, memperjuangkan hak-hak kaum yang tertindas. Tentu saja mereka juga pandai karena banyak yg lulus tepat waktu dengan nilai yang baik. Tapi 10-15 th kemudian berubah. Jadi pegawai negeri bahkan juga jadi pejabat yang L E M O T … Duh hilang kegarangannya semasa mahasiswa. Bila diwawancara oleh wartawan menjawab penuh dengan hambatan… Tentu saja karena banyak menyembunyikan sesuatu. Kelihatan takut salah, atau jawaban yang ngambang kanan kiri banyak ngeles. Tentu saja dilain pihak dalam talkshow TV mereka jg jadi orang yang mahir bicara ngeles (kedepan kita hrs gini gitu, tp yg lalu gak diomongin krn kerja gak ada hasil. Budget abis result nol) tetapi bukan bicara yang sebenarnya seperti dulu waktu mrk mhs. Ada juga yang akhirnya dipanggil KPK, yg notabene oleh teman sendiri si Jobud yang berkepala dingin itu.

Inilah yang saya sampaikan kpd mereka. Buktikan nanti 10-20 thn lagi bahwa saya… salah. Nanti kalian akan bekerja hanya utk kepentingan kaum elit, gol atas, orang-orang kaya. Lah…lalu rakyat siapa yang mikirin (kata Cak Lontong: ” Miiikkiiirr ! “) Padahal kalian sekolah notabene atas biaya rakyat.

Tentu saja saya bumbui dengan dongeng inkubator gratis yang sekarang sudah eksis di 12 kota. Terlihat sekali mereka mempunyai semangat dan motivasi yang meng-gebu2. Mari kita lihat sedikit foto dan videonya. Mereka akan studi lanjut ke London, Sheffield dan Manchester. Katanya PK 17, selamanya Indonesia. Ā Dua lulusan ITB dan dua lulusan UI.

Penerima beasiswa LPDP yg akan ke UK