Puisi RAKYAT Gus Nas Telaah Sastra

RUMAH RAKYAT

Bertamu di rumah, aku bertemu diriku sendiri
Jejak berdebu mengetuk pintu
Jiwa merindu meronta
di kedalaman kalbu

Rumah rakyat beratap langit,
dengan mozaik bianglala dan
: mimpi indah

Sesudah mengucap salam, pintu terbuka
dengan senyum dan sapa
Bibir merekah sekuntum surga

Setinggi apa pun mimpi
kudaki
Sejauh apa pun ziarah
kujelajahi
Rumah rakyat tetap di hati

Takdir manusia bisa berbeda;
tapi nestapa dan kebahagiaan
ada batasnya

Pulanglah ke rumah rakyat
Sebab jiwa sejati
berada di sana

Gus Nas Jogja, 29 Januari 2024

RAKYAT

Berbondong-bondong ketemu rakyat
: manusia yang dianggap manusia
dalam lima tahun sekali saja

Hanya disapa saat Kampanye Pemilu
Sesudah itu dianggap receh
Dilupakan
dan dipunggungi

(Tiba-tiba aku merasakan demam di sekujur jiwa)

Seperti panggung teater yang
nyaris roboh
Demokrasi tanpa keringat
dan kecakapan
Kekuasaan yang ditopang oleh
amplop dan basa-basi

Kabar-kabar palsu mengetuk
dari pintu ke pintu
Mengutuk dari kalbu ke kalbu

Orang-orang menabuh
genderang perang
dalam kelu kantukku

Sauh telah diangkat
Layar pun berjajar di sepanjang laut
Seperti bendera parpol
Munafik dan mubazir

Indonesia Raya waspada satu
Siaga puisi dan kata-kata
Rakyat sudah dibelah-belah
Dijarah suaranya

: Rakyat tinggal sisa-sisa!

Gus Nas Jogja, 29 Januari 2024

Telaah Sastra

Puisi ini merupakan sebuah kritik sosial terhadap kondisi politik di Indonesia. Puisi ini dibuka dengan gambaran para politisi yang hanya menemui rakyat saat kampanye pemilu. Setelah itu, rakyat dianggap receh, dilupakan, dan dipunggungi.

Pada bait kedua, penyair menggambarkan demokrasi di Indonesia yang tidak berjalan dengan baik. Demokrasi hanya menjadi ajang perebutan kekuasaan tanpa ada gagasan dan ide yang berarti. Kekuasaan hanya ditopang oleh uang dan basa-basi.

Pada bait ketiga, penyair menggambarkan bagaimana berita-berita palsu dan ujaran kebencian menyebar di masyarakat. Hal ini semakin memperburuk kondisi demokrasi di Indonesia.

Pada bait keempat, penyair menggambarkan bagaimana rakyat semakin terpecah belah dan suaranya dijarah. Rakyat tidak lagi memiliki kekuatan untuk menentukan nasibnya sendiri.

Puisi ini ditutup dengan seruan untuk bersatu dan melawan kondisi yang tidak adil ini. Rakyat harus waspada dan siaga untuk memperjuangkan hak-haknya.

Secara umum, puisi ini memiliki gaya bahasa yang cerdas, bernas dan efektif. Penyair menggunakan kata-kata yang tajam, berbobot dan mudah dipahami untuk menyampaikan pesannya. Puisi ini juga memiliki ritme yang teratur dan mudah diingat.

Berikut adalah beberapa interpretasi yang dapat ditarik dari puisi ini:

Politisi hanya menganggap rakyat sebagai alat untuk meraih kekuasaan.

Demokrasi di Indonesia tidak berjalan dengan baik karena hanya menjadi ajang perebutan kekuasaan tanpa ada gagasan dan ide yang berarti.

Ujaran kebencian dan berita palsu semakin memperburuk kondisi demokrasi di Indonesia.
Rakyat semakin terpecah belah dan suaranya dijarah oleh para politisi.
Rakyat harus bersatu dan melawan kondisi yang tidak adil ini.

Puisi ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih kritis terhadap kondisi politik di Indonesia.

  • Kita harus waspada terhadap para politisi yang hanya ingin meraih kekuasaan tanpa memikirkan kepentingan rakyat.
  • Kita juga harus bersatu dan berjuang untuk memperjuangkan hak-hak rakyat.

Perspektif Sosial-Politik

Puisi ini merupakan sebuah kritik sosial yang tajam terhadap kondisi politik dan demokrasi di Indonesia. Puisi ini menggambarkan bahwa rakyat telah menjadi korban dari permainan politik para politisi. Rakyat telah dilupakan, dihina, dan suaranya dirampas. Penyair menyerukan kepada rakyat untuk waspada dan siaga, agar tidak terus menjadi korban dari permainan politik.

Berikut adalah beberapa interpretasi terhadap puisi “Rakyat”:

  1. Penyair mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi politik dan demokrasi di Indonesia.
  2. Penyair melihat bahwa demokrasi di Indonesia telah mengalami degradasi. Demokrasi yang seharusnya menjadi sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, kini telah menjadi alat bagi para politisi untuk memperkaya diri dan meraih kekuasaan.
  3. Penyair juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masa depan rakyat Indonesia.
  4. Penyair melihat bahwa rakyat telah menjadi korban dari permainan politik para politisi. Rakyat telah dipecah-belah dan suaranya dijarah.
  5. Penyair khawatir bahwa rakyat akan terus menjadi korban dari ketidakadilan dan kesewenang-wenangan.

Walhasil, puisi ini memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi politik dan demokrasi di Indonesia.
Puisi ini juga membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya demokrasi yang berkeadilan.

Konglo Influencer Politik Indonesia

Oleh: Nama Penulis ada dibawah

Ada yang bertanya kepada saya. Sejauh mana kekuatan modal mempengaruhi politik di Indonesia dan siapa saja mereka. Saya mencoba merangkai informasi sekitar mereka dan ini bukan rahasia umum. Jadi saya hanya mengurai puzzle.

Pertama. Adalah mereka yang mendapatkan rente dari bisnis Pharmasi dan Rokok. Semua tahu lah. Raja pharmasi di Indonesia adalah  Kalbe. Boss nya, Boenyamin Setiawan kini menempatkan dia dalam daftar orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan sebesar Rp. 60 triliun. Kemudian, boss Rokok. Dari kelompok Djarum. Mereka masuk orang terkaya nomor 1 di Indonesia dengan total kekayaan Rp 285,65 triliun.

Kedua. Prayogo Pangestu. Dia pendiri dari PT. Chandra Asri. Raja petrokimia di Indonesia yang kini kerjasama dengan Pertamina. Dia juga pemilik pembangkit listrik panas bumi yaitu yakni PLTP Wayang Windu, PLTP Salak, dan PLTP Darajat, yang ketiganya berada di Provinsi Jawa Barat. Juga pemilik dari PT. Indo Raya Tenaga, konsorsium pembangkit listrik Jakarta dan Banten. yang bermitra dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kekayaannya mencapai 5,6 miliar dollar AS versi Forbes. Rangking kedua terkaya di Indonesia.

Ketiga. Antony Salim. Indofood masuk 10 perusahaan terbaik di Indonesia. Total omzet PT Indofood Sukses Makmur tahun 2018 mencapai Rp73,39 triliun. Indomaret dengan jumlah gerai 15.335 unit meraih omzet tahun 218 sebesar Rp. 73,37 triliun. Kalau ditotal kedua perusahaan itu omzet yang diraih mencapai Rp. 147 Triliun.

Di luar Indofood , Anthoni juga masuk ke bidang lain. Seperti bersama CT dia memiliki saham di Bank Mega. Bersama Medco dia punya saham di beberapa bisnis Medco. Bersama Martua Sitorus dia juga punya saham di beberapa bisnis. Sementara investasi di luar negeri di bawah First Pacific limited diserahkan kepada profesional tanpa dia terlalu ikut campur. First Pacific Limited, terdaftar di Bermuda, markasnya  di Connaught Place Central, Hong Kong. 

Keempat. Adalah mereka yang bergerak dibidang rente Tambang dan minyak Sawit. Raja tambang saat sekarang adalah Low Tuck Kwong. Dikenal sebagai raja batu bara, pendiri Bayan Resources. Miliki Kekayan Rp35,1 Triliun. Garibaldi Thohir, pemegang saham utama Adaro Energy, salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia. Saat ini kekayaannya mencapai US$1,76 miliar atau Rp23,4 triliun. 

Lim Hariyanto. Lim dan keluarganya pengendali PT. Bumitama Agri. Saat ini, dikabarkan kekayaannya mencapai US$910 juta setara Rp12,8 triliun. Arini Subianto. Dia putri dari raja minyak Indonesia Benny Subianto yang meninggal pada Januari 2017. Dia juga punya saham di Adaro Energy.  Armada bisnisnya adalah Persada Capital Investama. Edwin Soeryadjaya, boss dari PT.  Saratoga Investama Sedaya. Saat ini, kekayaannya mencapai US$660 juta atau setara Rp9,2 triliun.

Kelima. Raja property. Mereka adalah Keluarga Widjaja, Mochtar Riady & keluarga, Husodo Angkosubroto, Alexander Tedja, Hary Tanoesoedibjo, Osbert Lyman, Tommy Winata. Mereka terhubung dengan keluarga Cendana dan kroninya. Sebenarnya sumber uang mereka bukan hanya dari property tetapi dari juga bisnis Perkebunan, Media, Telekomunikasi dan perbankan. Kalau dengar rumor mereka berada dibalik kemenangan Anies dalam Pilgub DKI 2017, wajar saja. Karena portfolio mereka terbesar di Jakarta.

Mereka semua itu sebenarnya jauh dari kegiatan politik praktis. Kedekatan mereka dengan elite politik kebanyakan melalui para pengusaha yang juga elite partai dan ring satu presiden. Bukti keterlibatan mereka dalam  money politik tidak ada. Yang jelas mereka termasuk pembayar pajak terbesar. Namun semua tahu penguasaan resource yang mereka punya tidak akan bisa tanpa ada dukungan politik dan power kekuasaan dari tingkat pusat sampai daerah.

***

Buku Democracy for Sale: Dark Money and Dirty Politics, by Peter Geoghegan, published by Head of Zeus. Menurut buku ini. Selalu alasan pembenaran pentingnya demokrasi adalah agar tidak terulang lagi kekuasaan seperti Hitler, Mussolini, Stalin. Mereka adalah Icon kegagalan kekuasaan anti demokrasi. Kebetulan AS sebagai pemenang perang dunia kedua. Memaksakan agar demokrasi sebagai jalan menuju era baru dunia yang damai dan menghormati kebebasan. Namun yang jadi masalah setelah sekian dekade. Terbukti Demokrasi memang tidak pernah mundur namun gagal maju. 

Mengapa ?

Jawabannya, ada tiga. 

Pertama. Peran korporat dalam sistem politik sangat dominan menentukan arah bandul. Maklum korporat  lewat pajak menanggung  anggaran nasional lebih dari 80%. Walau korporat  hanya segelintir namun ia menanggung beban sosial dan ekonomi negara. Itu  sudah berlangsung sejak tahun 1970.  Sulit membantah bahwa oligarki bisnis itu kukunya mencengkeram batang leher elite. 

Kedua. Peran uang haram atau uang gelap atau uang rente yang masuk kedalam sistem politik. Penetrasi uang rente ini luar biasa sehingga membuat demokrasi hanya sebatas prosedur formal saja. Kenyataannya pemerintah bekerja untuk kepentingan rente saja. Yang  miris, uang rente itu sulit dilacak pajaknya. Mereka dilindungi oleh elite politik.

Ketiga. Transformasi media massa ke  ekosistem informasi yang terstruktur sehingga informasi bisa di-create sesuai kehendak modal dan pasar.  Akibatnya kebenaran yang menjadi nilai-nilai demokrasi tidak menjadi bagian dari proses pendidikan politik. Makanya jangan kaget bila orang yang tak jelas reputasinya bisa jadi anggota DPR dan kepala daerah. Bahkan jenderal gagal engga malu untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Dan selalu ada yang pilih.

Tiga hal tesebut diatas,juga ditulis oleh Lawrence Lessig dalam bukunya, Republic, Lost, dan Dark Money. Lessig menjelaskan bagaimana sekelompok miliarder telah membentuk dan memutarbalikkan politik Amerika. Dan di Inggris, studi penting Martin Moore, Democracy Hacked , menunjukkan bagaimana, hanya dalam satu siklus pemilu, pemerintah otoriter, elit kaya, dan peretas pinggiran menemukan cara untuk mempermainkan pemilu, melewati proses demokrasi, dan mengubah jejaring sosial menjadi medan perang.

Buku ini tidak berbasis teori kuat. Landasan berpikirnya lebih kepada telaah fakta. Jadi lebih tepatnya laporan kompulsif bagaimana praktek demokrasi yang ganas dan culas. Sehingga banyak UU tidak lagi dibuat sesuai dengan nilai-nilai demokrasi tentang keadilan. Rakyat kehilangan kecerdasan politik akibat informasi yang bias. 

Media massa  menjadi virus yang ganas menyesatkan orang berpikir. Sosial media membuat orang lonely ditengah keramaian dan jadi budak influencer yang mengemas konten ambigu. Selalu membesar-besarkan hal omong kosong seperti ideologi dan agama. Sangat sedikit membahas silent skandal dari kalangan korporat dan elite politik. Ogah membahas mind corruption. Padahal silent skandal dan mind corruption ini lebih jahat dari teroris. Karena ia semakin memperlemah pemerintah dalam melaksanakan fungsi  sosial dan keadilan. Dampak buruknya sangat sistematis. Jadi, demokrasi itu paradox . Anti persatuan dan mudah terpolarisasi.

-0-

Oleh : Babo – Erizeli Jeli Bandaro (06/06/22).-

Technopreneur iCreate BEM-FTUI

iCreate 2010 adalah suatu rangkaian acara yg diadakan oleh bidang Pendidikan dan IPTEK BEM_FTUI (Badan Eksekutif Mhs), sebagai wadah bagi para pelajar, mhs dan peneliti, pengajar maupun masyarakat umum untuk mengetahui dan mengembangkan ilmu dan tekmologi yang sesuai dengan perkembangan zaman di Indonesia.

Rangkaian kegiatannya meliputi

1) Pameran Teknologi. 2) Seminar bertemakan creative, Technopreneur, being creative and ecofriendly. 3) Lomba-lomba TEknologi seperti lomba robot dan web-hosting.

Acara seminar tgl 25 Sep 2010, sessi pertama diisi oleh Raldi A. Koestoer, jaman dulunya dia adalah dosen peneliti sekarang wira wiri akhirnya jadi Presiden komisaris PT Sekawan Utama Int Holding dengan tiga bidang usaha yaitu industri Alkes, Mineral proses dan Green Vehicle manufacturing. Mula2 usaha inkubator sebagai pengembangan hasil riset di lab FTUI lalu merambat ke usaha yang lain. Intinya jadi technopreneur adalah jadi orang berani… berani ngutang… yang penting usaha jalan.

***

Selingan dari Zaki Husein Facebook 25 Sep 2010.-

Tanggal 24 September 1999, ribuan mahasiswa dan rakyat melakukan aksi menentang UU Penanggulangan Keadaan Bahaya (PKB), karena dianggap akan mengembalikan militerisme di Indonesia. Pecah pertempuran antara mahasiswa dan rakyat dengan aparat keamanan. Di Jakarta, 11 orang gugur tertembak dan 217 luka-luka. Di antara yang gugur adalah Yap Yun Hap, mahasiswa Fakultas Teknik UI, yang meninggal dengan luka tembak di depan Universitas Atma Jaya. Berikut wawancara majalah Mimbar Politik dengan ayahanda Yun Hap, Yap Pit Seng (62), dan ibundanya, Hu Kim Ngo (59).-