Fenomena GoTo.
Mengapa saya tidak berminat beli saham GoTo,. Karena sebelum IPO para investor kelas dunia udah masuk. Saya bisa pastikan ini skema hedge Fund yang tidak rasional. Investor hedge fund khusus IT muncul dalam merger Gojek dan Tokopedia ( GoTo) yaitu BlackRock, Provident, Warburg Pincus , Softbank, yang juga sebagai investor dari Google dan facebook, Alibaba, Tencent. Mereka masuk dalam skema marketable Convertible bond (MCB).
Perhatikan. Skema MCB itu harga negosiasi menjelang IPO. Deal harga saham rata rata Rp200/saham. Sementara harga IPO sebesar Rp 338/ saham. Walau ada ketentuan Lock Up saham, Apa sih yang engga bisa diatur di negeri ini. Konstitusi aja bisa dikangkangi oleh MK. Nyatanya kan terbukti mereka jual saham lewat backdoor agar terhindar dari ketentuan Lock up saham. Mereka udah cuan lebih dulu dari deal MCB, selanjutnya by the time saham GoTo terus jatuh sampai kini masuk level gocap.
Tetapi memang investor retail Indonesia itu agak irrasional. Kalau rasional engga mungkin banyak yang jadi korban investasi bodong, hanya karena influencer cap tikus. Bayangin aja. Dalam prospektus GoTo jelas disebutkan GoTo itu merugi triliunan. Engga untung saat melantai di Bursa. Yang ada hanya prospek dan itupun diatas persepsi data yang absurd. Tetapi tetap aja semangat membeli saham GoTo yang harganya lebih 300 kali lipat dari nilai buku. Gendeng engga?
Ratusan triliun value GoTo hangus di bursa. Yang korban bukan hanya investor retail tetapi juga Dapen BUMN. Biasanya bisnis semacam GoTo ini, akan terus mempertahankan diri dengan beragam instrument pasar modal. Tetapi itu hanya cara membangun persepsi bahwa mereka akan tetap eksis dan pada waktu bersamaan terus iming iming lewat influencer bursa. “ akan segera rebound.” Saya suka bunga tetapi bunga asli bukan bunga plastik.
Oleh : Babo (Erizeli Bandaro).-