Ibnu Sina Bapak Kedokteran Modern

Masa Kecil Ibnu Sina dan Awal Minat dalam Ilmu

Ibnu Sina, yang juga dikenal sebagai Avicenna di dunia Barat, lahir pada tahun 980 M di Afsyah, sebuah daerah dekat Bukhara yang kini termasuk wilayah Uzbekistan. Kehidupan masa kecilnya diwarnai oleh lingkungan yang kaya akan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta pengaruh kuat dari tradisi keilmuan Islam. Ibnu Sina menunjukkan bakat luar biasa dan rasa ingin tahu sejak usia dini, menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

Dalam keluarga yang penuh semangat ilmiah, Ibnu Sina dibimbing oleh ayahnya, Abdullah, seorang ahli matematika dan astronomi terkemuka pada masanya. Ayahnya menyadari potensi anaknya dan memberikan akses ke berbagai sumber pengetahuan. Sejak dini, Ibnu Sina mulai menunjukkan minatnya dalam dunia ilmu pengetahuan dan kedokteran.

Pada usia 16 tahun, Ibnu Sina mulai mengejar studi kedokteran. Dia belajar bukan hanya dari teori-teori yang ada, tetapi juga dengan praktik langsung merawat orang sakit. Keterlibatannya dalam praktek medis di usia muda memberinya pengalaman berharga dan wawasan yang mendalam tentang realitas penyakit dan perawatan.

Perjalanan Pendidikan dan Kontribusi Awal dalam Ilmu Kedokteran

Ibnu Sina menghadapi tantangan besar dalam perjalanannya menjadi ilmuwan besar. Meskipun masa kecilnya penuh dengan dorongan ilmiah, kehidupan di abad ke-10 juga dipengaruhi oleh situasi politik dan sosial yang kompleks. Meskipun demikian, Ibnu Sina terus mengejar pendidikannya dengan tekun.

Pada masa remaja, Ibnu Sina menghasilkan karya-karya awal yang menunjukkan pemahamannya tentang konsep-konsep ilmiah dan filosofis. Namun, puncak dari kontribusinya muncul ketika dia menulis “Al-Qanun fi At Tibb” atau “The Canon of Medicine,” sebuah karya monumental yang menjadi panduan medis utama selama berabad-abad. Dalam buku ini, Ibnu Sina menyatukan pengetahuan medis Yunani klasik dengan tradisi kedokteran Islam, membentuk dasar bagi praktik medis di dunia Islam dan Eropa selama berabad-abad.

Pada masa kecilnya yang penuh dengan semangat belajar dan keingintahuan, Ibnu Sina tidak hanya menjadi ilmuwan besar tetapi juga ‘Bapak Kedokteran Modern’ yang mengubah paradigma ilmu kedokteran. Pencapaiannya tidak hanya memberikan kontribusi besar pada dunia kedokteran, tetapi juga menunjukkan dedikasi dan semangatnya untuk mencari pengetahuan serta meningkatkan kualitas hidup melalui ilmu pengetahuan.

Profs Iwan Tofani dan Rita S Sitorus

Telah dikukuhkan pada tanggal 16 Okt 2010, dua orang Guru Besar dari Univ Indonesia, yaitu

Pertama.

Prof drg Iwan Tofani SpBM PhD

dengan pidatonya yang berjudul:

Peran ilmu bedah mulut dan maksilofasial dalam kedokteran gigi masa depan di Indonesia

Sebagai Guru Besar Tetap FKGUI

Kedua

Prof dr Rita Sita Sitorus SpM(K) PhD

dengan pidatonya berjudul

Eliminasi kebutaan anak di Ind sejalan dengan MDGs dan vision 2020 konsep dan strategi.

Sebagai Guru Besar Tetap FKUI.