PGN Rugi Besar


Florence tanya ke saya. “ Gua dengar ada kasus potensi kerugian sekitar Rp. 20 triliun PT PGN Tbk. Gimana ceritanya. “ Tanya Florence.

“ Potensi kerugian apa ? tanya saya.

“ Itu yang kerjasama dengan Gunvor Ltd Singapore” Kata Florence menegaskan.

“ Oh itu memang potensi kerugian. Karena PGN gagal delivery LNG ke Singapore.“

“ Kenapa bisa begitu ?

“ Ya karena tiga alasan. “

“ Apa itu?

“ Pertama. PGN dan Pertamina engga punya kompetensi sebagai trader LNG kelas dunia. Lah deal dengan Gunvor Ltd yang world class, ya dipecundangi. “

“ Oh gitu ?

“ Itu coba aja bayangin. Mereka tanda tangani Master Sales Purchasing Agreement atau MSPA dengan Gunvor sementara sumber daya LNG kagak ada. Belakangan diketahui ternyata sumber daya LNG itu berasal dari Woodside Ltd Australi. Itupun sumber daya punya Pertamina, bukan PGN” Kata saya.

“ Kan PGN anak perusahaan Pertamina, kenapa engga jual aja LNG dari Woodside Ltd itu ke Gunvor. Kan potensi kerugian akibat gagal delivery tidak terjadi.” Kata FLorence.

“ Nah itu masalah Kedua. Kalau pakai kontrak pengadaan LNG dengan Woodside Ltd. Kemahalan. Tekor jual ke Gunvor” Kata Saya.

“ Ya kenapa Pertamina dan PNG engga koordinasi lebih dulu sebelum tanda tangani deal dengan Gunvor “ Tanya Florence

“ Nah itu kesalahan ketiga. Pertamina juga kena trap atas kontrak dengan Woodside. Ya salah menganalisa future trading. Saat harga LNG naik terus, ya jebol dah.” Kata saya tersenyum.

“ Bisa engga, kegagal delivery itu dianggap force majeur “Tanya FLorence.

“ Ya mana bisa. Selalu dalam MSPA ada pasal soal ganti rugi atas gagal delivery”

“ Kerugian apa ?

“ Saat kontrak di tanda tangani, kan Singapore sudah bangun storage. Itu kalau gagal delivery, mau diapain storage. Belum lagi Singapore sudah siapkan unit pengolahan LNG. Itu semua investasi yang dikeluarkan singapore saat adanya MSPA. Ya PGN harus bayar kerugian itu. “ Kata saya.

“ Rumit ya.” Kata Florence. Saya mengangguk.

“ Tetapi memang benar benar rumit. Gua tahu. Unit Business Yuan bidang trading GAS selalu make money. Tapi sampai sekarang tetap lue yang lead. Dari penentuan sumber daya sampai dengan menentukan siapa partners. Semua lue yang tentukan. Yuan hanya melaksanakan business process aja. Gua yakin kalau trading GAS ditentukan oleh direksi Yuan, kejadian seperti PNG itu pasti terjadi juga.” Kata FLorence. “ Ale, apa engga ada cara untuk wariskan skill itu kepada SDM Yuan ?

“ Duh, bisnis LNG dan Crude itu kakak adik dengan business uang. Itu area yang sophisticated. Engga bisa diajarkan. Pemain dibidang ini sangat kreatif. Setiap hari berubah. Meleng sedikit ya jadi korban” Kata saya.

Semua tanggapan:

233233

33 komentar

Suka

Komentari

Kirim

Leave a Reply (boleh kasi komentar)