Pasir Berzikir


Seorang ayah dirikan Bait–bukan sembarang bait
seorang ibu berlari bolakbalik susuri dua bukit
seorang bayi munculkan air di gersang gurun dari kaisan mungil tumit

Waktu melaju memintal tahun
mimpi datang kunjungi sang ayah berulang kali laksana ancaman lanun.
‘Sembelih putramu!’

adakah itu perintah suci
atau keruh halusinasi?
hatinya sangsi

Sang putra, yang kini remaja, justru tiada ragu. ‘Lakukan apa yang diperintahkan tuhanmu, ayahku. Lakukan dengan tegar. Semoga aku termasuk orangorang yang sabar.’

Para malaikat di langit terdekat tercekat
saksikan peristiwa dahsyat yang belum pernah mereka lihat, sekujur tubuh jazirah menggigil
dalam desis khawatir takbir dan tahlil

Saat matapisau sang ayah menyentuh urat leher ananda yang taat, seekor qibas gemuk dikirim pemilik alam semesta sebagai pengganti penyelamat

bumi bergetar gumamkan tasbih samar, samudera pasir bergejolak dalam gelombang zikir berkobar

Labbaik allahumma labbaik, labbaik la syarika laka labbaik

Seorang ayah tak pernah sembelih darah dagingnya, tak akan
yang didabihnya adalah monster nafsu jejadian di dalam diri,
hasutan setan agar selalu membangkang perintah tuhan

Seorang ibu tak pernah letih arungi badai kehidupan meski menanggung segunung beban, sendirian

Seorang anak tak akan pernah mengeluh jika sandarkan rapuh nasib pada kokoh dinding iman

Butiran pasir gurun pun berebut mengukir nama Ibrahim, Hajar dan Ismail dalam halaman sejarah, angin gurun
tiupkan nama mereka ke delapan penjuru bumi yang sumarah

selamanya melekat di sudutsudut kalbu para peziarah rindu

Labbaik allahumma labbaik, labbaik la syarika laka labbaik

Akmal Nasery Basral

Cibubur, 12 Juni 2024/
5 Zulhijjah 1445 H

-0-

HUJAN BULAN ZULHIJJAH
Akmal Nasery Basral

Tetes-tetes rindu mengalir dari lembah Bakkah rendamlunakkan bebatuan hati nan pongah

Adakah cintaku padaMu bertepuk sebelah tangan dalam catatan kaki sejarah, wahai Muasal Rindu?

Samarsamar kulihat seorang ayah mengecup putra tercinta yang begitu belia

‘Nak, kutinggalkan kau di gurun gersang lengang ini bersama ibumu yang perkasa. Satu saat nanti setelah kita tiada, anak keturunan kita berbondongbondong datang dari penjuru dunia, tumpahkan air mata mengubah deras hujan bulan Zulhijjah menjadi samudera talbiyah.”

Cibubur, 11 Juni 2024/
4 Zulhijjah 1445 H

Marhaban Ya Ramadhan Selamat Berpuasa

Perhatian untuk penduduk Jakarta.-

Jatuhnya tanggal 1 Ramadhan kali ini nampaknya tidak banyak perbedaan antara pemerintah maupun organisasi islam lain di tanah air ini. Tarawih kedua sudah diadakan malam ini, koran dan semua surat kabar memberitakan hal yang sama berkaitan dengan mulainya bulan puasa ini. Walau demikian ada juga beberapa berita baik diradio maupun TV beberapa daerah di Sumatera sudah mulai puasa lebih dulu. Kalau awalnya smooth kita berharap insya Allah akhirnya juga akan smooth,,, tentu berkaitan dengan jatuhnya 1 Syawal. Namun lepas daripada itu toh puasanya telah dijalani satu bulan jadi kelanjutannya tak begitu jadi persoalan sebenarnya kalau dari sudut pandang kewajiban agama. Tapi karena berkaitan dengan budaya lokal, atau yang kita sebut Lebaran… nah ini dia yg suka bikin repot. Lebaran buat kita orang Indonesia ADALAH SESUATU YANG ISTIMEWA jadi harus dibahas sana sini. Tapi itu nanti aja karena pada intinya semua akan bergembira di hari Lebaran jadi mari kita bahas belakangan saja.

Nah ini tentang puasa di Jakarta. Banyak betul yang harus diperhatikan karena sebagai sebuah kota metropolitan yang sudah terkenal kacaunya, kita perlu memperhatikan beberapa hal.

Berangkat dan pulang kantor. Banyak yang berangkat ke kantor agak siangan jadi macet jalan agak bergeser lebih siang sedikit. Perlu diperhatikan bahwa awal puasa 1 minggu banyak sekolah libur jadi keliatannya tak seberapa macet. Nanti senin minggu kedua baru mbludak. Jadi mohon perhatian ekstra terhadap perubahan ini. En pulang kantor plis perhatiin deh. Banyak yang pulang lebih awal kantornya. Jam 16 kantor usai jadi kemacetan agak maju jadi jam 5 an sore. Dan banyak diantara pekerja yang ingin berbuka dirumah bersama keluarga. Jadi semua pada buru2 pulang. Sekalipun demikian jakarta tetap tidak akan terhindar dari macet, karena itu siap2 baik di mobil maupun di motor minuman. Paling tidak sedia aqua sebotol buat kalo terpaksa buka dijalan. Percaya deh… ini bakalan sering kejadian. Karena semua orang niatnya sama mau buka puasa dirumah, akibatnya ketemu dijalan semua dan jalanan jadi macet. Akhirnya anak istri terpaksa buka puasa tanpa sang bapak yg masih kena macet dijalan.

Dan jangan lupa ini bulan ber ber alias musim hujan sudah mulai. Dan bayangkan kalo sore jam 4 hujan mulai turun. Kalu cukup lebat 1/2 jam saja, Jakarta sudah sulit dibayangkan apa yg terjadi. Semua akan kehujanan dalam kemacetan Jakarta. Jadi plis hati2. Para wanita jangan lupa bawa payung para pria bawa jas hujan. Yang naik motor apalagi, yg naik mobil bensin pagi2 selalu isi penuh. kalo keabisan bensin selagi kena macet dan lagi hujan… ANCURRR deh pokoknya.

Jalan nuju Bekasi, jalan nuju Cinere, jalan nuju Kebun Jeruk, Jalan Sudirman… jangan pernah dibayangin akan kosong… ngimpi kali ye… Jalan2 itu hanya akan kosong 3 hari menjelang Lebaran, karena orang Jawa yang mengisi jalanan di Jakarta pada mudik. Tapi jangan salah, orang Padang juga sekarang ikut mudik Lebaran, en wong kito juga ikut mudik. So jadi Jakarta menjelang Lebaran nanti Jakarta berubah jadi… Betawi lageee.

– SELAMAT BERPUASA, mohon maaf bila ada salah kata dan khilaf –

Ral.-