Gas Bumi Bisa gantikan BBM

Abstrak disertasi A. Qoyum Tjandranegara, dengan judul:

GAS BUMI SEBAGAI SUBSTITUSI BAHAN BAKAR MINYAK:

OPTIMASI INVESTASI INFRASTRUKTUR DAN

ANALISIS DAMPAKNYA TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL

Terbatasnya infrastruktur gas bumi adalah hambatan utama dalam memaksimalkan pemakaian gas bumi di Indonesia. Subsidi BBM telah lama membebani anggaran belaja negara, dan menghambat pemakaian energi lebih murah seperti gas bumi. Ekspor gas bumi lalu sebagai gantinya mengimpor BBM yang lebih mahal menyebabkan banyak kerugian finansial bagi Indonesia. Ditambah persepsi bahwa investasi infrastruktur gas bumi yang sangat mahal akan membebani negara dan membuat harga gas bumi kurang bersaing dengan BBM menghambat realisasi infrastruktur ini.

Tujuan penelitian ini, pertama, memperoleh gambaran apakah harga gas bumi di tangan konsumen masih cukup menarik dibanding harga BBM yang lebih mahal setelah infrastruktur gas bumi nanti terbangun dengan tingkat pengembalian investasi infrastruktur yang menarik bagi penanam modal swasta. Optimasi biaya total rantai suplai gas bumi, dilakukan untuk menekan harga gas bumi. Kedua, memperoleh gambaran berapa investasi infrastruktur gas bumi yang diperlukan untuk mensubstitusi sejumlah volume BBM dan berapa besar penghematan biaya operasi, impor dan subsidi yang ditimbulkan. Ketiga, memperoleh gambaran seberapa besar dampak substitusi BBM dengan gas bumi terhadap kinerja perekonomian nasional. Optimasi menggunakan non-linier programmingdiselesaikan dengan metode Generalized Reduced Gradient. Dampak substitusi BBM oleh gas bumi terhadap kinerja perekonomian Indonesia dihitung menggunakan ekonometrika.

Hasil penelitian ini menunjukkan harga gas bumi ditangan konsumen dengan pendekatan optimasi bisa dibuat antara 59 – 71% dari harga BBM di sektor transportasi, antara 57 – 63% dari harga BBM di sektor industri dan listrik  untuk satuan energi yang setara. Selisih harga yang cukup menarik bagi konsumen BBM pindah ke gas bumi. Nilai penghematan subsidi, impor dan biaya operasi berlipat-lipat kali nilai investasinya, lebih dari sepuluh kali untuk sektor listrik dan industri.

Dari aspek makro ekonomi, hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi BBM dengan gas bumi,  investasinya dan penghematan yang diakibatkannya, menaikkan PDB sekitar 1,64-5,14%, meningkatan pertumbuhan PDB sekitar 0,07-0,37% dan yang lebih penting, menurunkan pengangguran sebesar 6,08-44,23%, tergantung pada jumlah substitusi, pengurangan biaya energi dan subsidi yang dialokasikan kembali sebagai investasi dan harga minyak mentah. Inflasi sedikit menanjak akibat pertumbuhan PDB, perubahan nilai tukar Rupiah dan harga minyak mentah tidak secara signifikan mempengaruhi ekonomi makro Indonesia. Secara keseluruhan, substitusi ini meningkatkan kinerja perekonomian Indonesia secara signifikan.

 

Kata Kunci:

Investasi infrastruktur, optimasi, gas bumi, substitusi bahan bakar minyak, ekonometrika, kinerja ekonomi, Indonesia